Harga emas menutup perdagangan hari Jumat WIB, 11 Agustus, di level tertingginya dalam dua bulan terakhir dan menambahkan untuk sesi sebelumnya kenaikan yang tajam sejak pertengahan Mei.
Kenaikan harga emas ini tak terlepas dari pengaruh tensi yang terjadi antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
Seperti ditulis laman “marketwatch,” pagi ini, Jumat, emas untuk kontrak Desember naik hampir satu persen per ounce, menandai level tertingginya sejak awal Juni.
“Pedagang akhirnya sudah bangun untuk menghadapi risiko di luar sana, sebagaimana Korea Utara berperilaku seperti katalis pada pekan ini,” kata Colin Ciezynski, Kepala Pasar Strategis CMC Markets pada Marketwacth.
Namun tetap saja emas berada di harga di bawah US$ 1.300 per ounce.
“Karena sejauh ini banyak yang hanya bicara, namun sedikit aksi,” tambahnya.
“Butuh hal negatif untuk membawa emas berada di harga di atas US$ 1.300. “
Sehari sebelumnya, harga emas global juga melonjak karena dipicu oleh kecamasan terjadi “perang” di Korea akibat ngototnya Korea Utara yang terus mengembangkan senjata kimia
Harga emas untuk pengiriman Desember naik tinggi, lebih dari satu persen. Atau pasnya satu koma tiga persen.
Dan ini merupakan kenaikan u terbesar sejak pertengahan Mei.
“Ini benar-benar emas sebagai aset safe haven,” ujar Ross Norman, Chief Executive Officer Sharps Pixley Ltd, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis, 10 Agustus.
Norman menuturkan, kalau harga emas perlu bergerak di atas US$ 1.295 per ounce agar meyakinkan kalau harga emas itu telah memasuki fase penguatan yang signifikan.
“Saya selalu curiga terhadap pergerakan harga emas seperti ini karena isu menyebabkan ketegangan politik antara Korea Utara dan AS jarang bertahan,” ujar dia.
Sementara itu, indeks dolar AS cenderung bergerak mendatar
Dolar AS mendatar itu seiring sentimen harga komoditas menguat. Adapun aset investasi cenderung aman bergerak menguat.
Aset investasi itu mulai dari surat berharga dan mata uang franc Swiss.
Selain masalah Korea, harga emas naik juga karena dipicu oleh kekhawatiran suku bunga AS.
Harga emas dipengaruhi dolar juga naik karena investor konsolidasi sebelum data inflasi keluar pekan ini yang menjadi sinyal turnaround Dolar di tahun ini.
Biasanya melemahnya dolar AS mendukung harga komoditas seperti emas. Sebab pelemahan greenback, menurunkan biaya pembelian emas di luar Amerika Serikat.
Di sisi lain, investor juga tetap mewaspadai data pekerjaan yang tak terduga menguat pada hari Jumat lalu.
“Kami pikir laporan pekerjaan cukup baik bagi Fed tapi pasar tetap skeptis bahwa akan ada kenaikan tarif di tahun ini, “kata Rob Haworth, Senior Strategi Investasi Bank Wealth Management.
Dalam minggu mendatang, harga emas bisa mendapatkan dorongan jika AS memilih untuk meningkatkan pengurangan plafon utang, tanpa menghubungkan ke belanja atau pajak, menurut Analis ICBC Standard Bank, Tom Kendall.
Sementara itu harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam juga naik Rp 3.000 menjadi Rp 598 ribu per gram
Sehari sebelumnya harga emas Antam di posisi Rp 595 ribu per gram.
Harga buyback juga naik Rp 1.000 per gram menjadi Rp 531 ribu per gram. Itu artinya jika Anda ingin menjual emas, Antam akan menghargainya Rp 531 ribu per gram.
Harga jual ini merupakan harga patokan di butik emas Logam Mulia Antam Pulogadung, Jakarta. Sedangkan harga di butik emas logam mulia lainnya bisa berbeda.
Antam menjual emas dengan ukuran satu gram hingga 500 gram. Hingga menjelang siang WIB, sebagian besar ukuran emas Antam masih tersedia.
Yang sudah ludes terjual ukuran 10, 100, 250, dan 500 gram.