Semua tahu minum kopi bisa menjadi senjata terbaik untuk mengalahkan kantuk
Namun begitu, sayangnya ternyata tak semua individu memiliki gen yang bisa menerima efek kopi dengan maksimal.
Sebuah penelitian di University of Edinburgh mengungkapkan gen dalam tubuh memiliki pengaruh besar untuk memproses efek kopi.
Hal ini menandakan tak semua orang bisa melawan kantuk dengan minum kopi saja.
Ditulis laman situs surat kabar terkenal Inggris, “the telegraph,” hari ini, Selasa, 12 September, Dr Nicola Pirastu menjelaskan, jenis gen PDSS2 memiliki peran untuk menguraikan efek kafein pada kopi lebih lama dalam tubuh.
Dia mengatakan, orang yang memiliki gen ini akan mendapatkan efek kopi lebih cepat tanpa harus mengonsumsi banyak-banyak.
“Efek kopi akan bertahan lama di dalam tubuh karena penelitian sebelumnya menunjukkan gen ini memiliki kode enzim yang dapat mengurai kafein, saat Anda meminumnya,” katanya.
Sementara, kebalikannya pada individu yang memiliki sedikit bahkan tidak memiliki gen PDSS2, maka tubuh tidak akan efesien mengurai kafein.
Kendati demikian, bukan berarti Anda harus menambah jumlah kopi lebih banyak untuk mendapatkan efeknya.
“Setiap makanan atau minuman pasti punya pengaruh baik dan buruk. Khusus untuk kopi, pengaruh buruknya sangat bervariasi pada setiap orang. Jadi konsumsi kopi dengan bijak,” ujar peneliti.
Dan masih ada dampak lai, benarkah kopi bisa menyembuhkan sakit kepala?
Kopi mengandung kafein, zat aktif yang berperan dalam mengurangi sakit kepala.
Kafein sendiri juga banyak terkandung dalam obat-obatan pengurang rasa sakit di kepala.
Hal tersebut dikarenakan kandungan kafein yang membuat berbagai obat tersebut jadi lebih efektif mengurangi sakit kepala.
Ada beberapa jenis sakit kepala yang bisa diredakan dengan pemberian kafein.
Salah satunya adalah hypnic headache. Hypnic headache adalah sakit kepala primer yang umumnya terjadi pada pasien dengan usia di atas lima puluh tahun.
Sebuah penelitian terbaru juga mengungkapkan, minum tiga cangkir kopi sehari menurunkan risiko segala penyakit dan kematian.
Luar biasa, bukan?
Kopi memang merupakan salah satu minuman favorit yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia. Diperkirakan ada dua koma dua puluh lima miliar cangkir kopi yang dikonsumsi di seluruh dunia setiap hari.
Seperti dimuat laman Daily Star, studi tersebut dilakukan oleh tim ilmuwan dari Imperial College London. Mereka bahkan menemukan kopi tanpa kafein juga memiliki efek yang sama.
Ilmuwan menganalisis data dari lebih setengah juta orang di 10 negara Eropa, termasuk Inggris, untuk mengeksplorasi pengaruh konsumsi kopi terhadap risiko mortalitas. Hasilnya cukup mengejutkan.
“Periset dari Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) dan Imperial College London menemukan, tingkat konsumsi kopi yang lebih tinggi terkait dengan penurunan risiko kematian,” tulis laporan tersebut.
Dr Marc Gunter dari IARC mengatakan, konsumsi kopi berkaitan dengan risiko kematian, khususnya untuk penyakit peredaran darah dan penyakit pencernaan.
“Yang menarik, hasil studi ini serupa di seluruh sepuluh negara Eropa dengan kebiasaan dan kebiasaan minum kopi yang bervariasi,” katanya.
Dengan menggunakan data dari studi EPIC, kelompok tersebut menganalisis data orang dari sepuluh negara Uni Eropa, termasuk Inggris, Prancis, Denmark dan Italia.
Pendiri EPIC, Profesor Elio Riboli menambahkan, temuan ini menambah bukti bahwa minum kopi tidak hanya aman, tapi memiliki kesehatan yang melindungi kesehatan.
“Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan, kita dapat yakin bahwa hasil studi ini mengkonfirmasi temuan sebelumnya mengenai manfaat kopi di seluruh dunia,” pungkasnya.