Mis V, atau vagina, Anda mengeluarkan bau nggak sedap?
“Ah… biasa kok..!
Ya. Miss V memang biasa menebar bau tak sedap.
Namun begitu, Anda perlu tahu sistem reproduksi wanita yang sering dberi “tanda petik” Miss Vini luar biasa.
Sistem ini melahirkan makhluk hidup baru, memberikan kesenangan kepada pemiliknya dan mendatangkan detoksifikasi bulanan.
Pada dasarnya, vagina memiliki sistem yang membersihkan dirinya sendiri.
Biarpun begitu, wajarkah bila vagina itu berbau?
Ahli seks Dr Logan Levkoff menjelaskan mengapa kegiatan seks, campuran lubrikasi vagina, semen dan produk seperti kondom berlubrikas, menciptakan zat menarik berbau unik bagi Anda dan pasangan.
Untuk Anda tahu tidak berarti bau itu buruk.
Menurut Dr Levkoff, Anda sebaiknya menerima aroma alami itu dan membiarkannya.
Membersihkan vagina dengan pembersih khusus sebenarnya tidak perlu.
Semua dokter pun setuju bahwa pembersihan itu, justru mengganggu bakteri alami di vagina dan bakal meningkatkan risiko terkena infeksi.
Rongga dalam vagina juga tidak perlu pembersihan tambahan.
Boleh-boleh saja jika wanita membersihkan daerah vulva atau(bagian labia, klitoris dan pembukaan vagina dan uretra.
Tetapi itu tidak membutuhkan sabun khusus. “Air saja sudah cukup untuk membersihkan,” kata Michele G. Curtis, seorang ahli kebidanan.
Tetapi jika vagina terasa berbau aneh, amis yang tak biasa, sudah saatnya Anda memeriksakan diri ke dokter kebidanan, karena ada kemungkinan terkena infeksi.
Bila tidak berbau aneh, terima saja aroma alami tubuh Anda.
Kalau pun Anda membersihkan Miss V, Anda sudah tahu i yang salah dan benar cara mencucinya sehingga membuat area intim dijauhi rasa gatal atau jadi sarang jamur.
Lantas apa jenis pembersih vagina yang Anda gunakan?
Sabun biasa atau pembersih khusus?
Berapa takarannya di setiap pemakaian?
Dan pahami bagaimana cara membersihkannya dengan tepat.
Nah, langkah pertama Anda harus membersihkan bagian vagina bagian vulva, termasuk labira mayora dan minora atau populer dengan sebutan bibir vagina luar dan dalam, yang besar maupun yang kecil.
Bagian dalam vagina dimulai dari lubang hingga masuk ke dalam tubuh mampu membersihkan dirinya sendiri.
Jessica Shepherd, MD, pakar kebidanan dan kandungan University of Illinois di Chicago mengingatkan, tak perlu mengutak-atik bagian dalam agar tak merusak flora vagina.
Langkah kedua aksi bersih-bersih ini harus dimulai dari pengetahuan Anda terhadap pH
Ini harus dijaga agar flora yang baik tetap hidup dan jamur serta bakteri “enggan mampir”.
Ketika Anda membersihkan vagina dengan cairan pembersih tubuh yang mengandung parfum, berarti Anda sudah merusak pH normal vagina. Ini bisa menyebabkan gatal-gatal, iritasi, dan bau tak sedap.
“Pembersih tanpa pewangi adalah pilihan terbaik karena tidak mengandung zat yang berpotensi menyebabkan iritasi,” kata Sheperd.
Selain itu, sabun padat lebih baik dari sabun cair karena tidak mengandung alkohol setinggi sabun cair.
Namun, yang terbaik adalah pembersih khusus dengan pH tidak berpewangi, dan tidak mengandung alkohol.
Pasang mata jika ada perubahan pada vagina berupa gatal, kering, atau cairan kental tak wajar. Mungkin itu infeksi jamur.
Juga perhatikan frekuensi. Jika frekuensi Anda membersihkan vagina kurang, mungkin masih ada sisa keringat dan sekresi yang tersisa.
Jika vagina dibersihkan secara berlebihan, Anda bisa mengganggu keseimbangannya.
Membersihkan vagina dengan tangan juga lebih baik ketimbang memakai loofah.
Tekstur loofah bisa membuat luka dan jika pasangan Anda berisiko penyakit menular seksual, itu mudah menular lewat luka tadi. Bersihkan vagina satu atau dua kali sehari sudah cukup.
Langkah terakhir, keringkan dengan saksama menggunakan handuk yang bersih dan lembut.
Jangan digosok-gosok, cukup tempelkan handuk sampai area intim Anda benar-benar kering.
Jaga area intim tetap kering dengan mengganti panty liner atau celana dalam dua hingga tiga kali sehari dalam kondisi normal.
Setiap kali usai buang air kecil, cuci vagina dengan air bersih, lalu langsung keringkan.
Perhatikan arah basuh dubur setelah buang air besar, jangan dari belakang ke depan. Itu sama saja Anda menyebarkan kuman dari dubur ke vagina.
Di dalam vagina, ada bakteri baik dan ada bakteri jahat..
Intinya, secara fisiologis, vagina diciptakan mampu mengurus dirinya sendiri dengan cara mendorong keluar kotoran lewat cairan khas yang Anda lihat sehari-hari.
Tugas Anda cuma membersihkan sekresi cairan itu di bagian vulva, menjaganya tidak lembab berlebih, dan mempertahankan pH seimbangnya