Site icon nuga.co

Mou Tangisi Kekalahan MU di Liga Europa

Jose Mourinho harus menangis untuk  meratapi kekalahan  Manchester United di Liga Europa dari  klub Belanda, Feyenoord,  di Stadion Arena, Kamis malam waktu setempat, atau Jumat dinihari WIB, 16 September 2016, lewat  gol tunggal  Tonny Vilhena.

Kekalahan ini  bagi  MU adalah pengulangan  hasil musim lalu ketika memulai Liga Champions kalah dari PSV Eindhoven.

MU sendiri  gagal lolos dari fase grup Liga Champions dan harus bermain  di Liga Europa.

Kekalahan ini merupakan lanjutan dari penampilan buruk The Red Devils  setelah pekan lalu menelan pil pahit ditekuk satu gol berbanding dua oleh Manchester City di Stadion Old Trafford

Mourinho menyebut para pemainnya merasakan kesedihan karena dua kekalahan beruntun tersebut, tapi ia akan memastikan mereka tidak dalam suasana hati yang negatif.

Ada beberapa catatan buruk MU yang muncul karena kekalahan dari Feyenoord tersebut, seperti dicatatkan Opta:

Pertama  Manchester United selalu kebobolan dalam enam laga terakhir mereka di kompetisi Eropa.

Terakhir kalinya MU berhasil mendapatkan cleansheet adalah ketika menahan imbang PSV Eindhoven tanpa gol di Stadion Old Trafford, 25 November silam.

Kedua, untuk kali pertama dalam sejarah, Manchester United kalah di laga perdana fase grup kompetisi Eropa dalam dua musim beruntun.

MU kalah lawan Feyenoord di Liga Europa musim ini, dan kalah dari PSV Eindhoven di Liga Champions musim lalu.

Untuk kali pertama pula dalam sejarah, Manchester United kalah dalam empat pertandingan tandang di Eropa.

Mourinho, usai pertandingan , berterus terang mengatakan para pemainnya memang sedih karena mengalami dua kekalahan beruntun, tapi tidak sampai mengalami depresi.

Menurut Mourinho, ia takkan membiarkan para pemainnya berada dalam situasi negatif terus menerus.

“Jika Anda terus menang, maka Anda akan bahagia. Ketika Anda kalah, maka orang-orang akan sedih dan merasakannya. Itu sifat alamiah pemain sepak bola,” kata Mourinho seperti dikutip dari Goal.

“Tapi tentu saja kehadiran saya di sini adalah untuk membuat mereka tidak terus menerus dalam suasana hati negatif, atau berada dalam periode negatif karena dua kekalahan ini.”

MU menelan kekalahan karena gol Tonny Vilhena.

Mourinho yang saat itu merotasi besar-besaran skuatnya demi menjaga tingkat kebugaran, mengatakan bahwa Nicolai Jorgensen sebenarnya dalam posisi offside sebelum gol itu terjadi.

Mourinho pun merasa MU pantas mendapatkan yang lebih baik dari sekadar kekalahan.

“Di babak pertama, kami memang tidak punya sikap ambisius,” kata pelatih asal Portugal itu. “Saya tidak mengatakan kami bermain buruk, hanya saja tidak memiliki ambisi yang dibutuhkan untuk memenangi pertandingan sepak bola.”

“Kami tidak berusaha menang, hanya mengendalikan permainan dan menunggu kemungkinan menang atau tidak menang.”

“Babak kedua berbeda, ketika kami coba untuk menang dan Feyenoord berusaha untuk tidak kalah. Lalu mereka mencetak gol, yang saya pikir tidak layak. Ketidakberuntungan kami berlipat ganda karena ia offside.”

Selain mengakui masalah mental pemainnya, Mourinho juga membela penampilan buruk pemain termahalnya, Paul Pogba

Pogba di laga itu  kembali tampil mengecewakan

Pogba yang dimainkan selama sembilan puluh menit dan  tak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan kemenangan Feyenoord.

Mourinho merotasi skuatnya besar-besaran dalam laga itu dan mengistirahatkan Wayne Rooney, Zlatan Ibrahimovic, Henrikh Mkhitaryan, dan beberapa beknya.

Mourinho memberikan kesempatan Pogba bermain dengan didampingi Ander Herrera dan Morgan Schneiderling di lini tengah.

Pogba yang pada laga-laga sebelumnya lebih sering ditempatkan lebih dalam dengan berpasangan dengan Marouane Fellaini, dipasang sebagai gelandang serang ketika melawan Feyenoord.

Ketika ditanyai soal penampilan Pogba yang mengecewakan, Mourinho menolak menyalahkan pemainnya.

“Penampilan Pogba seperti penampilan tim. Di babak pertama, mereka mengendalikan permainan tapi dengan kecepatan setengah. Sementara di babak kedua, ketika mereka telah meningkatkan intensitas, mereka justru kebobolan,” kata Mourinho seperti dikutip dari The Guardian.

Mourinho pun merasa MU pantas mendapatkan yang lebih baik dari sekadar kekalahan. Ia juga menilai gol Feyenoord tidak pantas disahkan karena sebelumnya Nicolai Jorgensen dalam posisi offside.

Mantan pemain tengah MU, Paul Scholes, memiliki penilaian berbeda soal penampilan Pogba. Scholes menyebut salah satu alasan Pogba belum bersinar adalah karena ia tidak memiliki pasangan yang tepat di lini tengah.

“Pogba bukan pengendali permainan yang hebat. Saya kira Mourinho akan menemukan pasangan yang tepat untuknya,” kata Scholes pada BT Sport.

“Anda harus ingat bahwa ia datang dari tim yang brilian di Juventus. Andrea Pirlo dan Claudio Marchisio akan mengendalikan permainan dan membebaskan Pogba untuk melakukan kemampuannya.”

“Saya ingin melihat Michael Carrick di sampingnya. Pogba membutuhka seorang gelandang pengatur di sebelahnya, dan Michael punya kemampuan itu.”

Exit mobile version