Kemarin siang di tengah amuk kacau balaunya jalanan haji mas mansur, tanah abang, jakarta pusat, saya meneleponnya setelah dua kali
slide
Ia masih seperti yang dulu. Masih penuh vitalitas diusianya sudah manula sepuh. Manula sepuh seperti saya yang gaek penuh. Usia
Kenangan itu tak kan mungkin terulang dan terlalu indah untuk dilupakan. Saya selalu merindukannya. Merindukan hari-hari terakhir di bulan ramadhan
Saya sering menularkan pertanyaan ini ke teman ngumpul atau teman ngobrol. Baik ngobrol nampak muka maupun ngobrol kelihatan punggung.. hahaha…
Saya seperti anak sekolahan. Tingkat paud. Seperti cucu saya. Disuruh mengeja kosakata-kosakata tertentu. Kosakata yang trending khas era digital. Kosakata
Pabrik ban di meulaboh.. refinery sawit…jalan toll …investasi mubadala…dan seterusnya.. dst…. Halu…. Saya hang..hing..heng…dengan narasi yang mengisi pernyataan itu. Pernyataan
Ia mengejek dengan kata “kuno” ketika saya men”share” esai seorang teman “old journalism” tentang tagar “kabur aja” lewat whatsapp di
Saya gak tahu apakah ia masih “memeluk” bir bintang bak guling sembari memandang poster bugil madonna dari ranjang bambu di
Isteri saya sekarang sudah berubah. Ia tidak lagi menjadikan dapurnya sebagai rumah resto tradisional. Sudah bergeser ke resto siap saji.
Saya tahu hasyim ks itu sosok kerinduan. Sepanjang hari kemarin saya menerima empat panggilan telepon dan lima sapaan di whatsapp