Setelah terpuruk selama dua hari, Senin dan Selasa kemarin, hari ini, Rabu 24 Desember 2014, harga emas batangan yang dijual PT PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, mengalami stagnan. Atau tetap berada di posisi Rp 521.000 per gram.
Sehari sebelumnyai, Selasa, 23 Desember 2014, harga emas terperosok sebesar Rp 4.000 per gram, melanjutkan keterpurukan di awal pekan, ketika Senin, emas Antam turun Rp 2.000 per gram
Hingga sehari menjelang liburan panjang natal, harga emas sudah terjungkal sebesar Rp 6.000 per gram dan menandai betapa rapuhnya kondisi logam mulia itu di pasaran.
Seperti dikutip “nuga” dari situs resmi Logam Mulia Antam, Rabu pagi, harga emas Antam tercatat Rp 521.000 per gram. Sama dibandingkan sehari sebelumnya.
Sedangkan harga buyback emas Logam Mulia Antam naik dari Rp 467.000 per gram menjadi Rp 469.000 per gram.
Di perdagangan global, meredupnya harga emas selama pekan-pekan Desember ini disebabkani menguat dollar dan jatuhnya harga minyak sehingga daya tarik emas sebagai aset alternative terabaikan.
Seperti dilansir dari Bloomberg, harga emas di pasar future untuk Februari masih berada di kisaran USD1.300 per ounce.
“Saya kira tidak banyak orang mengharapkan harga naik ketika lingkungan kurang ‘anti’ emas karena dolar yang lebih kuat sehingga orang akan beralih investasi,” kata presiden Infinity Trading Corp Indianapolis Fain Shaffer.
Rencana The Fed yang mengisyaratkan menaikkan suku bunga membatasi daya tarik emas sebagai penyimpan nilai. Sebelumnya Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Janet Yellen mengeluarkan pernyataan bahwa mereka masih akan menunggu waktu untuk menaikkan suku bunga ke level yang lebih tinggi.
Pada pertemuaan The Fed disebutkan bahwa rencana menaikkan suku bunga akan dilakukan pada tahun depan, namun rencana tersebut tidak akan terburu-buru.
Harga emas saat ini dibatasi oleh penguatan dolar dan harga minyak yang melemah. Keuntungan dari pasar sekuritas tersebut membuat daya tarik emas sebagai investasi menjadi alternatif.