Site icon nuga.co

Obrolan Seks Dibahas Bersama Pasangan

Seks sejatinya masih menjadi topik obrolan yang tabu dan kurang pantas dibahas di ruang publik.

Namun, tidak demikian jika Anda sudah berpasangan. Seks, sama seperti topik rumah tangga yang lain, juga perlu dibahas bersama-sama.

Buka-bukaan membahas seks dengan pasangan justru penting buat menjaga keharmonisan di luar dan di dalam kamar tidur, lho!

Penasaran, topik apa saja yang harusnya dibahas ketikan ngobrol tentang seks dengan pasangan?

Anda berdua butuh komunikasi yang jelas agar ranjang selalu hangat dan bisa sama-sama saling terpuaskan. Menurut peneliti isu sosial, Joseph Grenny, pasangan yang sering ngobrol tentang seks kira-kira 10 kali lipat merasa bahagia ketimbang yang masih malu-malu kucing.

Jika Anda masih ragu atau bingung harus mulai ngobrol dari mana, poin-poin berikut mungkin menginspiras

Menurut seksolog Carol Queen Ph. D., diskusikan dulu mengenai batasan yang harus saling dihormati sebelum topik obrolannya meluas ke mana-mana.

Batasan yang dimaksud bisa meliputi irama atau alur hubungan seksnya itu sendiri. Apakah Anda lebih nyaman dengan tempo yang lembut dan pelan-pelan, atau ingin yang lebih liar dengan hentakan heboh. Katakan apa yang Anda mau bergantian dengan pasangan.

Anda juga bisa berdiskusi tentang gaya, posisi, hingga waktu-waktu berhubungan seks yang Anda ingin dan tidak. Apakah Anda ingin mencoba seks oral, tapi pasangan tidak? Apakah pasangan punya dan ingin mencoba fantasi seks tertentu, tapi Anda ragu?

Kemukakan semua hal yang Anda berdua sukai dan tidak. Kemudian kompromi terus sampai pada akhirnya menemukan titik tengah yang sama-sama menguntungkan Anda berdua.

Penting juga untuk selalu menghargai dan menghormati apa yang sudah menjadi keputusan satu sama lain agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian waktu.

Membahas kekurangan diri sendiri yang dimaksud di sini bukan untuk ajang saling buka aib. Justru dengan ngobrol tentang performa seks masing-masing, Anda dan pasangan jadi bisa untuk menemukan solusinya.

Namun menurut Joel D. Block, Ph.D., seorang psikolog senior, banyak pria yang malu atau bahkan enggan mengakui dirinya tidak mampu memuaskan pasangannya. Ini mungkin terkait dengan ego dan label sosial di masyarakat bahwa seorang pria jantan pasti juga harus gagah di ranjang.

Meski begitu, memiliki kekurangan merupakan hal yang manusiawi. Ingat, tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada satu pun orang di dunia ini yang terlahir langsung jago soal urusan bercinta.

Maka jika Anda merasa kurang bisa tahan lama saat ereksi atau sulit mencapai orgasme, katakanlah sejujurnya pada pasangan.

Berbagai masalah seks yang paling umum sejatinya berakar dari faktor psikologis dan bisa ditangani dengan bicara. Saat sedang tidak ingin bercinta, diskusilah bersama pasangan mengenai apa yang menjadi kekhawatiran masing-masing.

Saat mengetahui akar penyebabnya kemungkinan adalah stres, Anda berdua bisa saling bahu membahu untuk mengatasinya. Misalnya, jika pria terlalu tegang dan panik saat berusaha ereksi wanitanya bisa mulai pelan-pelan untuk merilekskan si pria.

Begitu pula jika wanitanya yang merasa kurang pede dan sulit mencapai orgasme.

Lakukanlah hal-hal yang bisa membuatnya lebih santai. Mungkin dengan memijat, mencium, membelai, memeluk, atau memberikan cupang di area paling sensitifnya.

Buat sesi foreplay jadi lebih lama dengan sentuhan atau belaian yang membuat wanita bisa terangsang penuh dan pria bisa ereksi maksimal.

Bila cara ini belum berhasil, diskusikan dengan pasangan mengenai kemungkinan konsultasi ke seksolog atau terapis. Tetap saling mendukung dan membantu satu sama lain sampai apa pun masalahnya di ranjang berhasil teratasi.

Di awal pernikahan, gairah Anda berdua mungkin masih menggebu-gebu sehingga seks pun dianggap sebagai kegiatan favorit. Namun seiring tahun demi tahun, berhubungan seks bisa terasa membosankan. Kehilangan gairah seks sewaktu-waktu memang normal bagi pasangan yang sudah menikah lama.

Jangan menunggu dan membiarkan sampai bara api gairah Anda berdua benar-benar padam. Meski begitu, memaksakan bercinta saat salah satunya sedang tidak mau bukanlah jalan keluar yang baik. Hal ini justru akan merusak keharmonisan rumah tangga Anda ke depannya.

Sembari ngobrol dengan pasangan tentang apa yang membuat jenuh berhubungan seks, seksolog Grenny menyarankan untuk sekaligus membahas apa yang bisa dilakukan ketika salah satu pihak menolak atau sedang tidak mood.

Di waktu ketika hasrat bercinta sedang tidak selaras, Anda mungkin bisa menyiasatinya dengan masturbasi sendiri atau menonton porno. Namun, diskusikan lebih dulu dengan pasangan agar cara Anda malah tidak membuat salah paham, ya!

Hal penting lain yang harus dibicarakan ketika ngobrol dengan pasangan adalah tentang frekuensi seks itu sendiri. Seberapa sering Anda mau dan bisa bercinta, begitu pula dengan keinginan pasangan.

Misalnya, Anda mungkin ingin bercinta sebanyak dua hingga tiga kali dalam seminggu dengan hari yang selang-seling.

Ceritakan pada pasangan mengapa Anda memilih seperti itu. Mungkin di hari-hari tersebut Anda merasa paling lowong dan tidak disibukkan dengan hal-hal lain, atau pola tersebut selaras dengan masa ovulasi Anda?

Kemudian, Anda bisa menanyakan balik ke pasangan seberapa sering ia ingin berhubungan seks. Jika jawabannya sama, Anda berdua tinggal menyelaraskan di hari-hari apa saja yang paling enak untuk bermesraan.

Namun jika jawabannya berbeda, diskusikan sampai bertemu titik tengahnya agar tidak ada dari Anda berdua yang merasa dirugikan atau tidak terpuaskan.

Exit mobile version