Lebih dari setengah kopi di dunia terancam punah. Perubahan iklim, penggundulan hutan, penyakit dan kekeringan jadi tiga faktor penyebabnya.
Para peneliti menganalisis spesies kopi, hasilnya setengah diantaranya menghadapi ancaman kepunahan.
Ada tiga belas spesies tanaman kopi dianggap sangat terancam, empat puluh terancam, dan dua puluh dua diklasifikasikan sebagai rentan punah.
“Secara keseluruhan, fakta bahwa risiko kepunahan di semua spesies kopi sangat tinggi, hampir enam puluh persen, itu jauh di atas angka risiko,” kata penulis utama Aaron Davis pada AFP seperti dilansir dari New York Post
Temuan yang dipublikasikan di Science Advances and Global Change Biology ini mengungkapkan, lebih dari dua miliar cangkir kopi saat ini dikonsumsi di seluruh dunia, yang paling banyak dikonsumsi adalah arabica dan robusta. Sayangnya, keduanya termasuk di daftar yang terancam punah.
Para peneliti menyatakan, melindungi dan melestarikan spesies yang tidak dikonsumsi sama pentingnya. Ini dikarenakan hal tersebut memberikan stabilitas dan keanekaragaman, serta sebagai penangkal genetik terhadap penyakit tanaman tertentu.
“Beberapa spesies kopi dianggap belum terlihat di alam liar selama lebih dari seratus tahun dan ada kemungkinan beberapa sudah punah,” tulis peneliti lain Eimear Nic Lughadha.
Arabica, yang tumbuh secara alami di Ethiopia dan Sudan Selatan menyumbang enam puluh persen dari industri miliaran dolar secara global. Sementara itu, robusta menyumbang empat puluh persen.
Sekalipun ini tidak akan berlangsung dalam waktu dekat, namun para peneliti meminta agar masyarakat melestarikannya mulai dari sekarang.
“Sebagai peminum kopi, Anda tidak perlu khawatir untuk waktu dekat ini,” kata Davis.
Para coffeeholic dan industri terkait harus mulai memeratikan keberlangsungan hidup komoditas kopi agar generasi mendatang bisa terus menikmatinya. Penelitian terbaru menunjukkan kepunahan kopi akan terjadi dalam satu abad ke depan.
Tidak tanggung-tanggung, enam puluh persen spesies kopi liar berada dalam ancaman kepunahan, demikian lansiran Forbes berdasarkan studi Science Advances.
Salah satu yang terancam punah adalah Arabica yang merupakan bagian dari enam puluh persen produksi global. Negara-negara yang mengandalkan komoditas kopi akan terimbas.
Salah satunya adalah Ethiopia yang enam puluh pendapatan ekspornya berasal dari kopi. Pendapatan lima belas juta orang di negara itu juga bergantung pada kopi. Lebih lanjut, delapan puluh persen penanam kopi berasal dari negara belum berkembang.
Para ahli setuju bahwa kopi terancam oleh perubahan iklim, apalagi kopi Arabica sulit dikultivasi karena butuh temperatur tertentu agar bisa berkembang. Akibat hal ini, hasil bibit akan berkurang atau penggunaan pestisida menambah, sehingga merugikan kualitas dan produksi kopi.
Industri kopi pun akan menghadapi tantangan signifikan di masa depan. Harga kopi yang lebih mahal dan cita rasa berkurang menjadi beberapa dampak yang dapat terjadi.
Menurut Investopedia, Indonesia juga merupakan satu dari lima negara penghasil kopi terbesar.
Sebagian besar spesies kopi liar ditemukan di hutan Afrika dan Madagaskar. Mereka terancam oleh perubahan iklim dan hilangnya habitat alami, serta akibat dari penyebaran penyakit dan hama.
Sementara budidaya kopi yang tengah berkembang, dan membentuk bisnis menguntungkan secara global, juga tidak luput dari risiki gangguan kesehatan kesehatan akibat perubahan iklim, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian.
Di Ethiopia, jumlah lokasi tumbuhnya tanaman kopi Arabika dapat berkurang hingga delapan puluh lima persen lahan cocok tanamannya menjadi tidak lagi subur pada akhir abad ini, kata para ilmuwan.
Ethiopia adalah eksportir kopi terbesar di Afrika
Sekitar lima belas juta orang di negara itu bekerja dalam sektor produksi kopi, di mana Arabika liar –yang merupakan tanaman asli setempat– merupakan stok benih terpenting untuk industri terkait.
Lebih dari itu, kopi komersial juga akan terpengaruh jika spesies liar mati, karena tanaman-tanaman tersebut dapat menjadi kunci bagi varietas kopi kawin silang yang lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim, dan mungkin juga tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.
Para ilmuwan, dari Royal Botanic Gardens, Inggris, merilis penelitian mereka pada hari Rabu di jurnal Science Advance dan Global Change Biology.
Analisis ini didasarkan pada pemeriksaan mereka terhadap seratus dua puluh empat spesies kopi yang diketahui, dan penilaian dihasilkan untuk International Union for Conservation of Nature, yang menerbitkan Daftar Merah global spesies terancam.
Melalui inisiatif penelitian ini pula, diketahui bahwa beberapa kerabat dari spesies kopi liar arabika resmi diklasifikasikan sebagai terancam punah.
Aaron Davis, kepala penelitian kopi di Taman Nasional Kew, Inggris, dan penulis utama makalah Science Advances, mengatakan: “Penggunaan dan pengembangan sumber daya kopi liar bisa menjadi kunci keberlanjutan jangka panjang pada industri kopi komersial. Tindakan tepat sangat dibutuhkan di negara tropis tertentu, khususnya yang berlokasi di benua Afrika, untuk melindungi masa depan kopi,” tambahnya.