Harga emas dunia, yang kemudian diikuti oleh lokal, masih berada di fase terendah, alias meredup, bersamaan dengan pergerakannya yang masih berada dalam fase kerugian pada hari Selasa pagi WIB.
Emas tetap bergerak defensif ketika mata uang dolar terus menguat.
Emas masih berada dalam pergerakan negatifnya dengan berada di kisaran lima bulan terendah terbaru di USD 1229 per troy ounce.
Harga emas jatuh ke level terendah dalam lima bulan tertekan penguatan dolar Amerika Serikat dan investor yang khawatir jika Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember.
Seperti ditulisr laman Wall Street Journal, Selasa pagi WIB, harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Logam mulia diperdagangkan di level terendah sejak awal Juni
The Wall Street Journal Indeks Dollar, yang membandingkan dolar terhadap sekeranjang mata uang lainnya
Dolar yang lebih kuat membuat bearish harga emas.
Sebab logam mulia ini akan menjadi lebih mahal bagi investor asing ketika dolar naik.
“Emas masih menghadapi angin, dolar AS terus mempengaruhinya,” kata analis di Commerzbank.
Optimisme atas pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Trump telah mendorong investor membuang aset safe-haven seperti emas, dan membeli aset berisiko lainnya.
Adapun saham telah naik ke posisi tertinggi baru-baru ini setelah pemilihan berlangsung, dengan Dow Jones Industrial Average mencetak rekor perdagangan.
“Logam terus terjebak dalam euforia baru dalam pertumbuhan ekonomi AS,” kata Peter Hug, Direktur Perdagangan Global Kitco Metals dalam catatannya.
Prospek Federal Reserve meningkatkan suku bunga pada bulan Desember juga menekan sentimen investor terhadap emas.
Pada hari Senin, Presiden Federal Reserve Bank Dallas Robert Kaplan mengatakan bank sentral akan mengambil langkah hati-hati terkait kenaikan suku bunga, dengan melihat kondisi ekonomi akibat suku bunga yang rendah.
Greenback terus mendapatkan support di tengah ekspektasi pada kebijakan perdagangan AS di bawah Presiden Trump.
Tentu saja, dolar yang menguat akan membuat barang ekspor AS lebih mahal di pasar global dimana ada potensi dampak yang merugikan pada pertumbuhan.
Banyak analis yang berbicara tentang kebijakan ekonomi Trump terhadap implikasi jangka panjang pertumbuhan dan utang.
Dalam lingkungan yang tidak stabil seperti saat ini maka satu-satunya cara untuk menjaga perekonomian adalah melemahkan dolar.
Perlu di ingat bahwa lindung nilai klasik untuk penurunan dolar adalah emas.
Jika AS memotong pajak besar-besaran bersama rencana pinjaman untuk membiayai renovasi infrastruktur maka kebijakan tersebut tidak akan membuat lonjakan yang signifikan pada inflasi.
Suku bunga riil tidak akan menyalip inflasi dan akhirnya akan membuat lingkungan yang positif bagi emas.
Pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal ketiga dirilis lebih kuat dari perkiraan sehingga menambah spekulasi bahwa ekspansi global sedang terjadi dan meredam permintaan untuk mata uang yen sebagai safe haven.
Dolar mungkin akan terus bergerak rally terhadap yen karena harapan yang diberikan oleh kebijakan ekonomi Trump dan pertemuan Fed pada bulan Desember akan digunakan investor untuk mencari petunjuk kebijakan Trump.
Sementara itu perdagangan emas lokal hari ini juga ambruk.
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam turun Rp 2.000 menjadi Rp 593 ribu per gram Di awal pekan harga emas Antam ada di angka Rp 595 ribu per gram.
Sementara harga pembelian kembali atau buyback emas Antam susut Rp 2.000 menjadi Rp 524 ribu per gram.
Itu artinya, jika Anda menjual emas yang Anda miliki, maka Antam akan membayar Rp 524 ribu per gram.