Site icon nuga.co

Ini Dia Penyebab Wanita Gagal Orgasme

Anda seorang wanita dewasa dan memiliki suami?

Kalau jawaban iya,  muncul pertanyaan berikutnya, apakah Anda sering mengalami kegagalan orgasme saat berhubungan intim dengan pasangan?

Kalau juga jawaban iya, maka Vanessa Marin, seorang terapis seks bersertifikasi, menyimpulkan bahwa Anda tidak memfokuskan pikiran pada  irama tubuh ketika sedang berhubungan seks.

Pikiran dan tubuh, kata Marin, harus seirama kala bercinta untuk berhasil mencapai fase klimaks seks.

“Pikiran soal pekerjaan, anak, dan lain-lain saat sedang bercinta bisa membunuh kemampuan tubuh untuk menikmat seks sehingga Anda tidak merasakan orgasme,” urainya

Ya, persoalan orgasme menjadi tantangan tersendiri untuk kaum wanita.

Pasalnya, sudah bukan rahasia lagi bahwa banyak wanita yang kesulitan menikmati orgasme selagi berhubungan seksual.

Vanessa Marin, mengungkapkan lebih lanjutbahwa  banyak wanita tidak menyadari penyebab gagal orgasme yang sering mereka alami.

Menurut Marin, tidak tercapainya orgasme tidak selalu terkait dengan teknik dan posisi seks.

“Wanita memiliki kemampuan multitasking. Hal itu pun terbawa saat berhubungan seks dengan suami. Jadinya banyak wanita yang berpikir tentang persoalan lain ketika sedang bercinta,” jelas Marin.

Marin juga menjelaskan sebagian besar klien yang mengikuti terapinya merasakan orgasme setelah berlatih untuk memusatkan perhatian dan fokus kala sedang bercinta.

Sebuah studi lainnya yang dipublikasikan oleh jurnal Sexual and Relationship Therapy dan dikutip oleh laman “women ‘s day,”  mengatakan  wanita yang tidak memikirkan hal lain saat berhubungan seks selalu merasakan orgasme.

“Tubuh dan pikiran adalah hubungan yang linear. Anda harus mengatur pikiran agar fokus pada permainan saat bercinta. Sebab, tanpa hal itu, waktu bercinta terlewatkan tanpa kesan,” pungkasnya.

Selain kondisi tubuh dan beban pikiran, hal paling menentukan dalam pencapaian titik klimaks ketika bercinta adalah waktu bercinta.

Menurut Laurie Watson, seorang terapis seks dan konselor pernikahan di Raleigh, NC, sekaligus penulis Wanting Sex Again, mengatakan bahwa waktu terbaik bercinta dengan peluang orgasme paling tinggi adalah satu hari sebelum menstruasi.

“Kala uterus mengencang karena akumulasi darah, maka labia (bibir tepi vagina) lebih sensitif, begitu pula jaringan klitoris yang sangat peka pada sentuhan, terutama ketika Anda menahan cairan,” jelas Watson.

Rasa tidak nyaman dan pegal-pegal biasanya dialami wanita sebelum masuk masa menstruasi. Namun, sebenarnya tidak masalah untuk bercinta di masa pra menstruasi.

“Cobalah bercinta, tepat sebelum menstruasi, memang benar bahwa tubuh kurang kondusif, tetapi sesekali semangati diri untuk bercinta. Sebab, hasilnya akan membuat Anda tersenyum dan bahagia sepanjang hari,” terangnya.

Namun begitu, bagi perempuan ritual bercinta tak melulu soal mengejar ‘puncak’ asmara.

Terkadang, lebih kepada menikmati sesi ‘pemanasan’ yang dilakukan oleh suami tercinta.

Namun, sayangnya para pria kerap tidak memedulikan keinginan perempuan ini.

Maka dari itu, banyak penelitian yang mengungkapkan, perempuan senang memalsukan orgasme, agar intimasi dengan suami lekas usai!

The International Academy of Sex Research, mempresentasikan hasil studi mereka yang melaporkan bahwa kualitas hubungan memiliki pengaruh signifikan terhadap fase klimaks.  bak pesta kembang api, yang terus meletup sepanjang malam.

Menurut studi terkait, sebenarnya kaum perempuan tidak suka melakukan ‘seks ekspres’ alias quickie.

Pernyataan ini juga didukung oleh ‘investigasi’ yang dilakukan oleh seorang Biologist dari Indiana University di Kinsey Institute for Research in Sex, Justin R. Garcia, yang dikutip dari laman Las Vegas Guardian Express, bahwa bercinta tanpa sesi ‘pemanasan’ yang berkesan, secara alamiah mengirim sinyal ke otak perempuan, untuk tidak berekspektasi meraih orgasme yang maksimal.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Sosiologist asal New York, Paula England, yang sebelumnya sempat mempelajari perilaku seks pria dan perempuan di usia produktif.

Terungkap, presentase perempuan yang berhasil meraih orgasme setelah bercinta dengan sesi ‘pemanasan’ kurang dari lima menit, terbilang sangat rendah.

Sebaliknya, sebanyak delapan puluh persen pria mengaku tetap mengalami orgasme, dengan atau tanpa sesi ‘pemanasan’ sekalipun.

Lalu, England pun menyimpulkan, sebenarnya tujuan dari foreplay memang mengarah untuk ‘membahagiakan’ perempuan, yang mana hal ini memiliki pengaruh tinggi pada ‘p’ orgasme, agar bisa dinikmati oleh perempuan dan pria, dalam hal ini pasangan suami-istri.

Nah apabila malam ini, Anda menginginkan aksi bercinta menghasilkan ‘ledakan’ orgasme yang terus meletup bak kembang api sepanjang malam, segera bisikkan di telinganya, kalau malam ini, giliran Anda yang ‘di manja’

Exit mobile version