Site icon nuga.co

Suara Ayah Lebih Ramah di Telinga Si Bayi

Suara siapa yang paling ramah di telinga si bayi?
Ayah atau ibu!

Jawabannya bisa sangat mengejutkan.

Ternyata respon suara ayah jauh lebih ramah dari suara si ibu di kuping si bayi.
Lha?

Memang begitu fakta ilmiahnya.

Lantas kenapa suara ayah lebih ramah dari suara ibu untuk telinga si bayi.

Alasannya, secara ilmiah, frekuensi suara laki-laki lebih rendah dan memungkin bayi meresponnya secara ramah.

Berlainan dengan suara perempuan yang memiliki tone suara yang lebih tunggi dibandingkan laki-kali, menyebabkan anak tidak menerimanya dengan ramah. Apalagi ketika adrenalin terpacu, suara perempuan pun semakin meninggi.

Perbedaan suara ini menempatkan peran ayah berada dalam posisi sentral bagi pertumbuhan bayi.
Itulah sebabnya kehadiran ayah sangat berarti di samping buah hati pada masa awal pertumbuhannya, di samping kehadiran ibu.

Menurut penelitian itu, suara lelaki yang frekuensinya lebih rendah dipercaya lebih nyaman didengar oleh bayi.

“Tone suara ibu yang lebih tinggi sangat tidak ramah bagi pendengaran anak,” kata praktisi neuroscience terapan, Anne .

Tak hanya itu, perbedaan tone suara pada ayah dan ibu juga memengaruhi keseimbangan sang anak, tetapi telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan.

“Dari dua jenis suara yang dia kenali menjadi sensasi yang berbeda di gendang telinga dan rumah siputnya,” kata Anne mengungkapkan.

“Peran ayah diberikan sebagai pembeda dari ibunya.”

Rumah siput yang berperan mengatur keseimbangan menangkap suara yang lebih tinggi di luar dan suara yang lebih rendah di bagian tengah. Rumah siput akan merespons dengan melingkar ketika mendengar suara bernada rendah dan menegang ketika mendengar suara bernada tinggi.

“Kalau rumah siputnya melingkar, berarti dia relaks. Kalau tinggi rumah siputnya membuka dan membuat tegang,” kata Anne menerangkan.

Apabila bayi hanya sering mendengar suara ibunya, tentu rumah siputnya akan terus menegang. Suara ayah dibutuhkan untuk membuatnya rileks kembali. Jika tidak pertumbuhan anak pun akan terganggu.

Biasanya, ketidakseimbangan yang dihasilkan dari pengaruh suara ini memengaruhi keaktifan anak. Anak yang tidak mendapatkan keseimbangan pendengaran saat kecil cenderung akan hiperaktif.

“Anak aktif jangan dikerangkeng. Mereka punya gangguan di organ keseimbangan. Untuk menolong mereka mengoreksi organ keseimbangan, beri pijatan di daerah wajah dan telinga,” ujar Anne.

Tentang masih terdapatnya ayah yang abai mengurus anak, Anne Gracia mengungkapkan, seorang ayah biasanya mau mengurus anak jika anak tersebut sudah besar.

Padahal sebaiknya, ayah harus turun tangan mengurus anak bahkan sejak baru lahir.

“Jangan menunggu. Lakukanlah sedini mungkin. Proses kebersamaan pun harus dari sedini mungkin,” kata Anne.

Bahkan dari sentuhan ayah saja bisa membantu proses tumbuh kembang anak hingga ia dewasa nanti.
Sentuhan ayah dipercaya dapat memberikan efek yang berbeda dibandingkan sentuhan ibu. Dan efeknya pun tak kalah luar biasa.

“Rangsangan dari ayah cenderung sentuhan yang jejek, menekan, berbeda dengan ibu yang cenderung menggeser dengan melakukan ulasan,” ujar Anne. Sentuhan ayah pun cenderung akan jatuh pada persendian, seperti tangan, siku, dan bahu.

Sifat dasar sentuhan ayah inilah yang dipercaya bisa membantu anak untuk mengenali persendiannya. Tekanan susunan saraf yang dilakukan pada anak pun dipercaya akan membangunkan sarafnya yang tertidur “Itu namanya aktivasi,” ujar Anne.

Aktivasi saraf dan sentuhan pada persendian anaklah yang bisa membantu sistim motoriknya berkembang dengan baik. “Dengan membantu memberikan stimulus maka otak dia akan mengenali sistem sendi. Dan akibatnya anak akan mengendalikan lebih baik. Salah satunya membantu anak menulis,” kata Anne menambahkan.

Perbedaan sentuhan dari ayah dan ibu pada masa awal pertumbuhan pun menjadi suatu hal yang krusial bagi anak perempuan. “Anak perempuan wajib bisa membedakan sentuhan ibu dan ayah,” kata Anne.

Ia berujar, bahwa sejak kecil anak perempuan wajib merasakan sentuhan ayahnya agar semasa dewasa anak tersebut memiliki semacam ‘alarm’ jika dipegang pria sembarangan.

“Ini penting biar dia tahu kalau nanti dipegang pria sembarangan. Dia sudah punya rekaman, ayah akan memegang kami seperti ini kalau pegangannya lain kami harus nolak,” kata Anne menjelaskan.

Ketika dewasa anak pun bisa membedakan dengan mdah mana sentuhan yang melindunginya dan mana yang bisa membahayakan dirinya.

“Dia akan tahu orang yang ragu-ragu megang dia. Orang tua secara refleks sentuhannya kasih sayang dan perlindungan, itu sudah direkam,” ujar Anne.

Exit mobile version