“The Citizien,” Jumat, 27 Desember 2013, dinihari WIB, mengirim pesam bagi tim di Premier League untuk tidak bermimpi memenangkan laga di Etihad Stadium, setelah mereka menguburkan ambisi Liverpool untuk memecahkan rekor sebagai klub pertama yang mampu mengalahkan Manchester City di pertandingan kandangnya.
Tidak hanya menguburkan Liverpool di Jumat dinihari WIB itu, “The Citizien,” juga sudah memorak-porandakan Arsenal, pemimpin klasemen, lewat kemenangan telak. Manchester City mengingatkan keangkeran Etihad Stadium akan sama dan sebangun dengan “The Dream of Teaters” Old Trafford, stadion tetangga mereka, milik United.
Memainkan laga “Boxing Day” di papan atas Premier League, Manchester City menggasak Liverpool lewat kemenangan dramatis 2-1, sekaligus mengubah peta jalan juara di klasemen dengan mencampakkan “The Reds” ke posisi empat, dan memberi jalan bagi Arsenal bermukim kembali ke peringkat satu.
Citizien sendiri, dengan kemenangan ini, nyaman berada di “runner up,” dengan selisih satu poin dari “The Gunners,” dan menguntit di belakangnya, Chlesea, yang juga memenangkan laga di hari “kegembiraan” itu di urutan ketiga.
Premier League, setelah laga “boxing day,” makin menyengsarakan empat tim papan atas, Arsenal, City, Chelsea dan Liverpool. Ke-empatnya, dengan Arsenal di puncak, yang menggenggam 39 poin, masing-masing berjarak satu dengan lainnya satu angka, dan diprediksi akan berotasi kembali di laga pekan kesembilas belas, awal Januari 2014 mendatang, bersamaan dengan berakhirnya “liburan” pertandingan.
Dalam laga mendebarkan di Etihad itu, lini pertahanan Manchester City bekerja dengan cukup solid sehingga Luis Suarez gagal menciptakan gol ke gawang mereka. Manajer City, Manuel Pellegrini, pun memuji para pemain belakangnya.
Suarez menjadi ancaman terbesar untuk City pada pertandingan melawan Liverpool. Penyerang asal Uruguay itu begitu lincah bergerak ke berbagai sisi lapangan untuk meneror bek-bek tim tuan rumah.
Suarez punya peran besar dalam terciptanya gol Liverpool pada menit ke-24. Sebuah umpan terobosannya dijangkau Raheem Sterling, yang kemudian mengecoh Joe Hart. Philippe Coutinho akhirnya dengan mudah menceploskan bola ke gawang kosong.
Tapi, setelah gol tersebut, lini belakang City yang diisi oleh kuartet Pablo Zabaleta, Vincent Kompany, Joleon Lescott, dan Aleksandar Kolarov bekerja dengan lebih baik. Keempatnya tak membiarkan Suarez banyak bergerak.
Sepanjang pertandingan, Suarez melepaskan lima tembakan dan dua di antaranya mengarah ke gawang. Tapi, tak satu pun yang berbuah gol. Inilah kali pertama dalam lima pertandingan terakhirnya Suarez gagal bikin gol. Padahal, pada empat partai sebelumnya, top skorer sementara Premier League itu mencetak sepuluh gol untuk Liverpool.
“Para pemain belakang tampil sangat baik melawan Suarez. Dia adalah penyerang yang sedang dalam kondisi terbaik, jadi ini makin bagus.”Mereka tidak kehilangan dia selama satu detik pun di dalam pertandingan,” katanya.
Kekalahan Liverpool dari Manchester City menyisakan sedikit kekesalan di benak sang manajer, Brendan Rodgers, yang tak puas dengan kepemimpinan wasit serta dua hakim garis.
Hasil yang membuat Rodgers tak senang mengingat keputusan wasit Lee Mason serta hakim garis kerap merugikan timnya. Yang pertama adalah ketika Liverpool melakukan counter attack di babak pertama.
Menerima umpan terobosan Luis Suarez, Raheem Sterling yang muncul dari belakang berhasil lolos dari penjagaan bek City dan mendapatkan bola itu. Sayang hakim haris di sisi kiri jauh lapangan mengangkat bendera offside, padahal dalam tayangan ulang posisi Sterling onside dan berpeluang besar mencetak gol.
Kemudian di babak kedua ada beberapa duel di kotak penalti yang seharusnya berbuah free kick atau penalti untuk Liverpool. Salah satunya ketika Joleon Lescott dalam situasi sepak pojok, menarik kaus Suarez dan kemudian menabraknya hingga penyerang Uruguay itu terjatuh.
“Tiga ofisial yang bertugas benar-benar buruk dan kami benar-benar dirugikan. Tapi para pemain tetap bermain penuh semangat dan laga pada akhirnya berjalan seimbang,” tutur Rodgers seperti dikutip “BBC.”
Meski skornya tipis, kemenangan yang didapat Manchester City atas Liverpool punya arti besar dalam persaingan menjadi juara, tpi The Citizens tak punya waktu untuk merayakannya karena dalam 48 jam mereka sudah harus bertanding lagi.
Kemenangan atas The Reds bukan hanya mendapat posisi lebih baik di klasemen liga, tapi juga menandai kesiapan City menghadapi klub-klub yang menjadi pesaing utama mereka. Kecuali Chelsea, City telah mengalahkan pesaing juara seperti Arsenal, Manchester United dan tentunya Liverpool.
Usai laga boxing day, City tidak punya waktu untuk bersuka cita, apalagi merayakan, kemenangan yang baru saja diraih. “Pertandingan berikutnya dalam 48 jam! Tidak ada waktu untuk merayakan, kini semua soal pemulihan,” tulis Vincent Kompany di akun Twitter-nya, yang juga berisi foto dirinya tengan melakukan peregangan usai laga.
Jadwal padat City, dan klub-klub Premier League lain tidak berhenti di akhir pekan ini. Karena dalam kurun sepekan ke depan mereka akan bertanding sebanyak tiga kali lagi.
City akan menjamu Palace di ujung pekan dan dilanjutkan dengan lawatan ke Swansea di hari pertama tahun baru , serta mengunjungi Blackburn Rovers pertengahan pekan berikutnya..