Hidup?
Ya, hidup seperti ditulis majalah terkemuka dunia “reader s digest,” dalam edisi terbarunya, memang tak selalu berjalan mulus.
Untuk itu wajar jika kita merasa khawatir atau cemas akan masalah yang menerpa.
Namun, terlalu khawatir hingga menimbulkan depresi juga bukan hal yang bagus untuk diri kita sendiri.
Lalu, bagaimana cara mengatasi kekhawatiran yang berlebihan dalam hidup?
“Reader’s Diggest,” mencatat ada beberapa cara mengatasi kecemasan.
Pertama, tulisnya, dengan olahraga, terutama yoga
Riset telah membuktikan olahraga dapat menjadi solusi untuk mengatasi kecemasan dan depresi.
Sayangnya, manfaat olahraga ini seringkali diabaikan. Bahkan, banyak orang menganggap pergi ke gym dan berolahraga bersama banyak orang justru menambah rasa cemas.
Sebagai alternatif, cobalah untuk mempraktikan yoga. Kita bisa melakukannya secara pribadi di rumah.
“Olahraga membantu melepaskan endorfin yang penting untuk mengatasi rasa cemas yang bisa menurunkan tingkat stres,” kata Kelsey Torgerson, dokter klinis berlisensi dan spesialis kecemasan,
Secara pribadi, Torgerson juuga mempraktikan yoga empat kali seminggu. “Yoga meningkatkan ‘jendela toleransi’ dan membangun keterampilan manajemen stres,” tambahnya.
Selain itu upyakan mengurangi sosial media
Banyak orang menggunakan media sosial untuk melampiaskan perasaan tertekan dan cemas. Rebecca Burton, konselor pernikahan dan keluarga berlisensi, mengatakan cara ini justru semakin membahayakan diri kita. ”
Menggunakan media sosial berarti kita rentan terhadap kejadian yang memicu kecemasan pada hari itu,” katanya.
Apalagi, media sosial kerap membuat kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang akan semakin menimbulkan rasa cemas. Sebaiknya, kita mulai mengurangi penggunaan media sosial.
Memang sangat susah melakukannya, terutama jika kita telah kecanduan. Namun, daripada kita menghabiskan waktu untuk media sosial,
Burton menyarankan agar kita menggunakan waktu untuk beristirahat.
Dan terima kecemasan sebagai bagian dalam hidup Akshay Nanavati, motivator pengembangan diri, mengatakan agar kita menerima kecemasan sebagai hal yang wajar dalam hidup.
“Merangkul dan memanfaatkan kecemasan akan membantu kita mengontrolnya, bukan sebaliknya,” paparnya.
Menurutnya, penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Dari sinilah, kita dapat belajar bagaimana membangun hubungan positif dengan rasa sakit. Salah satu bagian terburuk dari kecemasan adalah rasa takut akan rasa sakit.
Namun konyol untuk memulai penderitaan karena hal-hal yang belum terjadi. Terimalah bahwa akan ada perjuangan.
Selain itu, kita juga harus mengetahui jika diri kita cukup kuat untuk menghadapinya. Jika kecemasan kita semakin besar dan kita merasa tak dapat menanganinya, cobalah untuk menemui dokter untuk mendapatkan tindak lanjut.
Lakukan yang terbaik dan berhenti Sebagian besar kecemasan berasal dari kebiasaan menunda.
Oleh karena itu, sebaiknya kita mulai menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan ini.
Denise Limongello, psikoterapis berlisensi dari Manhattan, menyarankan kita agar segera mengerjakan apa yang harus kita kerjakan.
“Banyak penelitian menunjukkan orang sering mengatasi kecemasan dengan penundaan,” katanya. Menunda bukanlah hal yang bisa membuat kita terhindar dari rasa cemas.
Menurut Limongello, tidak ada cara lain selain mengerjakan apa yang harus kita selesaikan.
Namun, untuk mengatasi rasa cemas yang terjadi karena hal di luar kendali kita, melakukan hal yang bisa kita lakukan sebaik mungkin akan membantu meringankan rasa cemas.
Jika kita tak mampu menunjukan apa yang membuat kita merasa cemas, bisa jadi kita menderita Generalized Anxiety Disorder. Ini merupakan penyakit mental di mana kita dikelilingi rasa khawator tanpa tahu penyebabnya sepanjang waktu.
Kenali gejala kecemasan Menurut Torgerson, setiap orang merasakan kecemasan secara berbeda.
Oleh karena itu, respon setiap orang terhadap rasa cemas yang dialaminya juga berbeda.
“Mulailah dengan mencari tahu bagaimana reaksi tubuh kita terhadap kecemasan,” paparnya. Reaksi tubuh menghadapi kecemasan, kata Torgerson, bisa berupa tangan yang dingin, tegang, rasa sakit di perut dan dada, atau nafas yang berat.
Semua itu adalah hal yang bisa kita gunakan untuk mendeteksi kecemasan. “Segera setelah kita melihat tanda pertama kecemasan, segera tarik napas dalam-dalam lalu lakukan sesuatu yang yang membuat kita merasa tenang,” paparnya.
Ia menambahkan bersikap proaktif sangat membantu dalam mengelola kecemasan. Namun, gejala fisik hanyalsah sebagian kecil dari gejala kecemasan yang terjadi.
Ciptakan gaya hidup sehat Cara mudah untuk mengatasi kecemasan adalah dengan menciptakan rutinitas yang sehat.
“Kecemasan membuat kualitas tidur memburuk, membuat kita kecanduan junk food, alkohol dan obat-obatan,” kata Burton.
Kecemasan juga membuat kita menerapkan gaya hidup pasif. Memperbaiki gaya hidup adaah langkah pertama yang harus dilakukan selama periode kecemasan yang inten.
Jadi, daripada kita terjebak dalam kecemasan terus menerus, lebih baik kita fokus untuk menerapkan gaya hidup yang sehat.
Misalnya, kita menetapkan aturan tak lagi memakai ponsel setelah jam sepuluh malam, mempraktikkan konsumsi sayur setiap hari, atau olahraga selama dua puluh menit setiap hari.
“Ketika gaya hidup sehat yang kita pilih telah melekat dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti bisa menambahkan banyak kebiasaan postif,” kata Burton.
“Mengontrol kebiasaan akan meningkatkan kesehatan fisik dan mengurangi kecemasan dengan meningkatkan rasa percaya diri,” tambahnya.
Cara ini juga menciptakan perasaan yang mampu mengendalikan hidup ketika situasi di sekitar kita terasa penuh tekanan.
Pandang kecemasan sebagai hal istimewa Memiliki rasa cemas dalam hidup memang terasa menyakitkan. Tapi,
Menurut Nanavati, kecemasan juga memiliki beberapa sisi yang bisa kita gunakan untuk membantu diri kita. Jadi, alih-alih kita menjadi lemah karena kekhawatiran, sebaiknya kita memandangnya sebagai cara untuk mengatasi kecemasan.
“Kita harus percaya setiap peristiwa atau keadaan adalah peluang untuk mendewasakan diri,” katanya.
Menurutnya, setiap orang dapat mencapai apa pun dengan usaha yang tepat. Jadi, daripada kita menyalahkan keadaan atau mempertanyakan kemampuan, biarkan rasa cemas memotivasi kita untuk mengubah hal-hal yang membuat khawatir.
Ambil nafas dalam-dalam atau meditasi teratur Mengambil nafas dalam-dalam atau meditasi ringan setiap beberapa jam sangat bagus untuk mengurangi kecemasan.
Agar kita melakukannya secara teratur, Torgerson merekomendasikan kita untuk memanfaatkan aplikasi pengingat di ponsel.
“Ketika pengingat berbunyi, ambil tiga napas mendalam dengan diafragma. Ambil napas melalui hidung, dan keluarkan dari mulut selama lima hitungan,” katanya.
Kita juga bisa mengunduh aplikasi meditasi untuk menjadi pengingat setiap harinya.
Melakukan persiapan dan berlatih Saat akan melakukan hal penting, misalnya presentasi, kita pasti akan diselimuti rasa khawatir.
Untuk mengatasinya, kata Limongello, kita bisa melakukan latihan demi meningkatkan kinerja dan mengurangi kecemasan.
“Riset menunjukkan latihan seperti bermain peran dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan,” katanya.
Untuk melakukan hal ini, kita bisa mencobanya sendiri atau meminta bantuan teman.
Mencintai diri sendiri Kekhawatiran adalah masalah nyata. Orang yang memiliki kecemasan seringkali mengalami rasa malu, entah karena orang lain atau diri sendiri.
Namun, menurut Nanavati, menyalahkan diri sendiri dan merasa malu karena kecemasan yang dialami hanya memperburuk masalah.
Selain itu, kita juga harus mengetahui perbedaan antara perasaan stres dan kegelisahan.
Kita memang harus berusaha mengurangi keduanya dan memahami bagaimana kita menanggapi rasa sakit tersebut.
Nanavati mengatakan semua manusia selalu dihadapi oleh dua momen, yatu peristiwa yang menyakitkan dan bagaimana menghadapinya.
Alih-alih marah pada diri sendiri, sebaiknya kita mencari cara untuk mengendalikan rasa sakit tersebut. Ia menyarankan agar kita tak terjebak dalam kecemasan, sebaiknya, kita memperkuat diri sendiri dan fokus kembali pada pikiran positif.
Melakukan banyak hal Kecemasan bisa melemahkan kita, yang pada akhirnya dapat menambah kecemasan lebih banyak lagi.
Menurut Burton, untuk menghadapi hal ini kita harus melakukan segala hal atau menyibukkan diri.
“Kecemasan adalah ketakutan dan ketidakberdayaan. Bergantung pada lingkup situasi, dan seberapa besar dampaknya,” kata Burton.
Oleh karena itu, lakukan segala hal yang bisa kita lakukan, terutama hal-hal positif untuk mengatasinya. Kita bisa mengatasi rasa cemas dengan menyibukkan diri dalam berbagai kegiatan.
Misalnya, kita bisa melakukan kegiatan sosial atau melakukan kegiatan lain yang benar-benar ampuh membuat kita kuat saat mengahadapi kecemasan.