Apakah hanya mereka yang berusia lanjut atau lansia saja yang merasa kesepian?
Kesan itu memang sering diungkapkan bahwa para lansia memiliki kecenderungan kesepian.
Sebenafrnya tidak hanya lansia yang memiliki kesepian
Hampir semua orang pernah merasa kesepian.
Bahkan jika Anda punya kesibukan segudang dan dikelilingi oleh banyak orang setiap hari, tak menutup kemungkinan Anda tetap bisa merasa kesepian.
Ini karena pasti akan ada saat-saat di mana Anda merasa hampa; tidak ada seorang pun yang bisa memahami, mendengarkan, menghargai, atau mendukung Anda.
Banyak yang berasumsi bahwa kesepian baru hanya bisa dirasakan oleh orang yang usianya sudah tua.
Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa puncaknya rasa kesepian justru paling rentan dirasakan oleh orang-orang muda.
Begitu kata Guy Winch, PhD, seorang psikolog sekaligus penulis buku berjudul Emotional First Aid: Healing Rejection, Guit, Failure, dan Other Everyday Hurts, lewat artikel tulisannya di Psycology Today.
Winch mengutip sebuah studi terbaru yang menunjukkan bahwa orang-orang dewasa muda di bawah usia tiga puluh tahun adalah kelompok orang yang paling rentan merasa kesepian dibanding kelompok usia lainnya.
Kemudian, studi lain yang dilakukan oleh Office for National tiga kali lebih parah daripada orang usia enam puluh lima tahun ke atas.
Rasa kesepian justru malah akan mulai menyusut ketika memasuki usia tiga puluh lima tahun hingga delapan puluh tahun.
Anda mungkin selama ini menganggap bahwa lansia adalah orang-orang yang paling merasa kesepian karena memang fungsi otak dan gerak tubuh mereka yang makin terbatas.
Hal ini mungkin membuat mereka kekurangan waktu dan kesempatan untuk berkegiatan serta berinteraksi dengan orang lain. Beberapa di antaranya juga merasakan kehilangan pasangan hidup.
Faktor-faktor tersebut memang bisa meningkatkan rasa kesepian pada lansia.
Namun pada usia tersebut, mereka jauh lebih kebal menghadapi kesepian karena sudah melewati berbagai asam garam kehidupan dan lebih ingin berkutat pada kesehatannya.
Sebaliknya, anak muda paling rentan mengalami dampak negatif dari rasa kesepian karena kemungkinan besar mereka belum tahu betul bagaimana cara mengatasi kondisi ini.
Terlebih, gaya hidup anak muda zaman sekarang yang serba individual membuat mereka merasa tidak memiliki hubungan dengan orang lain yang bisa membuat ia merasa dibutuhkan atau diinginkan.
Apabila Anda tidak terlalu akrab atau tidak punya ikatan yang kuat dengan orang-orang di sekitar, Anda bisa tetap merasa kesepian.
Apalagi jika ditambah anak muda tersebut kekurangan kasih sayang orangtua akibat perceraian, kehilangan orang yang disayangi, tidak percaya diri, serta terpengaruh dengan sosial media.
Keterbatasan akses untuk mencari tempat curhat serta efek trauma psikologis ini bisa membuat rasa kesepian akan semakin parah. Pertimbangkan melakukan konsultasi pada psikolog, jika kesepian yang Anda rasakan tidak kunjung menghilang.