Gila! Porto menjungkirbalikkan semua prediksi dan analisa pengamat serta publik sepakbola dunia, ketika Kamis dinihari WIB, 16 April 2015, di Estadio do Dragao, “membantai” raksasa Bavaria, Bayern Muenchen pada leg pertama semi final Champions League.
Pembantaian ini tidak hanya membuat Bayern menangis, tapi juga dianggap “menyesatkan” oleh para komentator di “Sky Sports,” yang menempatkan Bayern sebagai calon pemenang sepanjang debat yang mereka lakukan.
“Ini benar-benar gila. Tiga gol, dan hanya berbalas satu gol, bukan hanya sebuah kejutan. Ini kiamat bagi Bayern walau pun mereka akan menjamu Porto di leg kedua, Allianz Arena,” kata Jamie Carragher, salah seorang analis di “Sky Sports.”
Menurut Carragher, kekalahan Bayern dari Porto disebabkan kesalahan-kesalahan individual. “Ini kesalahan yang menyebalkan,” kata Jamie dengan sinis.
Bagi striker Porto, Jackson Martinez, strategi pressing ketat menjadi kunci kemenangan The Dragons di laga ini.
Sejak peluit dibunyikan, Bayern langsung mendominasi. Namun, mereka kesulitan membangun serangan karena terus diserbu pasukan Porto.
Tiga pemain Bayern Xabi Alonso, Dante dan Jerome Boateng akhirnya membuat kesalahan fatal yang berujung gol-gol Porto.
“Kami tahu Bayern fantastis dengan bola dan mereka akan memiliki penguasaan bola lebih besar dari kami. Jadi kami harus menekan jauh ke daerah pertahanan mereka dan tak meninggalkan ruang-ruang di lini tengah,” kata Martinez di situs resmi UEFA.
“Kemudian kami mampu memaksimalkan peluang-peluang yang kami ciptakan,” imbuhnya.
“Kemenangan ini membuat kami bahagia. Tapi kami tahu itu tidak menentukan siapa yang akan lolos ke babak berikutnya. Kami masih harus memainkan laga lainnya, itu akan jauh lebih sulit dari yang sekarang,” ucap Martinez.
Apa yang dikemukakan Martinez di benarkan oleh pemain Bayern Lahm.
Phillip Lahm, mengaku merasa tersakiti saat timnya dikalahkan Porto.
Namun, Lahm tetap optimistis timnya dapat membalikkan keadaan dengan memenangi leg kedua perempat final di kandang Munich Allianz Arena, pekan depan.
Sementara itu, gelandang Bayern Thomas Mueller mengakui bahwa kekalahan tersebut disebabkan kesalahan yang dilakukan timnya terutama pada menit-menit awal laga.
“Hasilnya selalu berhubungan dengan kinerja. Kami memulai dengan awal yang buruk,” kata Mueller.
“Ini adalah risiko yang harus kami terima. Kami wajib menang paling tidak 2-0 di kandang nanti untuk lolos ke babak selanjutnya,” ujarnya.
“Kami menyadari kesalahan itu dan ini adalah risiko dari gaya bermain kami,” katanya kepada “der speigel.”
“Kami selalu ingin membangun serangan dari lini belakang dan gaya ini bisa berbahaya. Namun demikian, kami tidak membuat pembelaan apapun,” tambahnya.
“Kesalahan-kesalahan terjadi. Kami menjalani start terburuk yang memungkinkan untuk terjadi. Kami sempat tampak bagus ketika membalas satu gol, tapi kemudian Porto membuat kedudukan tiga gol berbanding satu.”
“Ini benar-benar menyakitkan untuk kami. Namun demikian, masih ada segala yang tersisa untuk dimainkan di leg kedua,” imbuhnya.
Datang sebagai unggulan juara, harus diakui, tampil buruk di laga ini.
Tiga gol yang bersarang di gawang Manuel Neuer adalah berkat kesalahan pemain sendiri.
Pada gol pertama, Xabi Alonso kehilangan bola setelah direbut Martinez. Martinez lantas dijatuhkan Neuer di kotak penalti dalam duel satu lawan satu, wasit meniup peluit tanda pelanggaran.
Penalti diberikan dan Quaresma sukses menyarangkan bola ke gawang. Kesalahan kembali terjadi di gol kedua Porto, saat Dante juga kehilangan penguasaan. Bola direbut Quaresma yang lantas menaklukkan Neuer sekali lagi dalam situasi satu lawan satu.
Kesalahan lagi-lagi terjadi di gol ketiga Porto. Bola panjang Alex Sandro gagal diantisipasi oleh Jerome Boateng, sehingga mampu diterima Martinez di belakang garis pertahanan Porto. Martinez pada prosesnya melewati Neuer dan menceploskan bola ke gawang.
Sammer mengakui timnya gagal mengatasi tekanan dari para pemain Porto. Tapi kini dia cuma menuntut timnya bangkit di leg kedua yang berlangsung di Allianz Arena pekan depan.
“Kami sebelumnya sudah bersiap untuk pressing yang dilakukan Porto, tapi itulah sepakbola di level tertinggi. Gol ketiga mereka juga buah dari sebuah kesalahan individual dari kami, yang mana cukup menyebalkan,” kata Sammer di situs resmi UEFA.
“Kami bisa menerima dengan kekalahan, tapi sekarang kami harus mengatasi situasi ini. Selasa depan kami bermain di kandang dan harus berurusan dengan kemunduran ini sampai saat itu. Jika Anda ingin jadi sebuah tim hebat, Anda harus mampu bangkit dari situasi ini,” ujarnya.
Porto sudah mengantongi modal positif lewat kemenangan atas Bayern Munich di leg pertama babak perempatfinal Liga Champions. Demi memastikan tiket lolos, Porto diminta tampil sempurna di pertemuan berikutnya.
Pelatih Porto, Julen Lopetegui, mengatakan timnya kini bisa bermimpi mencapai semifinal Liga Champions. Namun untuk mewujudkannya, Porto diminta tampil sempurna di leg kedua.
“Sekarang kami harus menciptakan situasi untuk diri kami sendiri di mana kami bisa bermimpi, tahu bahwa kami harus memberi segalanya yang kami miliki untuk lolos,” ujar Lopetegui seperti dikutip Reuters.
“Kami harus menunjukkan penampilan yang sempurna di Jerman pekan depan untuk lolos,” katanya menambahkan.
Pertandingan leg kedua akan dimainkan di Allianz Arena pada 21 April mendatang. Porto akan lolos asalkan tidak kalah 0-2 atau lebih di leg kedua.
uefa.com, sky sport dan der spegel