Site icon nuga.co

Cabut Predikat “Special One” dari Mou

Media Inggris secara serempak menyuarakan desakan publik untuk meniadakan predikat “Special One” dari Jose Mourinho karena kejeniusannya tidak terbukti ketika Chelsea hanya bisa bermain imbang di Stamford Bridge dari Paris Saint-Germain yang bermain sepuluh orang sejak pertengahan babak pertama.

Chlesea terdepak dari lanjutan laga Liga Champions, Kamis dinihari WIB, 13 Maret 2015, setelah kalah agresifitas gol dari Paris Saint-Germain yang mampu membobol gawang “The Blues” dua gol di kandangnya, dan kedua tim bermain imbang dua gol berbanding dua di leg kedua babak “knock-out.”

Di leg pertama, di kandang PSG, Parc des Princes, Chelsea hanya bisa membobol gawang klub Paris itu satu gol, dan laga diakhiri seri, satu gol berbanding satu.

Tersingkirnya Chelsea ini berdampak pada pada pertanyaan, perihal kemampuan Jose Mourinho dalam meracik strategi tim.

Legenda Arsenal, Martin Keown, yang rajin menulis kolom dan analisis di “Daily Mail,” Jumat, 13 Maret 2015, mempertanyakan kejeniusan pelatih berdarah Portugal itu.

Tampil perkasa di kompetisi domestik, namun tidak demikian di turnamen Benua Biru.

Ya, The Blues secara mengejutkan harus tersingkir dari ajang tersebut setelah ditahan imbang oleh Paris Saint-Germain di laga leg kedua tengah pekan ini.

Dengan unggul produktivitas gol, Les Parisiens berhak melaju ke fase selanjutnya.

Satu nama muncul menjadi penyelamat hasil yang diraih tim wakil Prancis itu, dia adalah David Luiz. Bek Timnas Brasil ini mampu menyelamatkan timnya dari kekalahan, usai mencetak gol penyeimbang.

Luiz merupakan mantan pemain Chelsea yang dilepas pada jendela transfer lalu, namun hal itu terjadi lantaran Mourinho tergoda dengan uang yang dijanjikan PSG. Dari pertandingan tersebut terlihat jelas, bahwa bek itu sangat layak untuk dipertahankan.

Hal ini sempat terbesit dalam benak Keown, mengenai apakah “The Special One” sudah cukup jenius untuk melepas Luiz.

“Semua pujian layak dialamatkan kepada Luiz, ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Orang-orang menyebut Mourinho adalah yang jenius usai melepas Luiz, tapi apakah setelah pertandingan ini dia seorang jenius?” ucap Keown, seperti dilansir Squawka, Jumat, 13 Maret 2015.

“Tentu saja dia membiarkan Luiz pergi, demi uang sebanyak yang diinginkannya. Hanya saja dia tidak beruntung, karena pemain yang dilepas telah kembali dan menunjukkan bahwa dirinya memang layak dihargai mahal,” pungkasnya.

Tidak hanya Martin Keown yang geram dengan tersingkirnya Chelsea akibat ketidakmampuan Mourinho.

Legenda Manchester United, Paul Scholes, juga menganggap Mourinho dan The Blues bukanlah tim superior.
Ia dengan nada mencibir mengejek Jose Mourinho sebagai “badut.”

Cibiran yang bergelombang untuk Mou menjadikan mantan pemain Chelsea Hernan Crespo memberikan pembelaannya kepada pelatih asal Portugal tersebut.

Cresnan meminta pendukung Chelsea maupun pengamat sepakbola tidak menyebut The Special One bertindak bodoh dengan gagal menaklukan PSG yang hanya bermain sepuluh orang.

“Mourinho memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Chelsea. Mereka harus memberikan sikap respek yang tinggi kepadanya. Sebab, saya rasa Mourinho telah memberikan banyak hal untuk Chelsea dalam beberapa tahun terakhir,” kata Crespo, seperti disadur “Mirror,” Jumat 13 Maret 2015.

“Mereka harus mengingat kembali sebelum kedatangannya ke London, Chelsea hampir tak pernah menjuarai Premier League. Lalu, Ia datang dan berhasil mengangkat Chelsea mematahkan dominasi Arsenal serta Manchester United,” tutur Cresnan.

Seperti diketahui, awal musim 2014-2015 klub yang bermarkas di London Barat itu mampu tampil begitu perkasa di pentas Premier League. Tercatat, hingga memasuki pekan ketiga belas mereka belum menerima kekalahan.

Raihan manis itu sempat membuat sang pelatih, Jose Mourinho mengklaim bahwa timnya sebagai tim yang hebat. Namun demikian, hasil di leg kedua Liga Champions kontra Paris Saint-Germain tengah pekan ini menjadi bukti bila Chelsea bukan tim seperti yang dibicarakan.

“Sebelum menghadapi pertandingan leg pertama melawan PSG bulan lalu, Mourinho sempat memuji timnya sendiri sebagai tim yang superior”

“ Pernyataan itu, jelas sebagai klaim yang terlalu dini. Tim hebat takkan bermain tandang di Liga Champions dengan hanya menciptakan satu peluang mencetak gol, seperti yang dilakukan Chelsea di Paris,” kata Scholes, seperti dilansir London Evening Standard, Jumat, 13 Maret 2015.

“Bukan hanya itu, tim hebat tidak akan gagal menaklukkan lawan yang bermain dengan sepuluh pemain ketika tampil di kandang sendiri. Seperti yang sama-sama kita lihat kemarin, ini terbukti mereka bukan tim super,” sambungnya.

sumber : evening standard, mirror, daily mail dan sky sport

Exit mobile version