Sudah lama hilang cerocok yang dulu menusuk tubir laut itu. Gak ada lagi jejak jembatan panjang yang selangkangnya di topang
slide
Di panggung itu, smi-untuk selanjutnya saya memakai initial ini untuk nama sri mulyani indrawati- menjadi pemikir yang murung. Yang berbicara
Saya tak tahu kenapa begitu banyak pertanyaan tentang aceh yang gak terjawab. Bagaikan cet langet. Saya tahu dan pernah membaca
Saya tak perlu menjelaskan tentang “perang dunia ketiga” yang terjadi pada pekan-pekan ini. Perang model lama dalam versi baru. Mengatas-namakan
Bagi saya ia bagaikan seonggok sejarah. Bagaikan miniatur dari perjalanan musik negeri ini yang padat. Perjalanan musik yang warna warni
Entah kenapa pembicaraan kami kemarin siang melenceng tentang integritas wartawan. Integritas yang oleh seorang teman di hari temu wicara itu
Stigma. Saya sering menuliskannya. Sering mendengar bunyinya dari jerat kata yang menjepit otak saya. Bahkan terlalu sering muncul dalam bentuk
Kemarin pagi saya datang ke sebuah gym. Di undang. Untuk berbagi bagaimana di usia melewati pertengahan tujuh puluhan masih bisa
Tulisan itu sudah berusia lima puluh tiga tahun. Tepatnya bertanggal lima februari seribu sembilan ratus tujuh puluh dua… Kemarin saya
Sabang adalah indonesia? Sepertinya saya sulit diyakinkan bahwa sabang itu adalah indonesia Di otak saya sabang itu gak pernah punya