Site icon nuga.co

Dua Kata Pembunuh Depresi,“Thank You”

Laman situs “daily mail” hari ini, Selasa, memberikan tip bagus untuk “membunuh” penyakit depresi bagi setiap mereka yang tersiksa dengan deraan tersebut.

Apa tip yang ditulis secara bijak oleh “daily mail” tersebut.

Hanya dua kata.

“Thank You”

Ya, “thank you”

“Meski hanya dua kata sederhana, tapi dengan mengucapkan terima kasih saja bisa efektif menghilangkan depresi,” tulis “mail.”

Sebuah penelitian baru mengklaim bahwa sikap sopan santun sederhana ini bisa membuang jauh perasaan murung karena sikap ini bisa membangun perasaan bersyukur akan segala hal kecil yang terjadi dalam hidup.

Tim peneliti menemukan bahwa merasa berterima kasih dikaitkan dengan penilaian kembali kognitif, kemampuan untuk menghadapi situasi sulit dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih positif.

Depresi dikatakan lebih umum terjadi di antara mereka yang mengalami ekspresi emosi ambivalen, rasa takut untuk menunjukkan kepada orang lain bagaimana perasaan yang sebenarnya.

Penelitian yang dilakukan oleh beberapa universitas di Houston, Texas, dan Pennsylvania bersama dengan Michael E DeBakey Veterans Affairs Medical Centre ini menyimpulkan, kebiasaan mengucapkan terima kasih bisa menjadi bukti efektif untuk mengatasi masalah depresi.

Menunjukkan rasa terima kasih membantu seseorang yang sulit mengekspresikan perasaan mereka kepada orang lain menjadi lebih terbuka dan mencegahnya berkembang menjadi pemikiran yang negatif.

“Intervensi yang memanfaatkan mekanisme ini bisa cukup sederhana, mungkin dengan menulis sebuah surat yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang lain, komunitas yang lebih luas atau atasan,” demikian pernyataan laporan penelitian tersebut.

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa mengungkapkan rasa terima kasih atas kebaikan kecil bisa berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

“Merespon dengan senang hati, terima kasih memberikan kemampuan untuk menilai kembali situasi dengan lebih positif, yang mungkin bisa diasosiasikan dengan gejala depresi yang lebih kecil,” tulis hasil penelitian itu.

Untuk Anda tahu, siapa saja bisa mengalami masalah ini, bahkan, sebagian besar mereka yang mengalami depresi, akibat putus cinta.

Tidak jarang, depresi ini terjadi cukup lama, hingga si penderita telah menemukan hubungan cinta yang baru.

Dalam suatu hubungan, depresi tentu bisa merusak keharmonisan, karena sulitnya menjalin komunikasi dengan penderita depresi.

Tapi, depresi sesungguhnya bisa diatasi bersama-sama dengan pasangan. Berikut cara mengatasi depresi pada pasangan, dikutip dari laman Medical Daily.

Depresi bisa diturunkan dengan cara memberi dukungan melalui aktivitas berjalan santai. Biasanya, berjalan santai dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.

Peneliti menemukan suasana hati yang menyenangkan dan positif setelah berjalan santai bersama pasangan di luar ruangan selama 30 menit. Bergerak tentu memberikan produksi hormon bahagia, disertai udara luar ruangan yang mampu menyegarkan pikiran.

Studi pada tiga belas tahun silam menemukan, olahraga ringan hingga sedang, baik untuk obat antidepresi.

Olahraga menghasilkan banyak hormon seperti neurotransmitter, endorpin, dan endocannabinoid.

Hormon-hormon tersebut berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh, di mana berdampak pada efek menenangkan. Selain itu, olahraga bisa menjadi distraksi rasa khawatir yang dirasakan oleh pasangan.

Saat pasangan mulai menunjukkan gejala depresinya, bantu ia melihat dunia dari sisi positif. Ajak pasangan untuk mensyukuri segala hal yang ada dan telah dimiliki.

Aaktivitas ini dinamakan penanganan positif. Dampaknya akan menurunkan depresi dengan meningkatkan sisi positif pada tubuh.

Selain itu AZnda perlu juga tahu gejala depresi terutama yang dialami lelaki.

Beberapa gejala depresi pada pria, dikutip dari laman Health. Adalah kelelahan.

Pria cenderung lebih sering kelelahan dibandingkan wanita. Pria dengan depresi, biasanya mengalami perubahan fisik dan emosi secara bertahap.

Salah satunya rasa kelelahan akibat penurunan psikomotor di tubuh atau pergerakan dan obrolan yang lambat.

Selain itu masalah tidur.

Insomnia, bangun tengah malam, atau tidur berlebihan merupakan gejala depresi. Sama seperti kelelahan, masalah tidur seringkali dialami oleh para pria dibanding wanita.

Pria yang alami depresi biasanya menunjukkan tanda dengan mudah tersinggung. Hal ini terjadi karena para pria biasa berpikir negatif secara spontan saat dirundung depresi.

Mereka yang depresi akan menunjukkannya melalui amarah serta sikap agresif. Sisi emosional ini akan terjadi sebagai kompensasi untuk menunjukkan bahwa dirinya masih kuat dan mampu menjalani banyak aktivitas.

Stres menjadi satu hal yang paling berdampak dari depresi. Merasakan stres menjadi bagian dari gejala depresi yang berdampak pada perubahan tubuh dan otak.

Baik pria maupun wanita biasanya akan mencari cara meredam depresinya.

Namun, pria rentan menggunakan obat terlarang dan alkohol sebagai penutup rasa tidak nyaman di tubuhnya dibandingkan harus datang ke pelayanan kesehatan.

Exit mobile version