Apakah seorang ayah lebih senang dengan anak perempuan ketimbang anak lelakinya?
Nah, inilah pertanyaan klasik yang terus muncul kepermukaan untuk diberi jawaban berdasarkan data ilmiah dari berbagai penelitian.
Dan kali laman kesehatan terkenal “hello sehat” memberi jawabannya sekaligus penjelasan yang rinci
Ya, setiap orangtua, pasti memiliki caranya masing-masing dalam membesarkan anak-anak mereka, tak terkecuali ayah.
Biasanya ayah sering kali dianggap memiliki perbedaan perlakukan terhadap anak perempuan dan laki-lakinya.
Banyak yang menyangka jika kasih sayang ayah lebih besar pada anak perempuan ketimbang anak laki-laki. Benarkah demikian? Ini kata para ahli.
Tak sedikit orang menganggap bahwa seorang ayah akan lebih sayang pada anak perempuannya.
Ia akan lebih memanjakan gadis kecilnya dan berlaku keras pada anak laki-laki. Sebenarnya, hal ini karena perlakuan yang diberikan ayah berbeda pada setiap anaknya.
Menurut teori kognitif sosial Albert Bandura, mengenai perkembangan gender, bahwa ayah dan ibu sering kali memiliki persepsi tentang perilaku “pantas” bagi perbedaan jenis kelamin anak-anak mereka.
Misalnya, anak laki-laki sejak kecil sudah dididik untuk tidak bermain dengan boneka dan berperilaku “feminin”, sementara anak perempuan sering dicegah melakukan kegiatan yang melibatkan fisik.
Mungkin Anda kerap kali mendengar pendapat bahwa “anak perempuan biasanya lebih dekat dengan ayah dan anak laki-laki dengan ibu”.
Ternyata hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa ayah akan cenderung menunjukkan cara bicara dan tingkat perhatian yang lebih halus saat berkomunikasi dengan anak perempuannya.
Sedangkan ayah cenderung lebih tegas ketika berhadapan dengan anak laki-lakinya.
Hal ini yang kemudian dianggap kasih sayang ayah lebih besar pada anak perempuannya. Padahal, tentu saja setiap orangtua menyayangi masing-masing anaknya.
Kembali lagi, hal ini terkait dengan bagaimana sang ayah mendidik anaknya.
Sebuah penelitian melibatkan lima puluh dua orang ayah yang diberikan alat perekam untuk dikenakan di ikat pinggangnya.
Perangkat ini diprogram untuk merekam potongan suara tapi baik ayah dan anak-anaknya tidak tahu kapan perangkat tersebut akan benar-benar merekam sehingga alat akan bekerja secara alami.
Berdasarkan hasil rekaman yang sudah diterjemahkan ini, menunjukkan bahwa perlakukan ayah pada anak perempuan lebih banyak menggunakan bahasa yang halus, lembut, dan bermuatan emosi – seperti “menangis”, “sedih”, “air mata”, dan “kesepian”.
Ayah juga terbukti lebih sering bernyanyi untuk anak perempuannya dibandingkan dengan jagoan kecilnya.
Selain itu, ayah juga akan cenderung menggunakan kata-kata yang memiliki arti lebih, seperti “lebih” dan “lebih baik” kepada anak perempuan daripada dengan anak laki-laki.
Menurut Jennifer Mascaro, seorang asisten profesor keluarga dan pengobatan di Emory University School of Medicine di Atlanta, kata-kata seperti ini bisa mengarah pada pengembangan alur komunikasi yang lebih jauh dan lebih baik.
Sementara pada anak laki-laki, seorang ayah akan banyak menggunakan kata-kata yang lebih berorientasi pada pencapaian, seperti “menang” dan “bangga”.
Ayah dan anak laki-laki juga kerap kali terlibat dalam interaksi yang lebih tegas serta permainan yang lebih mengandalkan fisik, misalnya menggelitik, melempar tangkap putra mereka, dan lain sebaginya.
Nah, meskipun ayah lebih menunjukkan perilaku yang lemah lembut saat berinteraksi dengan anak perempuannya, ini bukan berarti ayah bisa selalu memperlakukan anak laki-lakinya dengan tegas.
Pasalnya, baik anak perempuan dan laki-laki akan tetap memandang sosok ayahnya sebagai panutan hidup.
Dilansir dari laman Huffingtonpost, peran ayah sangat penting bagi perkembangan emosional putra dan putrinya.
Bahkan sebuah studi menunjukkan jika ayah menyayangi dan mendukung anak-anaknya, ini akan memberikan kontribusi besar dalam perkembangan kognitif, sosial, prestasi, serta kemampuan membawa diri yang baik.
Sebab pada dasarnya, seorang anak perempuan ketika dewasa akan cenderung untuk memilih pasangan yang memiliki kemiripan sifat dengan ayahnya.
Sementara anak laki-laki, melihat ayahnya sebagai “patokan” dalam membentuk jati dirinya. Oleh karena itu, ayah harus tetap adil dalam memperlakukan dan mendidik putra dan putrinya.