Site icon nuga.co

Pantangan Kala “Ribut” Dengan Pasangan

Siapa yang bisa menghindari pertengkaran dengan pasangan?

Jawabannya, ya lumrah sih!

Meski terkesan negatif, bertengkar sebenarnya memberikan dampak positif.

Namun begitu, kalau pertengkaran itu makin buruk  tentu bisa membuat hubungan renggang dan stres.

Sayangnya, banyak orang kesulitan untuk menerapkan pola komunikasi yang baik saat sedang beradu argumen dengan pasangannya.

Sebagian besar orang cenderung bersikap dan bertutur kata yang tak terkendali yang tentu saja bisa memicu konflik baru.

Untuk itu, ada berbagai sikap yang sebaiknya dihindari saat bertengkar dengan pasangan, agar masalah tidak berlarut-larut.

Agar hubungan Anda dan pasangan tetap terjaga meski sedang bertengkar, ada baiknya untuk menghindari berbagai sikap seperti keinginan untuk membela diri

Ego akan sangat sulit dikendalikan saat sedang bertengkar dengan pasangan. Banyak orang yang justru membela diri daripada mengakui kesalahannya.

Biasanya hal ini dilakukan karena gengsi, tidak mau disalahkan, dan menolak kenyataan bahwa memang ia yang menyebabkan masalah.

Anda bisa saja kekeh dan mempertahankan argumen. Namun, jangan heran jika pasangan lama-lama mundur secara perlahan dari hubungan yang sedang dijalani.

Membela diri ketika Anda memang salah tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik, akuilah secara terbuka dan belajar untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah diperbuat.

Jangan pernah merasa selalu merasa paling benar

Hanya karena pasangan tidak memiliki pandangan yang sama bukan berarti Andalah yang paling benar. Pasalnya, Anda tidak memaksa pasangan untuk dapat melihat dan menganggap sesuatu dengan cara yang sama.

Jangan justru merasa pasangan Andalah yang salah saat Anda berdua memiliki pendapat yang berbeda.

Daripada merasa paling benar,  sebaiknya cari jalan tengah untuk menengahi perbedaan di antara Anda dan pasangan. Jangan hanya selalu ingin dianggap benar tanpa mau mendengarkan dan menghiraukan pandangan dari pasangan.

Jangan hanya memikirkan kepuasan Anda karena hubungan adalah sesuatu yang dijalani berdua atas kesepakatan bersama. Sehingga apapun yang terjadi, kepentingan, kebahagiaan, dan kepuasan kedua belah pihak haruslah diutamakan.

Ketika Anda dan pasangan mengalami konflik, biasanya ucapan yang sering kali terlontar adalah “Kamu selalu…”, “Kamu tidak pernah…”.

Kalimat-kalimat yang diawali dengan kata tersebut bermaksud untuk menggeneralisasi keadaan. Padahal mungkin faktanya sebaliknya.

Jika Anda mengeluarkan kalimat ini pada pasangan, bukan tidak mungkin ia merasa tidak dihargai. Pasalnya, usaha yang selama ini telah dilakukannya sama sekali tidak dianggap hanya karena satu kesalahan kecilnya.

Jika pasangan sudah merasa tidak dihargai, konflik yang terjadi bisa semakin memanas.

Saat pasangan menawarkan untuk mendiskusikan sebuah masalah, tak jarang salah satu pihak menolaknya. Entah karena tidak ingin disalahkan, malah membahasnya, dan berbagai alasan lainnya. Nah, sikap ini sangat perlu Anda jauhi saat bertengkar dengan pasangan.

Masalah hanya bisa diselesaikan dengan cara dibicarakan. Namun, ketika Anda bersikeras untuk tidak membahasnya maka hubungan Anda tidak akan pernah membaik. Jika Anda berpikir bahwa masalah akan selesai tanpa perlu dibicarakan maka Anda keliru.

Saat bertengkar, yang memiliki perasaan marah bukan hanya Anda tetapi juga pasangan. Akan tetapi coba pikir, meski marah pasangan tetap berusaha menyelesaikannya dengan cara mengajak Anda mendiskusikannya.

Oleh sebab itu, turunkan ego Anda dengan membuka diri untuk menyelesaikan masalah Anda berdua.

Hindarilah menginterupsi dan tidak mau mendengarkan

Semua orang bisa berbicara tetapi tidak semua orang bisa mendengarkan, terlebih saat bertengkar dengan pasangan. Banyak orang berusaha menyela dan menyiapkan omongan yang akan dikatakannya untuk menanggapi pasangannya.

Sayangnya, sangat egois jika Anda melakukan hal ini pada siapapun termasuk pasangan.

Pasalnya, jika Anda selalu menginterupsi dan tidak menjadi pendengar yang baik maka Anda tidak akan tahu apa yang sebenarnya dikeluhkan pasangan.

Oleh karena itu, belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik saat pasangan sedang berbicara. Dengan menyimaknya, Anda bisa memahami sudut pandang pasangan dan berempati terhadap perasaannya.

Hindarilah melemparkan hinaan saat bertengkar. Dalam hubungan jangka panjang, bisa dipastikan Anda tahu kata-kata yang paling menyakitkan buat orang yang dicintai.

Namun, sekesal apa pun Anda saat bertengkar, jangan sampai keluar kata-kata hinaan terhadap pasangan.

“Menghina itu benar-benar di luar batas. Ini hanya bisa melukai pihak lain, ini tidak memecahkan masalah,” kata Susan Heitler, relationship expert sekaligus psikolog klinis.

Sebaiknya fokus pada solusi, bukan untuk melihat seberapa efektif Anda membuat orang lain terluka.

Jangan pernah mengungkit masa lalu

Pertengkaran menyoal hal sepele bisa merembet jadi pertengkaran hebat. Salah satu penyebabnya adalah saat seseorang mulai mengungkit kisah masa lalu, terlebih yang menorehkan kesedihan.

Sebaiknya fokus pada kini dan di sini.

Caranya, hindari penggunaan kata ‘selalu’ dan ‘tidak pernah’ misal, ‘Kamu selalu begini’ atau ‘Kamu tidak pernah menurut’. Komplain dengan cara mengaitkan kejadian masa lalu malah membuat pasangan jadi bersikap defensif.

Sampaikan komplain dengan fokus pada apa yang Anda rasakan. Cara ini akan membuat pasangan lebih mau mendengarkan dengan seksama.

Keluhan seputar masalah rumah tangga ke orang tua hanya akan mengubah masalah pribadi jadi masalah publik. Anda mendapat dukungan dari orang luar dan pasangan akan merasa diserang.

Jika benar-benar ingin curhat, sebaiknya pilih orang yang bisa Anda percaya seperti sahabat.

Ancaman untuk mengakhiri hubungan bukan ide yang baik. Aksi ancaman bisa merusak kepercayaan dan membuat pasangan merasa ditinggalkan.

“Jangan mengancam untuk pergi. itu mungkin satu hal yang paling toksik yang Anda lakukan,” kata Monica O’Neal, psikolog klinis Harvard dan relationship expert.

Pertengkaran bukan hadir untuk merusak kesepakatan yang sudah dicapai. Pertengkaran terjadi untuk membuka komunikasi akan hal baru, termasuk jika Anda atau pasangan tidak sepakat dengan sesuatu hal.

Kontak fisik, apalagi kekerasan, sangat tidak disarankan saat bertengkar. Kontak fisik tidak harus berupa menampar, memukul, atau menendang.

Ada kontak fisik atau gestur yang bisa mengintimidasi seperti menghalangi jalan keluar, berdiri dengan gestur mengintimidasi di depan pasangan, atau melempar barang sehingga menciptakan suasana tidak nyaman.

Gestur memalingkan wajah dan memutar bola mata saat lawan bicara berbicara akan membuat pasangan merasa takut dan tidak terhubung.

Sebaliknya, buat bahasa tubuh yang lebih terbuka dan menciptakan suasana aman buat Anda dan pasangan.

Exit mobile version