Tersingkirnya Barcelona, usai dikalahkan empat gol di laga leg kedua semifinal Liga Champions, masih saja mengundang berbagai komentar keras dari berbagai kalangan.
Salah satunya datang dari Ronaldo Luis Nazario da Lima
Sebagai pesaing utamanya, Ronaldo ikut menyalahkan Lionel Messi atas kegagalan Barcelona di Liga Champions.
Bagi Ronaldo, Messi harus turut menanggung tanggung jawab baik saat dipuji karena menang atau dicaci karena kalah.
Messi nyaris menyempurnakan tahunnya dengan Barcelona musim ini. Namun kekalahan kosong berbanding empat gol dari Liverpool langsung mencoret segala hal fantastis yang dilakukan La Pulga dengan Barcelona musim ini.
Pada dua leg semifinal Liga Champions melawan Liverpool, Messi tampil fantastis di leg pertama. Dia mencetak dua gol dalam kemenangan tiga gol berbanding dua atas Liverpool, salah satunya lewat tendangan bebas.
Namun di leg kedua, Messi seperti menghilang. Dia beberapa kali lepas tembakan namun sialnya selalu ditepis oleh kiper Liverpool, Alisson Becker.
Kegagalan seperti ini menjadi kedua kalinya beruntun untuk Barcelona. Musim lalu, El Barca dipermalukan AS Roma dengan unggul gol tandang pada agregat empat gol berbanding empat gol. Sempat unggul empat gol berbanding satu gol di leg pertama perempat final Liga Champions, Barcelona malah kalah tiga gol.
Ronaldo berpendapat tidak adil kalau menyalahkan kekalahan Barcelona disebabkan oleh Philippe Coutinho. Dia meyakini pemain sekaliber Messi pun pantas disalahkan.
“Tidak adil kalau cari kambing hitam atas sebuah kekalahan. Saya lihat Barcelona punya tim hebat dan pemain terbaik di dunia, itu Messi,” ujar Ronaldo seperti dikutip Goal.com.
“Di hari lain saya baca pemain lain dilupakan dan Barcelona menang karena Messi. Ini sebuah ketidakadilan yang sangat besar untuk pemain dan tim pelatih.
“Barcelona tim hebat yang diisi pemain dan pelatih hebat. Anda harus lebih hati-hati saat memberi kritikan,” ujarnya, menambahkan.
Ronaldo meyakini Liverpool memang lebih pantas lolos ke final Liga Champions. The Reds disebutnya punya motivasi lebih.
“Liverpool punya motivasi lebih, intensitas dan keinginan. Di babak pertama, Barcelona punya peluang cetak gol yang mungkin mengubah segalanya,” katanya.
“Liverpool pantas lolos. Mereka tunjukkan mereka kuat dan punya kecerdasan.”
Sementara itu, mantan pemain Liverpool, Craig Johnston, merasa bangga The Reds bisa mengalahkan Barcelona di Liga Champions.
Menurut Johnston, Liverpool seharusnya berusaha membeli Lionel Messi setelah mengalahkan Barcelona.
Pasalnya, kata Johnston, kini tidak ada satu pun pemain yang menolak bermain untuk Liverpool yang sekarang ini.
The Reds baru saja mewujudkan come back dramatis di semifinal Liga Champions musim ini. Mereka takluk di leg pertama, dan mampu membalikkan situasi dengan kemenangan telak di Anfield. Semangat skuat Liverpool dinilai luar biasa.
Barca kesulitan bermain di Anfield. Lionel Messi yang biasanya mampu menyulitkan tim mana pun tampak kebingungan. Messi hebat, tetapi dia tidak bisa seorang diri memikul beban Barca.
Sebaliknya, setiap pemain Liverpool tampil trengginas, mulai dari bek sampai penyerang mereka.
Menurut Johnston, saat ini Liverpool telah berada di puncak dan masih akan lebih baik lagi. Pasukan Jurgen Klopp itu menyuguhkan salah satu sepak bola terbaik di Eropa saat ini, dan skuat hebat mereka yang sekarang bakal semakin baik musim-musim mendatang.
“Mereka [Liverpool] mencapai langit sebagai batasnya. Mereka telah melebihi batas skuat mereka sendiri. Lihat saja nama-nama pemain malam itu [vs Barca] tanpa pemain-pemain bintang dan tanpa Coutinho dan Suarez,” tutur Johnston kepada Express.
“Bayangkan jika pemain-pemain itu bertahan dan memberikan semua kemampuan mereka bagi kami. Kami harus mulai memelihara kebiasaan untuk tidak membuang pemain-pemain bintang.”
Liverpool telah mengalahkan Barca dengan skor telak. Mereka telah melakukan hal yang mustahil. Keberhasilan itu semakin membesarkan nama Liverpool. Sekarang The Reds punya momentum untuk mendatangkan nama-nama besar, bahkan Lionel Messi.
“Kami seharusnya membeli Lionel Messi! Itulah betapa hebatnya anda setelah anda membalikkan situasi melawan Barcelona.”
“Bagi saya, itu luar biasa, para pemain bisa menemukan 20-30 persen tambahan antusiasme dan semangat untuk pertandingan itu, dan pemain hebat lainnya [skuat Barca] kehilangan 30-40 persen motivasi mereka. Itu malam Anfield yang klasik,” tutup dia.