Belakangan ini, musisi Iwan Fals tampak lebih memilih media sosial untuk menyuarakan aspirasi.
Ia pun sempat dianggap tak lagi berani bicara soal kondisi sosial, ekonomi hingga politik seperti yang dulu kerap tergambar dalam lagu.
Mengaku mengikuti perkembangan, Iwan menyatakan bahwa itu hanya soal perbedaan cara penyampaian saja. Pelantun Bongkar itu menilai bahwa aspirasinya sudah banyak diwakilkan oleh figur publik lain.
“Kritik itu penting banget, kalau tidak ada gimana kita mau maju. Apapun medianya tetap sama. Dan saya tidak merasa pendapat saya dihambat. Lagipula buat apa saya ngeluarin pendapat lagi kalau pendapat saya sudah dikeluarin sama orang lain. Sekarang kita lihat ada Karni Ilyas, Najwa Shihab,” katanya saat ditemui usai menyoblos
Namun Iwan tak memungkiri bahwa dirinya mendapat banyak keuntungan dengan bersuara di Twitter. Menurutnya, ia punya lebih banyak waktu dengan keluarga dan merasakan kebebasan, sembari tetap memantau ragam perkembangan topik yang sedang hangat.
“Kebetulan sementara ini saya ingin lebih banyak komunikasi dengan keluarga. Dulu saya sudah banyak bicara ke luar, ini kesempatan saya balik ke dalam, ke Yos , Cikal, Raya, dan kebutuhan saya pribadi,” katanya.
“Dan saya [merasa] tidak sebebas di Twitter dibanding saya ke mall. Saya bisa lebih banyak belajar juga interaksi,” lanjut Iwan.
Saat ini, Iwan mengaku sedang fokus pada hobi melukis serta karate. Baru-baru ini, ia diketahui mengadakan pameran lukisan perdana bertajuk ‘Galeri Suara Hati’.
Ia memastikan tak akan pernah benar-benar melepas musik. Pada 15 April lalu, ia baru saja merilis album ke-39 bertajuk ‘Rosana‘ yang didedikasikan untuk sang istri.
Meski belum mengeluarkan karya andalan terkait isu sosial lagi, Iwan dengan tegas mengatakan dirinya tak pernah berhenti bersuara.
“Sampai saat ini saya tidak berubah setitik pun. Saya tidak suka penindasan,” katanya tegas.
Iwan pun mengungkapkan harapannya terhadap pemimpin yang terpilih dalam Pemilu 2019. “Mempertahankan prestasi, kalau bisa lebih naik lagi, lebih sayang sama kita, fasilitas umum lebih ditingkatkan lagi. Dan jangan lupa kalau kita ini agraris, negara dua musim. Kalau kita mau lebih rajin dari negara empat musim, tentunya kita bisa jauh lebih melesat,” tuturnya.
Iwan Fals baru saja merilis Rosana, album baru yang ia dedikasikan untuk sang istri. Judul albumnya saja sudah menggunakan nama istri yang dinikahinya 39 tahun lalu itu.
Namun saat meluncurkan album itu di kediamannya di Leuwinanggung, Depok, Jawa Barat, Senin (15/4) malam, sang pelantun Bento mengaku masih terkenang putranya, Galang Rambu Anarki.
Iwan masih bisa merasakan energi Galang meski sudah ditinggal selama hampir dua puluh dua tahun.
“Saya rasa dia juga ada di sini, saya merasakan energi dia di sini,” katanya sembari melihat ke atas dan menarik napas panjang.
Bahkan, kata Iwan, Galang lah yang membuatnya bisa merilis musik lagi, setelah terakhir menelurkan album
“Semangat Galang mempengaruhi saya. Galang itu besar pengaruhnya pada proses seni saya,” tambah Iwan.
Galang ditemukan tak bernyawa di kamarnya, saat usianya masih lima belas tahun. Keluarga menyebut Galang meninggal karena masalah pernapasan, mengingat ia memang mengidap asma akut.
Namun tak sedikit yang menduga bahwa Galang meninggal karena overdosis.
Mengikuti jejak sang ayah, Galang tumbuh untuk terjun ke dunia musik. Bahkan di usianya yang masih muda ia telah menentukan sikap dengan memilih keluar dari sekolah dan melanjutkan karier bermusik.
Galang memang sudah lama menjadi inspirasi bagi Iwan. Ia sempat dijadikan salah satu lagu Iwan yang diberi judul Galang Rambu Anarki pada album Opini.
Lagu itu bercerita tentang kegelisahan orangtua menghadapi kenaikan harga sembako sebagai imbas dari kenaikan harga BBM tepat pada hari kelahiran Galang.
Album Rosana sendiri merupakan rilisan karya yang berisi dua belas judul lagu itu, secara garis besar berisi tentang perjalanan cinta Iwan dan Rosana.
Mulai dari bagaimana Iwan melamar sang istri di usia muda, membangun biduk rumah tangga, mengurus anak-anaknya, dan hingga kini telah hidup lebih dari empat puluh tahun bersama.
Album itu pun menjadi hadiah Iwan untuk Rossana, layaknya Raja Shah Jahan mendirikan Taj Mahal untuk istrinya.
“Sewaktu ke India saya diajak keliling Taj Mahal, bangunan yang dibikin suami untuk istrinya. Saya juga ingin, semoga [album] ini ‘Taj Mahal’ dalam bentuk lain,” katanya.
Dia pun menambahkan, “Anak-anak sudah dibuatkan lagu, Bung Karno Bung Hatta yang tidak kenal saja saya buatkan. Masa untuk orang yang tidur sama saya tidak.”
Rosana direncanakan rilis secara digital pekan depan dan versi fisiknya pada awal Mei mendatang.