Gol cepat Mandzukic,dan satu-satunya gol yang lahir di laga “Supercopa et Espana,” pada “derbi madrilène” di Vicente Calderon, Sabtu subuh WIB, 23 Agustus 2014, antara Atletico dengan El Real, menjadikan tim asuhan Diego Simeone pemilik juara untuk dua trofi di Liga Spanyol.
Sebelumnya, Ateltico meraih trifi La Liga. Madrid sendiri juga memiliki tiga piala. Champions League , Copa del Rey dan Piala Europa. Dengan menyandingkan dua trofi ini, Atletico kini bukan lagi menjadi tim “kelas tiga” yang selama ini dianggap kasta paria dalam sepakbola Espana.
Atletico Madrid mengalahkan Real Madrid satu gol di leg kedua ini yang menjadikannya unggul agregat dua gol berbanding satu gol atas rival sekotanya itu.
Ini menjadi gelar kedua Atletico dari lima kali tampil di ajang tersebut, termasuk tahun lalu ketika dikalahkan Barcelona. Pertama kali Atletico menjadi juara pada dua puluh sembilan tahun lalu.
Sedangkan bagi Madrid, hasil ini membuyarkan ambisi mereka menyapu bersih enam gelar yang bisa diraih pada musim yang sedang berlangsung. Sebelumnya, Los Blancos sudah menjuarai Piala Super Eropa usai mengalahkan Sevilla pada awal bulan ini, sehingga kini mereka membidik empat gelar tersisa..
Penyerang anyar Mario Mandzukic menjadi pahlawan kemenangan Atletico berkat gol cepat dalam derbi Madrid ini. Pemain yang dibeli dari Bayern Muenchen tersebut menjebol gawang Iker Casillas pada menit kedua.
Striker tim nasional Kroasia tersebut memanfaatkan peluang emas yang dimiliki. Berawal dari tendangan jarak jauh kiper Atletico, Moya, bola yang disundul Varane justru mengarah ke tengah kotak penalti. Mandzukic menyongsongnya dan melepaskan tendangan datar ke sisi kanan tanpa bisa dijangkau Casillas.
Setelah gol cepat itu, Madrid bermain lebih agresif. Sayang, sejumlah peluang yang dimiliki tak mampu menghasilkan gol.
Laga ini juga diwarnai pengusiran terhadap pelatih Atletico, Diego Simeone. Pelatih asal Argentina tersebut dinilai berlaku kurang sopan terhadap ofisial, sehingga dia diganjar kartu merah dan harus menyaksikan sisa laga ini dari kursi penonton.
Pada babak kedua, Madrid terus memberikan tekanan. Meski demikian, mereka gagal mencetak gol balasan. Masuknya Cristiano Ronaldo menggantikan Toni Kroos tak memberikan dampak yang signifikan karena Los Blancos sulit meruntuhkan barisan pertahanan Atletico.
Sebaliknya, Atletico nyaris menambah keunggulan jika Casillas tak piawai menepis sejumlah serangan lawan. Aksi gemilang Casillas itu termasuk ketika menggagalkan peluang bagus Koke, di mana dia sukses membendung tendangan keras pemain tersebut.
Hasil ini memperlihatkan bahwa Atletico tetap menjadi musuh yang harus diperhitungkan dalam perebutan gelar Liga Spanyol musim baru ini. Meski Barcelona dan Madrid menjadi favorit, tetapi tim besutan Simeone ini tetap punya kans untuk mempertahankan gelar.
Piala Super Spanyol yang mereka menangkandalam dua leg di El Derbi Madrileño kontra Real Madrid dini hari tadi, bukanlah merupakan capaian kecil.
“Beberapa orang mengatakan bahwa Supercopa merupakan trofi inferior, tapi buat kami raihan ini punya nilai tersendiri. Kami berjuang keras untuk mendapatkannya,” tutur Simeone seperti diberitakan “Football-Espana,” Sabtu, 23 Agustus 2014.
Hal senada diutarakan Capitán Fernández. Kemenangan mereka atas rival sekota, juga dianggapnya sebagai bukti nyata bahwa kejayaan mereka di musim lalu dengan gelar La Liga, bukan kebetulan semata, melainkan sudah mapannya kapasitas mereka sebagai salah satu raksasa Spanyol.
“Gelar ini raihan yang penting dan kami akan terus berkembang. Selama dua leg, kami menunjukkan bahwa kami mampu bersaing dengan siapapun. Capaian ini sangat vital buat kami,” timpal Gabi.
Kemenangan ini oleh media Spanyol ditulis sebagai pengasahan atas impresifitas permainan Atletico Madrid.
Media Spanyol juga mengecam aksi utak-atik Carlo Ancelotti di lini depan El Real yang tidak membuahkan hasil selama pertandingan.
Keras, cepat, dan sedikit emosional adalah gambaran pertandingan kali ini. Selamat untuk Atletico dan para penggemarnya, atas raihan titel “Raja segala Raja” – Trofi Super Spanyol. Dendam kekalahan Atleti di Liga Champions dari Madrid musim lalu pun terbalaskan!
Tak sedikit yang selama ini mencibir bahwa titel Supercopa de España hanya gelar penggembira, trofi yang inferior. Namun ungkapan bertolakbelakang 180 derajat meluncur dari para punggawa Atlético Madrid.