Mitos kehidupan seks sepertinya, tak pernah habis.
Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan lewat Journal of Research in Personality menemukan bahwa intensitas hubungan seks setiap pasangan sangat ditentukan oleh kepribadian.
Kepribadian?
“Ya,” tulis laman situs “ubergizmo,” yang mengutip hasil studi itu Kamis, 02 Juni 2016.
Menurut situs itu, seorang istri ramah, baik, simpatik dan terbuka pada hal-hal baru ternyata cenderung berhubungan seks lebih sering.
Dalam studi itu tidak diungkapkan ciri kepribadian suami yang berhubungan dengan seberapa sering pasangan berhubungan seks.
Diuraikan pula, jika suami atau istri bersikap neurotic, moody dan cemas, mereka kurang menikmati seks.
Pria lebih puas jika mereka kurang terbuka pada skala personalitas Big Five.
Sementara kepribadian istri atau suami mempengaruhi kebahagiaan kehidupan seks mereka, dan kepribadian pasangan mereka tampaknya tidak mempengaruhi pengalaman mereka di kamar tidur.
Hasil penelitian ini lebih kuat dibandingkan penelitian lain karena tak hanya mengandalkan memori peserta tetapi juga meminta mereka membuat buku harian real time kehidupan seks mereka selama dua minggu. .
Frekuensi hubungan seks ditentukan berdasarkan respons ratusan pasangan. Kepuasan hubungan seks ditentukan dari laporan pengalaman pasangan.
Semua pasangan tidak menikah lama. Paling cepat baru menikah empat bulan.
Seperti penelitian yang lain, studi ini menemukan bahwa wanita adalah “penjaga gerbang” seks.
“Rata-rata wanita menginginkan seks kurang dari pria. Masuk akal wanita cenderung mengontrol frekuensi hubungan seks,” kata peneliti Andrea L. Meltzer, PhD, asisten profesor psikologi dari Florida State University.
Sepanjang waktu terdapat perbedaan antar pasangan mengenai banyaknya mereka menginginkan sesuatu.
Seorang yang menginginkan lebih sedikit cenderung lebih berkuasa menentukan.
Meltzer juga mengatakan peneliti tidak tahu mengapa asosiasi seperti itu muncul. Belum juga terlihat implikasi jelas dari penemuan itu.
Ada beberapa hal lain yang tidak terungkap dalam penelitian. Seperti misalnya, apakah penelitian itu juga berlaku untuk pasangan lebih tua?
“Fase bulan madu adalah fase unik yang biasanya mendukung peningkatan aktivitas seksual,” kata Sonjia Kenya, PhD, asisten profesor kedokteran dari University of Miami Miller School of Medicine. “Penelitian ini tidak mewakili pasangan yang lama menikah.”
Selain itu ada banyak hal lain yang mempengaruhi kehidupan seks pasangan menikah. Demikian kata Dr Jennifer Wu, seorang dokter kebidanan dari Lenox Hill Hospital di New York City.
“Ada begitu banyak faktor yang menentukan frekuensi hubungan seks : tuntutan pekerjaan, pekerjaan pasangan, seberapa sering mereka pergi dinas luar kota, lalu apakah mereka juga giliran kerja malam,” katanya.
“Kami sering berbicara dengan pasien mengenai keintiman, seberapa dekat hubungan dengan pasangan, seberapa besar rasa percaya di antara mereka. Hal itu juga menambah kualitas seks,” lanjutnya.
Ada juga faktor-faktor yang mungkin lebih cocok untuk pasangan yang lama menikah.
Bertambahnya usia biasanya membuat dorongan seks menjadi turun.
“Mungkin ada masalah disfungsi seks pada ria dan segala jenis penyakit kronis mempengaruhi libido, dorongan seks dan kemampuan mendapatkan ereksi,” katanya.
Lantas muncul lagi sebuah pertanyaan, pernahkah kita bertanya-tanya apakah semua orang memiliki hubungan seks yang sempurna, kecuali Anda dan pasangan?
Sebagian besar kita mempertanyakan bagaimana kehidupan seks kita.
Kenyataannya, Anda berdua tidak harus mengalami orgasme untuk mendapatkan keintiman yang sehat.
Bisa jadi sebetulnya kehidupan seks Anda dalam kondisi yang lebih baik daripada yang Anda pikirkan, dan kadang Anda termakan oleh mitos yang berlaku selama ini.
Mitos seperti apa?
Misalnya suasana hati.
Sebenarnya tidak perlu berpedoman pada suasana hati, cobalah keluar dari zona nyaman, dengan posisi baru, lokasi, atau gunakan video seksi.
Lainnya mengatakan, seks terbaik itu harus spontan
Padahal ini bisa membuat hubungan Anda dan pasangan menjadi kering.
Cobalah untuk sedikit meluangkan waktu, jadwalkan dengan pasangan, saat tanpa stres atau tanggung jawab berat.
Hanya sekadar berpelukan itu juga sudah wujud dari komitmen pertama pernikahan.
Berhubungan seks secara rutin tentunya dapat memelihara hubungan, tapi jangan terlalu terjebak dalam jumlah.
Pasangan paling bahagia tidak harus berhubungan seks setiap hari atau dua atau tiga kali seminggu.
Yang terpenting adalah Anda berdua puas dengan frekuensi sekarang ini. Ada yang lebih baik dalam kehidupan seks sehat dari hanya sekadar seks.
Dapatkan keintiman dengan memeluk, memegang tangan, spontan memeluk dan mencium.
Beberapa dari kita mampu melakukan seks secara santai. Namun, banyak dari pasangan yang tidak mendapatkan waktu untuk berlama-lama.
Solusinya?
Lakukan seks kilat. Tidak harus di tempat tidur, Anda bisa mencari lokasi yang tidak biasanya, seperti di kamar mandi atau sofa.
Perhatian dari dan untuk pasangan Anda, seperti berpelukan, berciuman, berpegangan tangan akan lebih berarti daripada melakukan seks hanya demi kewajiban