Site icon nuga.co

“Lupakan Semua Trofi MU”

Manchester United harus melupakan semua trofi, dan kembali menjadi klub “klas dua” di Premier League, setelah disepelekan oleh Liverpool lewat tiga gol tanpa balas di Old Trafford, Minggu malam WIB, 16 Maret 2014, dalam “big match” klasik, yang dikatakan pengamat sepakbola Bob Wilkins di “Daily Mail,” sebagai momentum pecahnya gelembung David Moyes.

Kekalahan MU di “Dream Theatre” dari Liverpool juga disebut Richard Allen dari “The Mirror,” sebagai kesalahan David Moyes ketika menjawab kebutuhan pemain dan respon terlambatnya melakukan rotasi pskologis usai Sir Alex Ferguson hengkang menikmati pensiunnya.

“Banyak faktor yang saling berhimpitan yang terlambat diselesaikan oleh Moyes di awal kedatangannya ke Old Trafford. Kasus Rooney, penggantian semua pelatih fisik, kper dan teknis. Bahkan Moyes mengenyampingkan strategi Sir Alex di masa transisi,” tulis Richard dengan tajam.

Allen dalam tulisannya yang diturunkan di media online milik “Mirror,” beberapa saat usai pertandingan MU versus Liverpool, menunjuk tiga penalti sebagai kasus buruk dari frustruasinya pemain terhadap susunan pemain dan strategi Moyes yang tidak dipahami.

Wasit menunjuk titik putih sebanyak tiga kali untuk penalti saat Manchester menjamu Liverpool di Old Trafford, Minggu malam WIB. Dua di antaranya dituntaskan Steven Gerrard menjadi gol, sementara yang lainnya gagal.

Gerrard sebenarnya bisa mencatatkan hat-trick penalti dalam laga tersebut, namun pada kesempatan ketiga eksekusinya dimentahkan tiang gawang.

Ketiga penalti Liverpool didapat dari handball Rafael da Silva, pelanggaran Phil Jones terhadap Joe Allen dan tekel Nemanja Vidic terhadap Daniel Sturridge, yang berbuntut keluarnya kartu kuning kedua buat bek asal Serbia itu.

Terlepas dari penalti ketiga yang dianggap kontroversial – tayangan lambat menunjukkan Sturridge tidak kena ditekel Vidic – ada beberapa catatan menarik terkait penalti-penalti yang terjadi di Old Trafford malam tadi.

Steven Gerrard menyebut kemenangan Liverpool atas Manchester menjadi bukti kalau tim Anfield itu pantas bersaing jadi juara Premier League. “Kami menunjukkan hari ini kalau kami adalah penantang serius juara.”

Tiga poin dari Old Trafford menjaga Liverpool dalam jalur balapan menjadi juara Premier League. Dengan masih memiliki satu pertandingan sisa lebih banyak, skuat besutan Brendan Rodgers tertinggal empat angka dari Chelsea di puncak klasemen.

Berbicara soal gelar juara liga, Gerrard menyebut kalau Liverpool berpeluang menyudahi puasa panjangnya di musim ini. Namun seluruh pemain diminta tidak jemawa dengan hasil yang didapat dan tetap bermain dengan intensitas yang sama saat berhadapan dengan tim-tim yang lebih lemah.

“Kami percaya kami bisa memenangi liga. Tapi yang termudah dalam sepakbola adalah membicarakan sesuatu yang sepertinya akan menjadi kenyataan. Kami harus memperlakukan Cardiff dan Sunderland di pertandingan selanjutnya sama seperti kami menghadapi MU,” sahut Gerrard di BBC.

Pernyataan senada terlontar dari sang manajer. Brendan Rodgers meminta pemainnya langsung fokus pada laga-laga berikut dan melupakan kemenangan yang didapat di Old Trafford.

“Kami tidak akan terlena. Ini hasil yang hebat dan kepercayaan diri kami tinggi saat ini, tapi kami hanya fokus ke pertandingan selanjutnya. Jika kami bisa bermain dengan intensitas yang sama, kami akan terus memenangi pertandingan,” ujarnya dengan kalem.

Sementara itu, striker MU, wayne Rooney mengaku sangat kecewa dengan kekalahan timnya dari Liverpool. Rooney menyebutnya sebagai salah satu hari terburuknya dalam sepakbola.

Usai kekalahan itu, Rooney menggambarkan suasana ruang ganti ‘Setan Merah’ layaknya sebuah mimpi buruk. Dia pun menyebut ini sebagai salah satu hari terburuk untuknya di sepanjang karier sepakbolanya.

“Ini adalah salah satu hari terburuk yang pernah aku alami di sepakbola. Ini sulit untuk diterima,” kata Rooney kepada MUTV.

“Anda harus memberi Liverpool pujian, mereka bermain baik, tapi ini sulit untuk diterima. Tidak ada yang ingin kalah, khususnya dengan cara ini, di kandang sendiri. Ini tidak baik,” ujar Rooney.

Pelatih MU, David Moyes, usai laga masih berkelit tentang kekalahan timnya dengan mengatakan, anak asuhnya terlambat panas. Kesempatan untuk membalikkan keadaan di babak kedua juga buyar setelah timnya kembali kebobolan di awal babak kedua.

“Sulit untuk menilai pertandingan yang dikotori dengan tendangan penalti dan keputusan-keputusan — yang beberapa benar dan beberapa salah,” kata Moyes kepada Sky Sport.

“Ini hari yang berat buat kami. Di babak pertama kami sudah tertinggal 0-1 lewat tendangan penalti, tapi saya tak menyangka akan ada lagi. Dengan memberikan 20 menit pertama di babak kedua, kami harus menghadapi jalan yang sangat terjal setelahnya,” lanjut dia.

Pada akhirnya Moyes tak bisa menampik jika Liverpool memang tampil lebih sip.

“Ya, mereka memang bermain lebih bagus daripada kami,” simpul mantan pelatih Everton itu.

Exit mobile version