Pro dan kontra keberadaan Louis van Gaal sebagai pelatih Manchester United di tataran perdebatan makin kencang saja setelah fan “The Red Devils” mengumbarkan kekecwaannya silih bergantinya formasi permainan yang dipakai LvG di setiap laga-laga klub Old Trafford itu.
Terakhir, fans Manchester United “menyiulkan” kekecewaan mereka ketika “Setan Merah” menang dua gol atas Queens Park Ranger, tapi dua kali mengubah formasi yang sangat mengejutkan publiknya.
Terhadap kekecewaan fan ini LvG telah menjawabnya bahwa, kekecewaan itu hanya segelintir dari lima ratus juta pendukung MU di dunia. Dia juga berjanji tidak akan kompromi dengan suara minor yang kecil itu.
Terhadap kekecewaan publinya ini, gelandang MU asal Belanda, Daley Blind, sependapat dengan LvG. Daley Blind malah menyanjung pelatih Louis van Gaal.
Selain itu, ia ingin rekan-rekan setim serta para suporter menaruh kepercayaan penuh terhadap apa yang dilakukan LvG demi membuat Manchester United berprestasi.
Karena satu dan lain hal, pada musim ini Van Gaal terpaksa menerapkan sejumlah perubahan dalam segi formasi maupun gaya permainan. Faktor tipisnya skuad karena cedera, serta masih inkonsistennya penampilan tim menjadi alasan utama pelatih berkebangsaan Belanda itu harus berani berjudi.
“Van Gaal membuat para pemain jadi lebih baik, dan dia juga membuat tim lebih baik. Saya menyukai hal itu dari pelatih. Itu adalah aset terpentingnya. Itu sama seperti yang dilakukannya dengan Belanda.”
“ Dia ingin membuat tim lebih baik. Seiring tim yang jadi lebih baik, individu juga mulai membaik,” ucap Blind, seperti dilansir Sportsmole, Kamis, 22 Januari 2015.
“Kami tidak memainkan sepakbola yang bagus saat di Piala Dunia 2014, tapi kami adalah sebuah tim solid dan memenangi laga. Kami mulai bermain bagus seusai menang. Anda mengubah sistem dan menjadi lebih baik. Anda menjadi sebuah tim kemudian mulai menang,” lanjutnya.
“Jika Anda telah bermain dengan sistem lain untuk waktu yang lama, Anda harus terbiasa dengan sistem yang baru, tapi itu bukan masalah. Kami tahu akan sulit di Premier League, tapi kami harus percaya diri,” tuntasnya.
Berlainan dengan Blind, perjudian Van Gaal ketika memasang tiga bek melawan Queens Park Rangers pada pekan lalu dikritik bekas pemain MU Kanchelkis.
Manchester United ia katakana salah pilih pelatih. Setan Merah berada di tangan yang salah. Akibatnya, mereka terancam takkan bisa mengembalikan gelar Premier League lagi dalam satu dasawarsa ke depan.
Andrei Kanchelskis memang sangat tidak senang dengan cara van Gaal menangani MU. Mantan pilar United dua puluh empat tahun lalu itu mengaku “gemas” melihat permainan Setan Merah semenjak ditangani Louis van Gaal.
Dari beberapa hasil negatif, kekalahan dari Southampton merupakan laga yang membuat Kanchelskis sampai-sampai menjambak rambutnya sendiri, saking kesalnya.
Seberapapun Van Gaal menghabiskan uang belanja untuk membeli pemain baru, buat Kanchelskis takkan pernah jadi solusi. Padahal sebelumnya pada bursa transfer musim panas, Van Gaal sudah menghabiskan seratus lima puluhjuta pounds!
Untuk saat ini, The Red Devils memang setidaknya sudah bisa kembali ke posisi keempat. Namun Kanchelskis yang kini membesut klub Latvia, FC Jurmala itu merasa mustahil United bisa menyalip Manchester City – apalagi Chelsea untuk kembali juara liga.
“Dengan Louis van Gaal yang berwenang, mereka takkan menjadi juara untuk 10 tahun ke depan,” ungkap Kanchelskis, sebagaimana dilansir Manchester Evening News, Kamis, 22 Januari 2015.
“Saya tak paham soal tipe permainan yang dia tanamkan pada para pemainnya. Saya tak melihat kans mereka juara dengan dia yang melatih. Mereka takkan bisa bersaing dengan Chelsea dan Manchester City,” tutup mantan winger Fiorentina, City dan tim nasional Uni Soviet itu.
Sementara itu, tanpa peduli dengan kritikan fans dan mantan pemainnya van Gaal sedang menyiapkan MU menjadi juara di ajang Piala FA.
Oleh salah satu legendanya, Irwin Denis, The Red Devils dinilai punya kans besar untuk mengakhiri puasa gelar di kompetisi tersebut pada musim ini.
Bersama Arsenal, MU saat ini merupakan pemegang trofi terbanyak di ajang Piala FA, yaitu sebelas pialai. Akan tetapi, kali terakhir mereka juara adalah sepuluh tahun silam. Mereka pernah dua kali masuk final setelah itu, tapi dikalahkan oleh Arsenal dan Chelsea.
Peluang MU untuk jadi juara pada musim ini masih terbuka. Tim asuhan Louis van Gaal itu akan menghadapi klub League Two, Cambridge United, di babak keempat, Jumat ini. Melihat kekuatan kedua tim, MU di atas kertas tak akan kesulitan untuk lolos ke babak berikutnya.
Saat ditanya apakah MU bisa menjadi juara Piala FA musim ini, Denis Irwin menjawab: “Saya tak melihat kenapa tidak,” katanya di Mirror.
“Kita melihat dari laga melawan Yeovil di babak ketiga betapa merepotkannya laga tandang melawan tim-tim di divisi bawah. Tapi, kami sudah mendapatkan pelajaran dari laga tersebut,” tambah Irwin.
“Jadi, kalau kami bisa lolos pada hari Jumat, kami sudah ada di babak kelima dan kami akan mulai membayangkannya,” tutur bek MU enam belas tahun lalu itu.
“Itu adalah rute paling pendek untuk memenangi sesuatu musim ini. Tapi, di dalam turnamen Anda selalu butuh sedikit keberuntungan — Anda butuh berbagai hal berpihak pada Anda ketika Anda tak main bagus,” lanjut Irwin.
“Kami punya sejarah bagus di kompetisi ini dan masih merupakan pemegang trofi terbanyak bersama Arsenal. Jadi, mari berharap ini adalah tahun kami,” kata dia.