Manchester lolos. Kali ini bukan andil Wayne Rooney. Bukan pula Robin van Persie, yang absen karena cedera urat paha. Tapi, dialah Javier “Chicharito” Hernandez . Pemain “bangku cadangan” “Iblis Merah,” yang “babyface” itu, memenuhi keinginan David Moyes untuk menyingkirkan Liverpool dari kompetisi Piala Liga atau “Capital One Cup.”
Untuk itu media Inggris, “Sky Sport, ” menyebut kemenangan 1-0 di Kamis dinihari WIB, 26 September 2013, di Old Trafford itu sebagai hadiah “Chicharito” untuk menyelamatkan David Moyes. Seperti ditulis “Sky” dengan emosional, kemenangan itu “untuk dan atas nama penyelamatan David Moyes.”
“Sky Sport” jugalah diakhir pekan lalu yang menggugat peran Moyes di Old Trafford sebagai pewaris Sir Alex Ferguson ketika klub berjulukan “Iblis Merah” merana ketika kalah dari “tetangganya yang berisik” Manchester City. “Kekalahan yang mendegradasikan peran sentral Moyes sebagai pewaris keangkeran Old Trafford di lingkungan publik sepakbola,” tulis “Sky Sport” dengan nada kalimat gusar.
Kekalahan dari City memang membuat Manchester United terlunta-lunta dan terhenyak ke papan tengah klasemen Premier League yang secara rotasi di huni Liverpool, Chelsea dan Arsenal. Eksistensi Moyes mulai digugat, walau pun mantan pelatih Everton asal Scotlandia itu mulai menyadari keberadaannya di Old Trafffor adalah untuk mewarisi United dari nama besar Fergie.
“Chicharito,” seperti ditulis “The Observer” di situsnya “observer.com” menjelaskan, datang dari bangkucadangan tanpa pernah merengek untuk menjadi “starter” laiknya Wayne Rooney. Ia sadar berada selangkah Persie dan Rooney. Tapi begitu ia mendapat kesempatan sebagai “starter” ia memenuhi keinginan Moyes untuk menang dari rival paling “abadi” di di laga sepakbola Inggris.
Begitu pentingnya kemenangan bagi MU, walau pun hanya gol semata wayang yang dicetak Javier “Chicharito” Hernandez. Gol yang dikatakan oleh Rooney yang menyelamatkan United dari pelataran persaingan tiga trofi yang dibesut Football Association, atau PSSI-nya Inggris, selain Premier League dan Piala Carling.
Persis seperti yang diprovokasikan oleh pengamat sepakbola Inggris, pertandingan kedua “Merah” ini berlangsung dengan tempo tinggi. Saling gertak dan serang terjadi di awal laga. Apalagi laga kali ini, bagi Liverpool, sangat merangsang karena tampilnya kembali Luis Suarez, yang absen di sepuluh pertandingan karena sanksi FA atas “kenakalannya” menggigit Ivanovic, gelandang Chelsea.
Laga ini juga bagi Suarez sangat melegakan karane ia tidak tampil di Anfield Stadion, rumahnya Liverpool. Karena, kalau penampilan pertama Suarez ini di Anfield pasti ia akan dicerca oleh publik “The Reds,” karena kengototaannya untuk angkat kaki dari klub paling disegani di Premier League itu.
Aroma laga yang menguapkan permusuhan kedua tim sudah menjalar sehari sebelum pertandingan lewat komentar pelatih Brendan Rodgers yang mengatakan, MU bukan lagi lawan yang angker. Masa kejayaannya telah terkubur bersama kepergian Fergie sebagai pelatih hebat.
Brendan menyebut David Moyes, pelatih MU, hanya kunang-kunang yang terbang dikeredupan Old Trafford usai masa paling benderang ketika Alex Ferguson bersinggasana.
Paling tidak, diawal pertandingan kedua tim sudah bergerak kea rah permainan tempo tinggi. Saling bergantian menyerang, tetapi sama-sama kesulitan menciptakan peluang. Sejumlah peluang yang tercipta juga tak membuahkan gol karena antisipasi David De Gea dan Simon Mignolet sama-sama mampu mengantisipasi ancaman.
United membuka peluang lewat Nani pada menit kedua, sepakan kencang dari luar kotak penalti, sayang bola masih menyisir sisi gawang Liverpool. Sepakannya pun hanya menghasilkan sepakan pojok bagi kubu tuan rumah.
Giliran Liverpool menusuk pertahanan United pada menit ke-10, lewat Luis Suarez. Sayang, operan dari pemain yang telah menjalani hukuman 10 laga tersebut tak ada yang menyambutnya di dalam kotak penalti.
Suarez bermain cukup atraktif pada laga kali ini hingga beberapa kali merepotkan barisan belakang Setan Merah. Menit ke-16, Daniel Sturridge mendapatkan umpan dari Suarez, tapi bola sepakannya dari dalam kotak penalti masih menjauh dari sasaran.
Memasuki pertengahan babak pertama, United dipaksa bermain setengah lapangan oleh kubu Liverpool. Alhasil, pertahanan tuan rumah terus mendapatkan gempuran dari The Reds yang sejauh ini cukup menyulitkan.
Javier Hernandez kembali membuka peluang bagi United pada menit ke-30. Berawal dari serangan Kagawa, Hernandez yang mendapatkan bola umpannya langsung melesatkan bola dari sisi kanan kotak penalti. Bola sepakan pemain Meksiko tersebut masih melambung di atas gawang Mignolet.
Di babak kedua, Setan Merah langsung membuat publik Old Trafford bergemuruh. Pasalnya, Javier ‘Chicharito’ Hernandez berhasil membuka keunggulan bagi United lewat sontekan kaki kanannya pada menit ke-46 yang memanfaatkan sepak pojok dari Rooney.
Tertinggal 1-0 membuat para pemain Liverpool mencoba bangkit dan melancarkan serangan. Sturridge pada menit ke-47 mendapatkan umpan dari Victor Moses, akan tetapi bola keburu dipotong bek United sebelum dimanfaatkan menjadi gol.
Suarez melesatkan tendangan cukup keras pada menit ke-69 dari dalam kotak penalti, akan tetapi bola kembali melewati pinggir gawang United. Beberapa menit kemudian giliran Moses yang mengancam lewat bola tandukannya.
Beruntung, bola tepat mengarah pada De Gea hingga bisa diamankan dengan baik. Liverpool mendapatkan hadiah tendangan bebas pada menit ke-71 usai dijatuhkannya Suarez oleh Phil Jones.
Rooney yang menjadi eksekutor, menjalankan tugasnya cukup baik. Akan tetapi, Mignolet berhasil tampil lebih baik dengan menepis sepakan keras dari pemain yang pada laga ini mengemban tugas menjadi kapten United.
Jelang berakhir babak kedua ini, kedua tim silih berganti lakukan serangan dan mencetak peluang. Akan tetapi, tak ada gol yang kembali tercipta dan memaksa laga berakhir dengan skor 1-0 bagi kemenangan United.