Barca berada dalam situasi kemelut untuk menghardikkan “remontada” untuk menepis situasi rumit menjelang sisa waktu, yang dalam hitungan jam, laga keduanya di semifinal Champions di Nou Camp. Kebangkitan kembali yang ditiupkan dari “roh” Catalonia oleh pelatih Tito Villanova, menjadikan Barcelona tersihir untuk mengadopsi permainan Depotivo La Coruna sembilan tahun lalu, ketika klub Spanyol itu menyungkurkan AC Milan dengan lima gol.
Ketika itu, Deportivo juga kalah di San Siro 4-0. “Situasinya persis seperti Barcelona sekarang,” ujar Walter Pandiani, mantan striker Depor yang mencetak gol pertama sembilan tahun itu. Kini Barca harus menyalin strategi itu. Dan Pandiani mengingatkan satu kunci penting. “Bikin gol cepat. Dengan gol cepat lawan akan tertekan dan hanya memelihara sisa agregat. Jangan pedulikan hitungan itu,” pesan Pandiani kepada Tito dan Roura, pelatih dan asisten pelatih Barcelona.
“Memang tak ada pilihan lain,” ujar Pandiani kepada surat kabar “AS.” Dan memang tidak mudah bagi Barca yang dalam pertandingan Kamis dinihari WIB itu harus tidak memainkan Puyol akibat belum pulih dari cederanya. Bahkan, dengan ketiadaan Jordi Alba, yang dilarang main karena akumulasi kartu, tambah memusingkan Tito.
Berlainan dengan Puyol, Gerard Pique tidak memiliki sinerjitas koordinasi untuk melakukan manajemen pertahanan. Ia tidak seperti Puyol yang mampu menggerakkan pemain bertahan dalam satu kesatuan gerak. Puyol mampu menginspirasi pembentukan zona diagonal dan simetris dalam bertahan dan menggerakkan serangan. “Itu tidak dimiliki Pique yang “strength full pressure.”
Tito memang telah mampu mengembalikan Lionel Messi pada form terbaiknya. Ia tidak segan-segan meletakkan harapan kepundak pemain “cebol” itu untuk menggerakkan serangan. “Berikan saja umpan kepadanya. Biarkan dia menyelesaikannya,” kata Tito dengan optimis.
Untuk menggandakan peran Messi Villanova telah mengubah posisi Busquets lebih kedepan dan menemmpat Xavi untuk lebih rajin memberi “passing.” Bila saja Mascherano bisa turun Xavi akan bisa menjawab seluruh kebutuhan “tiki taka” dengan menarik Pedro lebih keluar dan membebani Iniesta dengan pergerakan tanpa batas.
Strategi ini, menurut tabloid sepakbola Spanyol, “Marca” akan bisa menjawab kebutuhan gol cepat yang diinginkan Barca. Tabloid itu merujuk dalam tulisannya kegagalan Madrid mendapatkan gol tambahan akibat terlambat “start.” Itu pengalaman buruk. Sampai dengan tiga perempat waktu pertandingan tak ada gol yang datang, tulis “Marca.” Barca tak perlu mengulangnya.
Untuk mendapatkan permainan yang elok, tulis “Marca,” Blaugrana harus bisa bermain tenang. Jangan terburu-buru mengejar garis gawang. Bayern pasti kecut dengan pulihnya Messi. Mereka akan meriang dengan Nou Camp yang menabuh genderang dukungan.
Barca punya waktu sembilan puluh menit. Apa pun bisa terjadi dengan masa itu. Barcelona masih punya peluang. Kekalahan telak 0-4 dari Bayern Muenchen di Allianz Arena bukan harga mati. Barcelona butuh menang dengan selisih lima gol pada laga di Camp Nou.
Dan Lionel Messi mengumandang, “Kami butuh kebangkitan.” Itu dibuktikan Messi, ketika laga melawan Athletic Bilbao yang berakhir imbang 2-2 akhir pekan lalu.
Memang ada kendala untuk mengejar angka itu. Aabsennya pilar Blaugrana. Javier Mascherano, Carles Puyol, Sergio Busquets, dan Eric Abidal mengalami cedera. juga Jordi Alba juga ikut urung tampil karena akumulasi kartu.
Barcelona tentu akan bermain menyerang habis-habisan untuk menggempur barisan pertahanan Bayern. Cara bermain ini yang bisa menjadi bumerang. Laga itu rencananya akan disiarkan SCTV pada Kamis pukul 01.30 WIB.
Bayern tentau tidak mudah untuk dikalahkan dengan gol yang banyak. Memiliki sayap-sayap lincah dalam diri Franck Ribery dan Arjen Robben tentu saja klub Bavaria itu ingin membobol gawan Barca di Nou camp. Bila Daniel Alves dan Adriano keasyikan menyerang, maka lubang di sisi lapangan akan dieksploitasi duet “Robbery”, julukan Robben dan Ribery. Ini menjadi makanan empuk dua sayap cepat itu. Kebobolan gol akan membuat pekerjaan pasukan Tito Vilanova semakin berat.
Kubu Bayern sebenarnya enggan terlena atas kemenangan telak di kandang. FC Bavaria memastikan akan tetap fokus dan konsentrasi menghadapi pertemuan kedua di markas yang terkenal angker itu.
“Orang banyak membicarakan mengenai final sesama klub Jerman di Wembley. Tetapi, pertama-tama, kami harus menghadapi Barcelona dulu,” ungkap Pelatih Jupp Heynckes.
“Kami akan bermain dengan semangat, konsentrasi, dan rencana taktik yang sama,” lanjut arsitek yang musim depan akan digantikan Josep Guardiola itu.
.