Tiga hari usai gaduhnya berita spekulasi pemecatan Rafael Benitez dari Real Madrid, usai kalah besar, empat gol tanpa balas, dari Barcelona, Minggu dinihari WIB, 22 November 2015, hari ini, Selasa, Los Blancos memastikan akan tetap memakai mantan pelatih Napoli itu di Barnebeu.
Penyelamatan Benitez dari pemecatan dinyatakan langsung oleh Florentino Perez selaku presiden Real Madrid.
Kami masih membutuhkannya. Tak ada pemecatan terhadap Rafa. Ia tetap menjadi pelatih Real hingga akhir musim,” ujar Perez kepada “sky sport tv,” Selasa, 24 November 2015
Benitez merapat ke Santiago Bernabeu pada musim panas lalu, namun dua kekalahan terakhir termasuk dari Barcelona di duel El Clasico membuat iso pemecatan dirinya mencuatl.
Hanya saja, Perez mengungkapkan kepada media jika posisi Benitez sebagai pelatih kepala Los Blancos tetaplah aman.
“Kami ingin menyatakan jika Rafa Benitez punya dukungan penuh padanya, Ia baru memulai pekerjaannya di sini, biarkan ia terus bekerja dan akan mencapai setiap target tim,” tutur Perez dalam jumpa pers.
“Kami selalu memberikan dukungan pada setiap pelatih yang mampu membawa Madrid lebih bertahansejak akhir Januari lalu. Saya juga minta fans agar terus mendorong tim menuju ke arah yang lebih baik.”
“Hari yang buruk bagi kami usai duel El Clasico sebagaimana yang Anda saksikan, tapi ada hal-hal buruk yang memang harus terjadi, tapi itu semua bukan keinginan kami tentunya.”
Sebelumnya diberitakan, Rafael Benitez harus membayar mahal kegagalan Real Madrid memenangi laga “clasico,” dengan pemecatan.
Media terkenal Spanyol terbitan Madrid, “marca,” sehari sebelumnya, Senin, 23 November 2015, menulis di kepala berita “headline”nya, “Rafa Dipecat.”
Menurut “marca, Rafa Benitez, dalam hitungan hari mendatang pasti akan dipecat.
Bukan hanya Benitez., posisi presiden tim tersebut, Florentino Perez pun ikut tertekan.
Siulan dan sorakan dari pendukung Madrid untuk memecat Benitez pun terdengar di Stadion Santiago Bernabeu kala laga El Clasico melawan Barcelona
Para pendukung Madrid bahkan melambaikan sapu tangan atau lembaran kain putih sebagai tanda selamat tinggal.
Pelatih Real Madrid Castilla Zinedine Zidane dan pelatih tim remaja Madrid Victor Fernandez disebut yang paling utama untuk mengganti Benitez di sisa musim.
Sementara itu seperti dilansir Sky Sports, analis sepak bola Spanyol Guillem Balague mengatakan, “Tentu saja, Rafa bukanlah satu-satunya orang yang bisa disalahkan. Tetapi, akan lebih mudah untuk membersihkannya lewat cara memecat manajer.”
Rafael Benitez dalam wawancara dengan “sky sports.”
Sebelumnya Benitez mengaku alpa dalam memilih susunan pemain dalam laga melawan Barcelona.
“Setelah memikirkannya usai pertandingan, tentu saja hal ini tidak berjalan dengan baik,” ujarnya soal susunan tim intinya, seperti dikutip dari Marca.
Di atas kertas, sebelas pemain yang ia pilih seharusnya menjadi yang terbaik di dalam skuatnya.
Yang paling galak dalam menyerang. Tapi ia justru gagal memperhitungkan masalah-masalah lainnya, seperti faktor cedera, performa, dan juga keseimbangan tim.
Misalnya saja Karim Benzema. Pemain yang baru sembuh dari cedera ini terlihat sering kali terlambat dalam melakukan serangan balik, atau untuk terhubung dengan Gareth Bale dan Ronaldo.
Semula diplot untuk bermain selama empat puluh lima menit, Benzema yang telah absen dalam enam pertandingan terakhir Madrid justru bermain selama sembilan puluh menit penuh.
Pada periode waktu itu, ia hanya mencatatkan dua kali tembakan, satu kali menggiring bola, dua kali umpan yang berbuah peluang, dan delapan belas kali passing.
Sementara itu, kesalahan fatal terjadi di lini tengah. Benitez yang dalam dua bulan terakhir selalu mengandalkan Casemiro, lebih memilih meninggalkan sang gelandang bertahan di bangku cadangan.
Ia memilih menduetkan Toni Kroos dan Luka Modric untuk menopang trio Benzema-Bale-Cristiano dan juga James Rodriguez.
Tapi tak ada sokongan yang bisa diberikan Kroos dan Modric di lini tengah. Keduanya sering kali terlihat lebih dekat dengan lini belakang dan membiarkan area tengah kosong melompong.
Tak ayal, Sergio Busquets dan Andres Iniesta dengan leluasa memainkan bola di lini tengah dan memberikan umpan-umpan terobosan kepada Neymar atau Luis Suarez.
Secara kasat mata, kesalahan-kesalahan di atas terlihat seperti bukan kesalahan yang akan dilakukan seorang Rafael Benitez.
Sebagai tactician, ia terkenal mampu mengabaikan semua hal demi mencapai keseimbangan dalam timnya.
Bahkan, tak jarang Benitez membuat para pendukung timnya frustrasi karena terlalu kaku dan tak berani mengambil risiko memainkan sepak bola yang lebih menyerang meski hanya berhadapan dengan tim papan bawah.
Hal ini yang sempat terjadi ketika ia melatih Liverpool, Inter Milan, dan juga Napoli. Benitez selalu menjadi pelatih yang memecah belah suara pendukung.
Di Madrid juga tak jauh berbeda.
Benitez kerap dianggap menarik tuas rem serangan Madrid meski ia membawa timnya memuncaki klasemen La Liga selama beberapa pekan.
Alasan yang disebutkan Benitez usai kekalahan itu terdengar rasional. Madrid baru saja menjalani pekan yang padat dengan melakoni dua pertandingan melawan Paris Saint Germain.
Kehati-hatiannya dalam menjaga agar daftar pemain cedera tidak bertambah panjang juga sedikit banyak bisa dibenarkan.
Kehati-hatian ini yang justru tidak digunakan Benitez ketika menghadapi Barcelona. Ia terlihat mengingkari identitasnya sendiri dan tunduk kepada suara-suara kritikan yang dialamatkan pada dirinya selama sebulan terakhir.