Kemenangan Jerman atas Argentina di final Piala Dunia 2014, yang berlangsung Senin dinihari WIB, 14 Juli 2014, dan mengukuhkan “der Panzer” sebagai Juara “World Cup,” dikatakan Joachim Loew sebagai sukses dari hasil kerja keras yang tidak sebentar.
Estadio do Maracana menjadi saksi saat Die Mannschaft merebut titel juara dunia keempatnya. Mario Goetze menjadi penentu kemenangan Jerman lewat gol tunggalnya yang tercipta di babak perpanjangan waktu.
Untuk mencapainya, Jerman mesti melewati serangakaian proses. Setelah menjadi runner-up di Korea-Jepang 2002, Jerman sedikit-sedikit mulai regenerasi para pemainnya. Hasilnya, Jerman dua kali menjadi semifinalis dan finis runner-up di Piala Eropa 2008 serta tempat ketiga empat tahun berikutnya sebelum akhirnya bisa juara dunia di Brasil.
“Kami memulai proyek ini pada sepuluh tahun lalu, dan yang terjadi pada hari ini adalah hasil kerja selama bertahun-tahun, mulai dengan Juergen Klinsmann,” ungkap Loew yang dilansir Fifa.com.
“Kami terus membuat kemajuan pesat, kami percaya pada proyek ini, kami kerja keras, dan jika ada tim yang pantas mendapatkannya maka inilah tim itu.”
“Kami selalu memainkan sepakbola yang bagus dan saya percaya bahwa setelah turnamen ini, atau lebih dari tujuh pertandingan ini, kami telah memperlihatkan penampilan terbaik dari tim manapun di Brasil.”
“Anak-anak juga mengembangkan sebuah semangat tim yang luar biasa. Mereka memiliki kapasitas teknik dan mereka juga memiliki keinginan yang kuat yang mana itu diperlukan untuk melakukan apa yang diperlukan.”
“Kami adalah tim Eropa pertama yang berhasil menjuarai Piala Dunia di tanah Amerika Selatan dan itu membuat kami begitu bangga. Setiap pemain sudah memberikan segala yang mereka punya,” ujar Loew.
“Saya sempat merasa ini karena kami telah bersama-sama selama lima puluh hari tapi ini sebenarnya merupakan proyek kami yang dimulai sepuluh tahun yang lalu,” kata pelatih yang kalem itu, seperti dikutip dari Reuters.
Proyek sepuluh tahun Jerman ini dimulai saat dilatih Juergen Klinsmann pada tahun 2004. Saat itu, Loew menjadi salah satu asisten Klinsman yang ikut andil dalam penyusunan proyek tersebut. Loew kemudian menjadi pelatih skuad Jerman menggantikan dari Juergen Klinsmann pada tahun 2006.
“Kami mulai dengan Juergen Klinsmann dan kemudian saya melanjutkannya. Kekuatan terbesar kami adalah performa kami terus meningkat meski gagal melangkah maju di sebuah turnamen, ” kata Loew.
Setiap kegagalan di sebuah turnamen dijadikan pelajaran berharga oleh timnas Jerman. Salah satu antisipasinya adalah dengan membuat pusat-pusat pelatihan untuk pemain muda.
Hasil dari program tersebut telah terlihat di sosok Mario Goetze yang mencetak gol penentu kemenangan Jerman saat melawan Argentina.
“Bundesliga memiliki peran besar dalam hal ini dengan menyediakan pusat-pusat pelatihan,” ujar Loew.
Hasil investasi tersebut mulai terlihat di Piala Dunia 2010 ketika Loew menerjunkan tim dengan pemain-pemain usia termuda dalam tujuh puluh enam tahun sejarah Jerman. Selain itu, tim ini memeragakan gaya menyerang yang atraktif dan menyenangkan para penggemar.
Selain menjadi negara Eropa kedua setelah Italia, yang mengumpulkan empat trofi juara dunia, Jerman menjadi negara Benua Biru pertama yang menaklukan benua Amerika. Sebelumnya, belum ada negara Eropa yang bisa menjadi juara selama Piala Dunia digelar di daratan Amerika.