Harga emas global, terutama di Mercantil Exchange Comex, New York, hari ini, Sabtu WIB, di penutupan perdagangan mingguan, kembali ambruk karena didorong kenaikan data tenaga kerja Amerika Serikat
Kenaikan itu juga ditambah adanya kemungkinan bank sentral AS atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan 14-15 Maret
Meski demikian, harga emas masih berada di atas US$ 1.200 per ounce di tengah data ekonomi AS yang menguat.
“Jika suku bunga bank sentral AS naik, harga emas dapat reli dengan inflasi kembali menjadi fokus,” ujar Peter Spina, Chief Executive Officer GoldSeek.com, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu
Harga emas untuk pengiriman April melemah
Level itu terendah 30 Januari.
Secara mingguan, harga emas telah melemah dua persen.
Data tenaga kerja AS bertambah pada Februari menjadi sentiment untuk harga emas.
Dengan penambahan tenaga kerja itu memberikan spekulasi bank sentral AS akan menaikkan suku bunga.
“Bagaimana juga saat ini perhatian menuju ke rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Maret.’
“ Namun data ekonomi tidak begitu kuat untuk meyakinkan pasar kalau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini,” ujar Rob Haworth, Analis Senior US Bank Wealth Management.
Dengan rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS sebanyak tiga kali tersebut dapat menekan harga emas.
Di pasar uang, indeks dolar AS cenderung melemah terhadap sejumlah mata uang termasuk euro.
Penguatan euro usai pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi mengindikasikan pihaknya tidak khawatir dengan deflasi yang terjadi di zona euro.
Harga emas jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut tertekan komentar Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga terjadi bulan ini.
Yellen mengatakan pekan lalu bahwa Fed siap untuk menaikkan patokan suku bunga AS dengan mengacu pada penambahan lapangan kerja dan data inflasi yang naik.
Komentar ini dilihat sebagai tanda The Fed akan memutuskan tentang kenaikan suku bunga
“Ekonomi kami sekarang mengharapkan tiga kenaikan suku bunga pada tahun ini dan dua pada tahun depan, ” menurut catatan Standard Chartered.
Kenaikan suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan mata uang AS dan membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Komentar Fed telah menjadi semakin hawkish,” kata Analis Societe Generale Robin Bhar.
Memang, berdasarkan laporan pekerjaan bulanan termasuk non-farm payrolls, terlihat naik seratus sembilan puluh ribu.
Namun, pedagang mengatakan bahwa ketegangan geopolitik yang dibuat Korea Utara dengan menembakkan empat rudal balistik ke laut lepas pantai laut Jepang akan mendukung bullion.
“Pemilu Eropa juga merupakan sumber ketidakpastian, emas akan mendapatkan dukungan dari itu,” kata salah seorang pedagang.
Pasar juga akan menunggu keputusan kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa.