Media raksasa Spanyol, “Marca, As, Football Espana dan Sky Sport Spain” secara serempak menurunkan edisi yang berbeda, tapi satu dalam konklusinya, menunjuk Atletico yang keluar sebagai juara di laga inal Champions League, Minggu dinihari WIB, 25 Mei 2014, dalam “derby” Madrid di Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal melawan “El Real.”
Atletico Madrid ditulis oleh media Spanyol itu sedang berada di posisi yang lebih “fresh” dibanding Real Madrid.
Atletico sedang berada dalam “romantisme” pasca juara La Liga musim ini, setelah mengungguli poin Barcelona dan Madrid yang sudah lama mendominasi La Liga.
Atletico memiliki peluang untuk melengkapi titel La Liga dengan gelar di Liga Champions. ketika berlaga di babak final melawan rival sekotanya, Madrid.
Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone yakin anak asuhnya sudah sangat termotivasi menatap final Liga Champions. Menurutnya, yang dibutuhkan kini cuma menjaga konsentrasi.
Laga ini sendiri diyakini tidak mudah bagi Atletico. Selain secara kualitas individu sang rival dinilai lebih baik, Madrid juga punya motivasi besar untuk juara demi meraih trofi ke-sepuluh alias “La Decima.”
Simeone pribadi yakin timnya tak akan menemukan motivasi untuk menang, apalagi ini merupakan final pertama sejak empat puluh tahun terakhir. Atletico menjuarai Champions League terakhir kalainya tahun 1974.
Satu hal yang jadi perhatian pelatih asal Argentina itu hanya soal menjaga konsentrasi.
“Satu-satunya motivasi yang mereka butuhkan adalah berusaha untuk seragam dalam mengemban misi klub ini. Bermain untuk Atletico Madrid adalah motivasi itu sendiri, siapapun tim yang kami hadapi,” katanya dikutip AS.
“Motivasi ada di dalam diri dan jika tidak, maka sangat sulit untuk meraih hasil-hasil. Berada di final sendiri memotivasi kami. Kami perlu benar-benar memperhatikan diri kami sendiri dan bersiap dengan baik, kami perlu menjaga jarak dari pemikiran-pemikiran yang mungkin terlintas di pikiran kami,” demikian pria pelatih asal Argentina itu.
Madrid sendiri menatap laga final Champions League, yang akan dimainkan di Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal, berambisi untuk mewujudkan “La Decima.”
“Setelah sekian lama, momen besar ini telah tiba. Tidak hanya untuk tim tapi juga di level personal, semua pengorbanan, usaha, dan kerendahan hati dari seluruh tim telah memberi kami kesempatan, imbalan bagi kami untuk bermain di final Liga Champions,” sebut Zidane, asisten pelatih Madrid kepada “Marca.”
“Semoga kami mendapat sedikit keberuntungan dan hal itu berhasil untuk kami, bahwa baik para pemain dan fans bisa menikmati Decima yang sudah dinanti-nanti dalam waktu yang panjang,” lanjutnya.
“Atletico adalah favorit, juara saat ini. Tahun-tahun sebelumnya dimenangi oleh tim lain. Tahun ini giliran mereka karena mereka layak ada di sana,” ujar bekas “plymaker” Real itu.
“Kami akan bermain untuk segalanya dengan hanya satu tangan. Ini adalah kesempatan yang unik dan benar bahwa tidak ada yang mengingat mereka yang ada di posisi kedua. Final ada untuk dimenangi,”
Walau pun tak mengabai misi untuk mewujudkan La Decima, pelatih Carlo Anelotti i mengaku tak mengalami tekanan.
Meski La Decima selalu disebut-sebut dalam perjalanan Madrid di Liga Champions, Ancelotti tak merasakan hal tersebut sebagai sebuah tekanan. La Decima disebutnya sebagai sebuah motivasi.
“Anda harus cukup rileks dalam mempersiapkan diri untuk pertandingan. Masalah utama adalah takut. Rasa takut tidak bagus,” ujar Ancelotti di situs resmi UEFA.
“Kami harus mengambil waktu sebelum pertandingan untuk menyiapakan pemain dak taktik. Ketika Anda berpikir soal apa yang harus dilakukan di sini sebelum pertandingan dimulai tidak ada waktu untuk takut.”
“La Decima bukan obsesi, itu adalah motivasi yang luar biasa. Kami punya peluang yang besar untuk masuk dalam sejarah klub ini. Ini adalah kesempatan yang sangat besar. Kesempatan untuk mendapat La Decima sangat bagus dan sangat positif. Kami akan menggunakan semua energi kami untuk mencapainya,” lugasnya.
Atletico Madrid bukan lawan yang asing untuk Real Madrid. Kedua tim sudah kerap bertemu sehingga sudah paham kekuatan masing-masing.
Empat pertemuan sebelumnya terjadi di La Liga dan Copa del Rey. Dari empat laga itu, Madrid sedikit lebih dominan dengan mencatat dua kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kali kalah.
Sudah sering berhadapan, Carlo Ancelotti pun paham kekuatan Los Rojiblancos. Entrenador Madrid itu memprediksi laga final di Estadio Da Luz akan berjalan ketat.
“Atletico bukan tim yang terbuka ketika mereka menyerang. Mereka rapat bahkan ketika menyerang. Mereka maju dengan kontrol. Kami tahu mereka akan jadi tim yang solid,” sahut Ancelotti di situs resmi UEFA.
“Kami sudah bermain melawan mereka empat kali musim ini jadi kami tahu satu sama lain dengan baik. Kami harus menemukan cara untuk mengalahkan mereka. Seperti semua final, ini akan jadi sangat berimbang,” lanjut pelatih asal Italia itu.
“Mereka bekerja dengan baik bersama-sama, jadi untuk menang kami harus bekerja keras. Kami harus bekerja bersama dan fans akan membantu kami seperti yang mereka lakukan di perempatfinal melawan Borussia Dortmund dan semifinal melawan Bayern Munich.”
“Musim Atletico menunjukkan bahwa mereka punya tim yang berkualitas. Di final seperti ini, tidak ada favorit. Setelah mereka memenangi liga, mereka gembira tapi kami termotivasi dan bergairah karena kami sudah tampil bagus sejauh ini,” katanya.
sumber : marca, as, football espana, sky saprt spain dan uefa.com