Nuga News

Saya seperti anak sekolahan. Tingkat paud. Seperti cucu saya. Disuruh mengeja kosakata-kosakata tertentu. Kosakata yang trending khas era digital. Kosakata

Saya punya alasan menolak untuk mewejang materi “feature” di sebuah klas penulisan milik seorang teman di kawasan bintaro, sabtu pekan

Dari kemarin hingga malam tadi status media sosial saya terus diseruduk kata-kata melecehkan. Kata-kata yang membentur dan menyuruk dari belakang;

Namanya Bahrun Suwatdi. Kini sudah jadi guru besar. Orangnya gemuk  dan pendek. Dari dulu perawakannya sudah begitu. Gak pernah berubah.

Dia seorang broadcaster.  Sebutan itu bukan saya yang menabalkan. Saya hanya mengamini. Karena tahu ia memang pantas menyandangnya. Alasan sumir

Saya belum tahu bagaimana Hendry Chairuddin Bangun melawan kasus pemecatannya. Yang baru saya tahu ia telah bikin pengaduan untuk mempertahankan

Ia kini sedang kena ghibah. Itu ia sudah tahu. Memang setahunya. Yang namanya ghibah itu ia tak perlu diberitahu. Ia

Kelas penulisan itu memerintahkan saya dan dua teman lainnya bercerita tentang era jurnalistik “kuda makan besi.” Era handset...era ganyang. hingga

Kemarin wartawan di karo demo bersama. Lokasinya: depan kantor polisi resort dan dewan perwakilan kabupaten di kabanjahe. Jumlah pendemo lima

Ia teman. Sudah lama sekali gak ketemuan. Usai yang terakhirnya. Mungkin udah tiga dekade lebih.... Saya gak ingat persis tahunnya.