Zinedine Zidane muncul sebagai sosok “News Guardiola” di pentas sepak bola Europa usai Real Madrid menyabet gelar juala La Liga dan kini sedang berjuang untuk mempersembah Piala Liga Champions dalam laga final Senin dinihari, 4 Juni mendatang.
Sebelum kehadiran Zidane sebagai pelatih, Pep Guardiola adalah sosok pelatih menonjol di Eropa dalam sewindu terakhir.
Dia berhasil membawa tim-timnya berjaya meraih trofi–kecuali Manchester City musim ini.
Pada tahun debutnya menjadi pelatih tim utama, pada musim delapan tahun lalu, Guardiola membawa Barcelona juara La Liga, Piala Raja, dan Liga Champions.
Torehan ajaib Guardiola bertambah lagi dengan trofi Super Spanyol, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub pada 2009 silam.
Kini, kiprah Guardiola disaingi pelatih klub rival, Zinedine Zidane. Zidane kali pertama menjadi pelatih utama pada awal tahun silam menggantikan Rafael Benitez yang dipecat.
Hasilnya, tiga trofi diraih yakni Liga Champions, Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub pada musim lalu.
Musim ini Zidane telah membawa Madrid menjuarai La Liga, dan selangkah lagi menjuarai Liga Champions. Madrid harus melewati tantangan Juventus di babak final sebelum menjuarai Liga Champions.
Menarik dibandingkan kiprah Zidane serta Guardiola sebagai fenomena pelatih baru–pada masannya–yang meraih trofi.
Sebelum menjadi pelatih, kedua sosok itu adalah pemain bertipe gelandang. Kebetulan pula kedua sosok itu bermain untuk klub yang bermusuhan di Spanyol, Guardiola untuk Barcelona dan Zidane untuk Madrid.
Saat berkarier sebagai gelandang, Guardiola kenyang dengan trofi bersama Barca selama dekade sembilan puluhan. Sementara itu, Zidane adalah playmaker yang membawa Madrid berjaya di ujung kariernya.
Saat pertama kali ditunjuk melatih Madrid, Zidane tak ingin kinerja dirinya disandingkan bahkan dibandingkan dengan Guardiola.
“Anda jangan membandingkan saya dengan Guardiola. Dia telah mencapai hal-hal yang luar biasa,” ujar Zidane seperti dikutip kembali dari BBC Sport.
Pada karier melatihnya di Barcelona, Guardiola memberi empat belas trofi dalam empat tahun termasuk dua trofi Liga Champions.
Rekor yang masih panjang untuk disamai pencapaiannya, kecuali dalam hal Liga Champions.
Sementara ini Zidane berpeluang menyamai rekor Guardiola, sekaligus mencatatkan sejarah baru yakni sebagai juara bertahan yang mampu memenangi trofi Liga Champions kembali.
Akhir pekan ini di Cardiff, Wales, Madrid akan melawan tim yang juga pernah dibela Zidane saat menjadi pemain: Juventus.
Jelang final mendatang, Madrid memiliki statistik bagus yakni selalu juara setiap kali mampu menembus final. Dan, bersama Zidane, Real Madrid bermain di empat final kejuaraan dalam 18 bulan karier melatihnya.
“Saya hanya pelatih yang telah melakukan segalanya dengan benar, namun setiap orang dalam skuat ini pun melakukan pekerjaan fenomenal,” ujar Zidane seperti dikutip dari AFP.
Dalam laga fina Liga Champions nanti, Juventus akan mengenakan kostum kandang
Si Nyonya Tua punya kenangan buruk jika mengenakan kostum hitam-putih di final Liga Champions.
Juventus terbilang tidak beruntung mengenakan kostum utama di final Liga Champions. Dalam tiga final terakhir klub berjuluk I Bianconeri, Juventus selalu mengenakan kostum hitam-putih dan kalah.
Klub asal Turin itu hanya satu kali tidak beruntung di final Liga Champions ketika mengenakan kostum kedua, yakni pada dua puluh tahun lalu. Ketika itu Juventus kalah dari Borussia Dortmund di final ketika mengenakan kostum kedua berwarna biru.
Juventus kali terakhir merebut gelar Liga Champions pada dua puluh satu tahun silam ketika mengalahkan Ajax Amsterdam lewat drama adu penalti.
Ketika itu Juventus mengenakan kostum kedua berwarna biru, sedangkan Ajax mengenakan kostum pertama.
Menariknya, ketika dikalahkan Real Madrid pada final sembilan belas tahun lalu, Juventus juga mengenakan kostum hitam-putih.
Ketika itu Juventus juga mengalahkan AS Monaco di babak semifinal untuk melangkah ke final.
Hal yang sama terjadi dengan musim ini, setelah Juventus ke final dengan kemenangan atas Monaco di semifinal.
Real Madrid sendiri selalu mampu menjadi juara Liga Champions jika berhasil melangkah ke babak final, terlepas dari kostum apa yang digunakan Los Blancos di partai puncak.
Madrid sendiri akan berusaha menjadi klub pertama dalam sejarah Liga Champions yang mampu menjadi juara dua musim beruntun. Musim lalu El Real mengalahkan Atletico Madrid di final.