Makanan penyebab obesitas?
Ya Anda perlu untuk mencatatkannya
Kasus obesitas dimanapun, tak terkecuali di negeri ini, terus melonjak dari tahun ke tahun.
Beberapa makanan menjadi penyebab obesitas yang banyak menyerang masyarakat Indonesia.
Riskesdas tahun lalu mencatat, prevalensi obesitas pada orang dewasa di atas delapan belas tahun mencapai dua puluh satu persen. Angka ini melonjak drastis dari empat belas persen pada Riskesdas dua tahun sebelumnya .
Tak hanya memengaruhi penampilan dengan membuat tubuh tampak membesar, obesitas juga menjadi faktor risiko sejumlah penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Meski bukan satu-satunya, tapi makanan mengambil peran penting dalam memicu obesitas. Konsumsi terlalu banyak kalori dapat menyebabkan berat badan berlebih.
Menambahkan gula ke dalam beragam jenis makanan dan minuman menjadi cara terburuk dari pola makan kebanyakan orang di zaman kiwari.
Mengutip Healthline, saat dikonsumsi berlebihan, gula mengubah hormon dan biokimia dalam tubuh, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap penambahan berat badan.
Siapa yang tak suka kentang goreng? Kecanduan kentang goreng dapat dengan mudah menambahkan berat badan Anda hingga tak terkendali.
Tak hanya menambah berat badan, makanan yang digoreng juga meningkatkan kadar kolesterol pada tubuh. Mengutip IB Times, serangan jantung pada usia dini juga menjadi salah satu risiko terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng.
Soda menjadi salah satu yang berada dalam deretan minuman dan makanan penyebab obesitas. Minuman bersoda diketahui tinggi akan kandungan gula dan kalori. Jika dikonsumsi secara rutin, minuman ini dapat memicu naiknya berat badan.
Ganti minuman bersoda dengan air mineral atau teh sebagai alternatif yang lebih sehat.
Tak semua cokelat berbahaya. Namun, jenis cokelat yang mengandung pemanis, pengawet, dan bahan adiktif lainnya dalam jumlah besar tak baik untuk dikonsumsi. Hal ini akan mengarahkan Anda pada meningkatnya risiko obesitas.
Seperti halnya gula, konsumsi daging merah juga dapat meningkatkan risiko obesitas. Hal tersebut dibuktikan pada sebuah penelitian.
Para ilmuwan di University of Adelaide mengatakan, lemak dan karbohidrat dapat memberikan energi yang cukup untuk memenuhi tubuh, dan dicerna lebih cepat daripada protein.
Artinya, energi yang tersimpan dalam daging digunakan setelahnya. Atau, jika lebih, dikonversi dan disimpan sebagai lemak dalam tubuh.
Mengutip The Independent, peningkatan penyimpanan daging dalam tubuh berkontribusi secara signifikan untuk menambah ukuran pinggang.
Sejumlah ilmuwan meyakini bahwa makanan olahan jadi salah satu penyebab utama epidemi obesitas.
Mengutip Medical News Today, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism menemukan, makanan olahan cenderung membuat seseorang makan dalam porsi yang lebih banyak.
Para peneliti menyebut, makanan olahan mengandung kalori yang padat dengan kandungan air yang lebih sedikit. Hal itu membuat orang yang mengonsumsinya akan merasa kurang puas.