Site icon nuga.co

Apakah Sakit Stroke Bisa Disembuhkan?

Penyakit stroke muncul saat pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi menuju otak terganggu atau berkurang sama sekali.

Saat kekurangan oksigen, sel-sel otak akan mati, sehingga kemampuannya untuk mengontrol fungsi otak seperti pergerakan, sensitifitas rasa, kemampuan bicara, pemahaman dan ingatan akan terganggu bahkan hilang.

Stroke adalah kondisi yang harus segera ditangani, karena semakin cepat tindakan diambil, maka akan semakin cepat proses pemulihannya.  Tapi, apa stroke bisa sembuh total?

Faktor penyebab stroke terbagi dua, yaitu faktor yang bisa dikendalikan dan faktor yang tidak bisa dikendalikan.

Faktor penyebab stroke yang bisa dikendalikan maksudnya adalah masalah kesehatan lain yang mungkin bisa memicu stroke, seperti hipertensi, dabetes, kolesterol, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung

Begitu juga dengan gaya hidup seperti merokok dan kebiasaan mengonsumsi alkohol yang sebenarnya bisa dihindari.  Sementara itu, faktor penyebab stroke yang tidak dapat dikendalikan yaitu, usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dan riwayat stroke sebelumnya

Jika dilihat dari sisi jenis kelamin laki-laki yang usia produktif memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan pada usia yang sama. Pada usia lanjut resiko pada laki-laki dapat dikatakan sama dengan perempuan.

Sementara, orang yang pernah mengalami stroke juga cenderung berpeluang lebih besar terkena penyakit ini kembali.

Stroke terbagi ke dalam dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.

Jenis stroke ini terjadi saat arteri atau pembuluh darah tersumbat atau menyempit, sehingga aliran darah menuju otak berkurang atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi saat pembuluh darah pada otak pecah, sehingga terjadi perdarahan pada otak. Hal ini biasanya disebabkan hipertensi atau aneurisma.

Banyak masalah kesehatan lain yang muncul akibat stroke. Namun, hal ini tergantung dengan jenis strokenya dan seberapa luas bagian otak yang terkena stroke.

Bahkan bagian otak yang terserang stroke juga akan menentukan seberapa parah kondisi pasien. Pasalnya, setiap bagian otak memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Sebagai contoh, jika stroke menyerang saraf sensorik, maka penderita akan merasa kesemutan dan mati rasa (baal). Sedangkan jika menyerang saraf motorik, dapat mengakibatkan kelumpuhan. Lalu, jika menyerang pusat bicara, maka penderita tidak dapat berbicara.

Sementara itu, perlu diingat bahwa tidak ada jenis stroke ringan. Kata ringan tersebut bisa membuat orang salah kaprah dan menganggap enteng. Padahal, tidak ada penyakit stroke yang ringan, ketika terkena penyakit ini maka pasien harus segera mendapat pertolongan medis.

Stroke bisa sembuh total. Hal ini menandakan pasien dapat kembali pada kondisi seperti sedia kala.

Bahkan proses penyembuhannya tidak memandang usia pasien. Artinya, penderita stroke pada usia produktif maupun lansia, sama-sama memiliki kesempatan yang sama besarnya untuk sembuh total dari penyakit ini.

Lama pemulihan dari penyakit ini tergantung pada seberapa luas stroke menyerang otak penderita. Semakin luas bagian otak yang tersumbat atau mengalami perdarahan, maka akan semakin lama waktu pengobatan yang dibutuhkan.

Selain itu, semakin cepat ditangani dengan metode yang tepat, maka proses pengobatan hingga pasien pulih juga akan cepat.

Perlu juga dicatat bahwa berbagai hal yang bisa memicu stroke juga harus diperhatikan dan dikendalikan dengan baik, sehingga tak mengganggu pengobatan.

Agar stroke bisa sembuh total, maka penderita harus menjalani pengobatan yang tepat. Pengobatan stroke bisa dilakukan dengan tindakan konservatif atau menggunakan obat-obatan, serta  operasi. Hal ini akan tergantung dengan kondisi masing-masing pasien.

Sebagai gambaran, pengobatan untuk penderita stroke iskemik, mayoritas diobati dengan obat-obatan saja. Namun, jika sumbatannya sudah meluas, hingga mencapai ⅔ bagian otak, maka pasien harus menjalani operasi.

Sementara, untuk stroke hemoragik yang volume perdarahannya masih kurang dari 30 cc dan terjadi pada otak besar, biasanya bisa diobati dengan cara konservatif tanpa operasi.

Namun jika volume sudah lebih dari 30 cc pada otak besar atau diameter lebih dari 3 cm berlokasi pada batang otak atau di otak kecil, pasien harus segera dioperasi.

Sering kali, pasien stroke memanjakan dirinya dengan membatasi gerak tubuh, padahal penyakit ini justru harus dilawan dengan banyak bergerak sehingga proses penyembuhannya akan semakin cepat.

Di samping itu,  dukungan keluarga dan tim medis, serta motivasi dari diri pasien juga sangat menentukan keberhasilan dan lama atau tidaknya pengobatan stroke.

Dokter, sebagai pihak yang mengobati. Sementara, keluarga adalah pihak yang memberikan dukungan agar penderita memiliki usaha dan keinginan lebih untuk sembuh.

Sementara, penderita harus memiliki keinginan kuat dan usaha untuk melawan penyakit itu sendiri. Kerja sama yang baik antara dokter, keluarga, dan pasien akan membantu mempercepat proses pemulihan pasien.

Jika ketiga komponen dalam tim tidak memiliki koordinasi yang baik, maka proses penyembuhannya akan semakin lama.

Stroke bisa sembuh total, namun tidak dilakukan dengan pengobatan alternatif. Sebab, faktanya tidak ada pengobatan alternatif yang bisa digunakan untuk mengobati stroke. Hal ini disebabkan, terapis alternatif tidak bisa mempertanggungjawabkan jenis dan proses pengobatan yang digunakan.

Proses pengobatan yang dipilih dan digunakan oleh terapis alternatif tidak berdasarkan uji klinis yang sesuai prosedur. Jadi tidak bisa dipastikan bahwa proses pengobatan yang digunakan itu aman dan efektif mengobati stroke.

Justru sering kali pengobatan alternatif membuat kondisi pasien semakin parah, seperti stroke yang berulang, tidak terkontrol, dan semakin berat.

Exit mobile version