Maaf…. saya menyebutnya dengan “penjabat gubernur” pemadam kebakaran. Saya punya alasan sangat kuat untuk menyebutnya begitu. Bidang tugasnya sebagai pejabat
Nuga Tokoh
Nuga Tokoh
Ia di ejek “wanita kucing.” Ejekan itu “mem”bal. Datang lagi ejekan baru: kama”bla.” Ejekan itu pun menguap. Ia hanya menanggapinya
Saya mengenalnya. Lebih dari kenal....Kelebihan kenalnya: mengenal ayahnya. Tidak sekadar mengenal nama. Kenal sampai ke cas..cis..cus...-nya. Cas..cis..cus..sangat khas. Khasnya teuku
Namanya Don Sabdono. Saya memanggilnya mas don. Nama pangkal tambah sapaan hormat untuk seorang lelaki walaupun secara tahun dan tanggal
Sabtu malam kemarin saya ke salihhara. Salihara arts center. Di kawasan pasar minggu. Jakarta selatan. Salihara, anda sudah tahu: sebuah
Saya lega. Usai mengikuti alur panjang pemberitaan media.Alur sepanjang tiga bulan terakhir. Hingga memasuki hari ini Tak ada berita di
Saya kehilangan. Ia pergi terlalu cepat. Untuk saya. Entah untuk anda… dan anda… Saya tidak tahu Pukul nol empat nol
Saya kehilangan. Ia pergi terlalu cepat. Untuk saya. Entah untuk anda… dan anda… Saya tidak tahu Pukul nol empat nol
Tiga hari sebelum kepergiannya saya besuk. Sabtu usai zuhur. Saya memang terlambat tahu: ia dalam perawatan di rumah sakit. Saya
Pesan pendek satu kata itu menempel di whatsapp saya menjelang dhuha kemarin. Dan untuk persisnya langsung saya salin sebagai judul.