Anda pasti ingat dan mengenal Avril Lavigne
Ya, jiika kita cermati, sekitar lima tahun belakangan Avril seperti “menghilang” dari dunia hiburan hingga akhirnya mengeluarkan single baru beberapa waktu terakhir.
Tak disangka, menghilangnya Avril ini bukan karena kesibukan atau ingin beristirahat dari dunia hiburan, namun karena sebuah penyakit.
Laman Prevention menyebut Avril mulai merasakan gejala penyakit pada tahun 2014 silam, tepatnya saat melakukan tur.
Saat itu, Avril mulai merasakan tidak enak badan dan memeriksakan kondisi ini ke dokter. Saat itulah ia didiagnosis terkena penyakit lyme, penyakit yang disebabkan oleh gigitan kutu berjenis spirochete.
Kutu berwarna gelap ini memiliki bakteri borrelia burgdorferi yang menjadi penyebab dari penyakit ini. Meski terlihat sebagai penyakit langka, dalam realitanya kutu ini menyerang sekitar 300 ribu orang setiap tahunnya sehingga tidak bisa disepelekan.
Masalahnya adalah setelah memeriksakan kondisinya ke dokter, kondisi Avril justru semakin memburuk dan sempat hanya bisa berbaring selama dua tahun lamanya.
Gejala dari penyakit lyme sebenarnya mirip dengan flu yaitu peningkatan suhu tubuh, tubuh yang lemah dan lemas, sakit kepala, hingga nyeri otot. Bekas gigitan kutu juga terlihat jelas di kulit dengan bentuk bulatan kecil dan lingkaran lain yang mengitari bulatan tersebut.
Hanya saja, kemunculan gejala ini juga biasanya tidak langsung terjadi, melainkan beberapa hari atau beberapa minggu setelah awal infeksi muncul.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari jika gejala flu ini adalah gejala dari penyakit lyme dan membiarkannya begitu saja.
Padahal, semakin lama tidak ditangani dengan baik, semakin parah gejalanya. Sebagian penderita penyakit ini bahkan bisa mengalami sensasi nyeri parah pada tangan dan kaki, ketidakteraturan denyut jantung, dan peradangan otak.
Dalam sebuah wawancara, Avril mengaku sempat putus asa dan berpikir jika nyawanya tidak akan tertolong karena kondisinya semakin memburuk.
Ia pun menyarankan siapa saja yang mulai mengalami gejala lyme dan menemukan bekas gigitan kutu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
“Kutu ini sangat pintar karena bisa membuat wujud bakteri di dalamnya seperti kista. Aku harus mengonsumsi antibiotik dan obat anti malaria terus-menerus secara bersamaan. Hidupku sempat kacau karena kondisi kesehatanku tak kunjung membaik. Aku juga sempat merasa lelah dengan proses penyembuhan penyakit ini yang terasa sangat lambat,” cerita Avril tentang penyakitnya.
Kutu penyebab penyakit lyme hidup di alam bebas. Pakar kesehatan pun menyarankan kita untuk memakai pakaian panjang jika sedang berada di kawasan hutan demi mencegah gigitannya.
Kita juga bisa memakai lotion atau semprotan pencegah gigitan serangga. Selain itu, terkadang kutu ini juga bisa tinggal di hewan peliharaan sehingga kita pun sebaiknya rajin merawat atau membersihkannya agar terbebas dari kutu atau serangga.
Pakar kesehatan menyebut kutu ini bisa ditemukan di kawasan Amerika dan Eropa. Sementara itu di Asia, penyakit lyme juga bisa disebabkan oleh bakteri B. Afzelli yang dibawa oleh kutu bernama I.persuicatus.
Pakar kesehatan menyebut penderita penyakit lyme bisa sembuh total, namun ada yang sudah berobat dan dinyatakan sembuh namun tetap mengalami gejala seperti kelelahan berlebihan, kesulitan untuk berkonsentrasi, dan merasakan nyeri pada persendian.
Kondisi ini dalam dunia medis disebut sebagai post-treatment lyme diseases syndrome yang masih menjadi misteri dalam dunia medis.
Menang tak disangka jika Avril ternyata sedang berjuang melawan penyakit berbahaya bernama Lyme.
Seperti apakah penyakit ini?
Kondisi Avril terungkap setelah sang penyanyi menulis surat di situs resminya.
Meski mengaku sedang bersiap untuk meluncurkan album baru, Avril juga mengungkapkan perjuangannya melawan penyakit Lyme yang sudah dideritanya dalam lima tahun belakangan.
Sebagai informasi, penyakit Lyme bisa disebabkan oleh gigitan serangga. Akan tetapi, bukan serangga yang menjadi penyebab datangnya penyakit ini, melainkan bakteri borrelia yang bisa ditemukan pada kutu yang sayangnya bisa saja menggigit manusia.
Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat ) menyebut penyakit ini menyerang tiga ratus ribu orang setiap tahunnya.
Bahkan, penyakit Lyme dialami oleh delapan puluh dua persen pasien yang mengalami masalah yang terkait dengan bakteri dalam kurun waktu dua tahun.
Menurut pakar kesehatan, mereka yang tinggal dekat dengan hutan atau hidup dengan hewan peliharaan yang jarang dibersihkan cenderung lebih rentan untuk terkena penyakit Lyme.
Jika sampai tergigit kutu yang sudah mengandung bakteri borrelia, maka bakteri ini akan segera memicu gejala seperti nyeri otot, demam tinggi, sakit kepala, hingga rasa lelah dengan berlebihan.
Selain itu, gejala lain dari penyakit ini adalah ruam-ruam pada kulit dengan bentuk mirip dengan peluru.
Yang menjadi masalah adalah, jika dibiarkan, Lyme bisa memicu komplikasi serius seperti peradangan otak, masalah jantung seperti denyut jantung yang tidak teratur, hingga gangguan mental.