Tidur dalam keadaan telanjang bisa mendatangkan manfaat baik bagi tubuh. Selain itu, semua penjelasan tentang saran ini pun didasari alasan ilmiah.
Laman 360nobs merangkum lima keuntungan utama yang dapat dirasakan dengan membiasakan diri tidur tanpa busana.
Membantu kehidupan seksual Tak banyak hal yang bisa menggantikan kenikmatan tidur bersama orang yang kita cintai, sambil merasakan kulitnya menempel di tubuh kita.
Kontak kulit ke kulit bagi pasangan kekasih membuat tubuh melepas hormon endorfin, semacam oksitosin -yang juga dikenal sebagai hormon pelukan.
Keadaan ini akan mendorong kita masuk dalam mood seks yang lebih dalam.
Tubuh memiliki dua jenis lemak, yakni putih dan coklat. Lemak coklat mengumpulkan panas dan bisa membantu pembakaran kalori saat terlelap.
Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal Trends in Endocrinology and Metabolism menyebutkan, ruang tidur yang lebih dingin mendorong pembakaran kalori lebih besar tiga puluh persen.
Peneliti di Universitas California, Los Angeles mengungkap, tidur malam hanya mengenakan pakaian dalam -misalnya celana dalam ketat, akan memicu munculnya tempat berkembang biaknya bakteri.
Di sisi lain, bagi kaum perempuan, tidur telanjang memungkinkan vagina bernafas dan mendapatkan “udara segar”.
Kondisi ini pun menghambat munculnya bakteri jahat dan mereduksi kondisi yang tak seimbang di organ intim.
Sementara bagi kaum pria, tidur telanjang mampu membuat produktivitas sperma bertambah.
Hal ini menjadi pilihan baik bagi pasangan yang sedang mendamba-dambakan kehadiran buah hati.
Sebuah penelitian di Finlandia mengungkap, ketika udara di sekitar penis menghangat, kualitas sperma pun akan terganggu.
Selanjutnya, para peneliti percaya tidur dengan pakaian meningkatkan kemungkinan lecet, iritasi, atau infeksi bakteri di organ intim tersebut
Ada sejumlah penelituan yang membuktikan, orang yang lebih nyaman tidur di lokasi yang dingin daripada panas.
Ketika suhu tubuh menurun kala kita tertidur, maka level hormon kartisol pun menurun, sementara level melatonin bertambah.
Alasan ini pun yang menjawab mengapa ketika kita kepanasan, muncul perasaan gelisah hingga sulit tidur.
Mengenakan piyami atau pakaian tidur lain sebelum terlelap di bawah selimut tebal akan berimbas pada penurunan suhu tubuh yang natural, hingga kita tak lelap.
Namun, tak seharusnya pula terlelap dalam ruang yang terlampau dingin. Terlalu dingin pun membuat kita sulit tidur nyenyak.
Meskipun tidak ada suhu yang disebut sempurna untuk tidur yang nyenyak, para ilmuwan menyarankan untuk tidur pada suhu sekitar dua puluh lima hingbga tiga puluh lima derajat celcius.
Dengan tidur tanpa memakai baju, celana, hingga pakaian dalam, kita tidak akan lagi merasakan tekanan dari pakaian-pakaian tersebut yang terkadang bisa membekas pada kulit.
Kulit pun akan menjadi merasa lebih bebas dan nyaman sehingga bisa membuat tubuh bisa mendapatkan tidur dengan lebih nyenyak.
Tanpa kita sadari, hampir sepanjang waktu tubuh kita tertutupi oleh pakaian. Pada saat tidur inilah kita bisa memberikan kesempatan bagi kulit untuk bernafas dengan lebih bebas.
Hal ini akan membuat kulit terjaga kesehatannya dan menurunkan resiko terkena berbagai masalah kulit.
Tidur dengan pakaian seringkali akan membuat kita kepanasan atau banyak berkeringat.
Hal ini akan membuat tubuh memproduksi hormon kortisol dengan jumlah yang lebih banyak.
Yang menjadi masalah adalah, hormon ini bisa membuat kita cemas, meningkatkan keinginan untuk makan yang tidak sehat, sekaligus membuat berat badan mudah naik.
Jika kita melepas pakaian saat tidur, tubuh justru akan memproduksi hormon melatonin dengan lebih baik.
Sebagai informasi, hormon ini mampu mencegah penuaan dini.
Tidur telanjang bisa membuat testis pria berada dalam suhu yang dingin sehingga menjaga kualitas sekaligus kuantitas produksi spermanya.
Bagi kaum hawa, suhu yang lebih dingin karena melepas pakaian saat tidur bisa mencegah datangnya infeksi jamur pada organ vitalnya.