Manajer Chelsea Antonio Conte makin dekat ke akhir karirnya sebagai pelatih di Stamford Bridge usai timnya kalah dari dari Tottenhamp Hospur tiga gol berbanding satu Senin dihari WIB, 02 April.
Kekalahan ini sekaligus membuat sang pelatih kesal dan melampiaskannya dengan menendang botol air minum usai timnya dikalahkan
Peristiwa itu terjadi di ruang ganti pemain Chelsea usai pertandingan.
Menurut laporan The Sun, Conte kecewa karena lini belakang timnya membiarkan gelandang Tottenham, Dele Alli, mencetak dua gol dengan mudah.
Manajer asal Italia itu pun tidak segan menyebut gol-gol dari Dele Alli itu sebagai kebobolan yang bodoh bagi The Blues.
“Ada frustrasi hebat setelah kebobolan gol bodoh dengan cara ini, bukan hanya dengan berdiri. Jadi saya melakukan ini dengan botol air,” ujar Conte seperti dikutip dari The Sun.
“Mungkin pada saat itu saya ingin bermain dan menendang bola ke tribune,” Conte menambahkan.
Dua gol yang dicetak Dele Alli dalam pertandingan itu merupakan bentuk kelengahan lini belakang Chelsea.
Gol pertama pemain berusia muda itu merupakan hasil umpan jauh bek Ben Davies . Ketika itu, Alli seperti tidak mendapat penjagaan saat mengontrol bola.
Dengan sekali kontrol, pemain timnas Inggris itu mampu membobol gawang Willy Cabalero, sekaligus membawa Tottenham berbalik unggul.
Sedangkan gol kedua Alli tercipta setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Chelsea. Berawal dari tendangan Heung Min Son yang diblok bek Chelsea dan Caballero, bola akhirnya jatuh di kaki Alli yang langsung ditendang ke gawang lawan.
“Kami memainkan sepak bola yang bagus di babak pertama, tetapi hanya mencetak satu gol ketika kami layak untuk menyelesaikannya,” Conte menuturkan.
“Sebaliknya, kami kebobolan gol di menit terakhir babak pertama dan itu menciptakan masalah dalam pikiran kami. Kami kehilangan sedikit kepercayaan diri kami,” Conte menambahkan.
Sebelumnya Conte menegaskan nasibnya di klub tersebut tak tergantung trofi yang diraihnya.
Media-media Inggris sempat memberitakan karier Conte di The Blues kian buram. Manajer tim asal Italia itu dalam bayang-bayang pemecatan lantaran performa klub asal London itu yang anjlok.
Gagal di fase Enam Belas Besar Liga Champions, Chelsea hampir dipastikan juga gagal meraih gelar juara Liga Primer Inggris.
Satu-satunya peluang yang masih bisa dikejar The Blues adalah trofi Piala FA.
Conte sendiri menampik anggapan bahwa sukses atau tidaknya manajer di sebuah tim amat tergantung dengan pencapaian trofi.
“Ini bukan soal memenangkan trofi atau tidak. Kinerja pelatih di tim tak bisa dinilai hanya dengan juara demi juara, tapi kemajuan dan nilai-nilai skuat.”
“Ini adalah tim yang bisa berkembang lagi dalam hal kualitas dan pengalaman. Kami bisa melakukannya lebih baik dalam setiap aspek,” terang Conte dikutip dari Telegraph.
Mantan pelatih Timnas Italia itu pun menegaskan tidak hanya sekadar mencari kemenangan demi kemenangan.
“Saya melanjutkan pekerjaan saya dan sadar betul bahwa saya sudah melakukannya dengan baik,” ucap Conte.
Lantas kemana Conte usai dari Chelsea?
Antonio Conte berpeluang besar kembali menukangi Timnas Italia.
Wakil Komisioner Federasi Sepak Bola Italia Alessandro Costacurta mengatakan manajer Chelsea itu merupakan kandidat terkuat di antara calon-calon lainnya.
Sebelumnya, FIGC mengumumkan empat kandidat pelatih yang tengah dipertimbangkan menangani Gli Azzurri.
Selain Conte, ada nama macam Carlo Ancelotti, Claudio Ranieri, dan Roberto Mancini.
“Di antara para kandidat potensial, bagi saya ia akan menjadi yang terkuat. Jelas sekali saya akan bertemu dan bicara kepadanya dalam beberapa bulan ke depan,” ucap Costacurta kepada La Gazzetta Dello Sport.
Conte sendiri tak mau menampik kemungkinan apapun, termasuk kembali ke Timnas Italia setelah undur diri dari posisi pelatih pada dua tahun lalu untuk menangani Chelsea.
Belakangan, nasib Conte untuk bertahan menangani The Blues pun semakin buram. Pasalnya, saat ini mantan pelatih Juventus tersebut mengalami masa-masa sulit bersama klub milik Roman Abramovich tersebut.
Sementara itu, Costacurta menilai Conte masih layak untuk kembali menangani Timnas Italia setelah membawa skuat itu ke perempatfinal Piala Eropa .
“Conte sudah menunjukkan bahwa ia bisa menjadi pelatih Timnas Italia. Kita bisa lihat saat Piala Eropa. Sedangkan kandidat lainnya belum pernah berpengalaman menangani Timnas Italia.”
“Meski demikian, bukan berarti saya tidak senang dengan Mancini atau Ancelotti, kendati Ancelotti sendiri sudah menutup kemungkinan,” ujar Costacurta.