Anda, mungkin, pernah melakukan diet garam yang “pop” karena mampu turunkan bobot tubuh secara signifikan.
Nah, setelah diet garam kenapa Anda tidak mencoba diet gula?
Anda pasti tahu bahwa banyak penelitian yang telah mengungkap bahaya konsumsi gula berlebih bagi kesehatan.
Namun, karena dampaknya kerap tak terlihat langsung, banyak orang yang bahkan tak meyakininya.
Karena itulah, Robert Lustig, MD, Profesor Pediatri di Divisi Endokrinologi di University of California, San Francisco, melakukan penelitian langsung pada responden remaja tentang dampak gula.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Obesity ini hanya berlangsung selama sepuluh hari.
Walau singkat, namun penelitian ini sukses menunjukkan bahwa mengurangi gula tambahan secara dramatis dapat meningkatkan status kesehatan walau hanya dalam beberapa hari.
Lustig berharap, penelitian ini dapat memberikan bukti yang lebih nyata tentang bahaya gula berlebih. “Kalori dari gula adalah yang terburuk, kami membuktikannya,” kata Lustig.
Lustig dan tim peneliti melibatkan empat puluh tiga remaja obesitas dengan kondisi metabolik yang kronis, seperti hipertensi dan kolestrol jahat.
Para periset mengubah jenis makanan responden selama sembilan hari, mengganti makanan ringan dan minuman yang mengandung gula tambahan seperti yogurt manis, jus kemasan, kue kering, dan sereal manis, dengan hot dog, bagel, buah, dan pizza.
“Kadar gula dalam kedua pola makan tadi sebenarnya sama, hanya saja saat anak-anak makan buah, tidak ada gula tambahan seperti yang terdapat dalam jus kemasan,” jelas Lustig.
Hasilnya amat “mencolok,” kata Lustig, yang merupakan penulis utama studi.
Meski responden makan dengan jumlah kalori yang sama, hanya menghilangkan gula tambahan dari makanan dan minuman, mampu memperbaiki hampir semua area kesehatan metabolik, seperti tekanan darah rendah, kolesterol LDL, kadar gula darah, insulin, dan tes fungsi hati membaik.
Meski eksperimen ini dirancang bukan untuk menurunkan berat badan, responden mengatakan kepada periset bahwa mereka merasa lebih cepat kenyang selama menjalani diet rendah gula ini.
Lustig menyebut temuan ini sebagai bukti terkuat bahwa efek negatif gula bukanlah kalori atau obesitas.
“Studi ini secara definitif menunjukkan bahwa gula secara metabolisme berbahaya bukan karena adanya penambahan kalori atau pengaruhnya terhadap berat badan, namun gula secara metabolik berbahaya karena gula adalah gula. Gula tambahan memberikan efek berbahaya tanpa menunggu seseorang menjadi obestitas,” katanya.
Temuan ini menjadi indikasi yang jelas bahwa pembatasan gula tambahkan dalam makanan dan minuman keluarga sangatlah penting untuk meningkatkan kesehatan, termasuk mempengaruhi bagaimana tubuh Anda merasakan hasrat dan isyarat kenyang.
Untuk Anda tahu ada beberapa hal positif jika melakukan diet gula
Perlu tahu, gula menghasilkan keriput di wajah, kata Anthony Youn, MD, dokter bedah plastik di Troy, Michigan.
“Gula menyebabkan glikasi, proses di mana molekul gula menguraikan kolagen dan mengurangi elastin di kulit kita,” ujarnya. Padahal kolagen dan elastin adalah protein yang memberikan sifat elastis dan muda pada kulit.
Selain itu mengurangi gula juga akan mengurangi glukosa dan kenaikan insulin dalam darah, sehingga mengurangi peradangan yang menyebabkan kulit tidak segar.
Menurut Dr Youn, dampak pada kulit itu akan terlihat setelah kita mengurangi gula selama empat belas hari.
“Anda mungkin mengira menyantap kue-kue manis akan membuat perasaan gembira. Namun konsumsi gula ternyata berkaitan dengan tingkat depresi yang dialami seseorang,” ujar Megan Gilmore, konsultan nutrisi di Kansas.
Ini mungkin karena gula bisa menyebabkan peradangan kronis yang mempengaruhi fungsi otak. Saat kita mengurangi gula, kita akan merasa suasana hati membaik dalam waktu satu hingga dua minggu, kata Gilmore.
Menurut riset yang dipublikasikan di The American Journal of Clilnical Nutrition dua tahun lalu, mereka yang menyantap makanan dengan indeks glikemik tinggi, termasuk yang tinggi gulanya, lebih rentan mengalami depresi dibanding mereka yang tidak makan kudapan manis.
Menurut study Harvard School of Public Health in Boston, rata-rata kita mengkonsumsi dua puluh dua2 sendok teh gula setiap hari, atau setara dengan tiga ratus lima puluh kalori.
Padahal gula bisa menyebabkan keinginan untuk terus makan, sehingga bila kita menguranginya, kita juga akan memasukkan lebih sedikit kalori ke tubuh kita dan dampaknya kita bisa menjadi lebih langsing.
Selain itu, tubuh kita juga kurang peka terhadap rasa kenyang akibat gula yang diproses, sehingga seringkali kita makan terlalu banyak kalori.
Begitu kita menggantinya dengan makanan lain, maka tubuh kita bisa memberi sinyal saat kita merasa kenyang, dan hasilnya dalam beberapa minggu tanpa gula, Anda akan kehilangan lemak di pinggang.
Seperti sudah disebut, gula bisa mendorong munculnya radang yang kemudian menurunkan kemampuan tubuh kita melawan penyakit seperti batuk dan pilek. Oleh karenanya, saat tubuh kita berhenti mengkonsumsi gula, kita akan lebih jarang sakit.
Penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa mengkonsumsi seratus gram gula akan menurunkan kemampuan sel darah putih untuk melawan bakteri hingga lima puluh persen, dan efek ini berlangsung selama lebih dari lim jam.
Mengurangi gula membuat tubuh kita memiliki kesempatan untuk membuang racun atau menjalankan detoksifikasi alami.
“Dalam dua jam pertama tanpa gula, pankreas akan mulai mengurangi produksi insulin dan hati akan membuang racun di dalamnya,” ujar Marc Alabanza, ahli nutrisi di Massachusetts.
Proses ini perlu waktu lebih lama bila kita resisten terhadap insulin, misalnya pada penderita pre diabetes di mana tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan efektif.
Saat kandungan glukosa dalam darah meningkat, sistem saraf juga akan aktif sehingga meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Padahal tekanan darah yang tinggi adalah penyebab utama serangan jantung.
Gula juga meningkatkan trigliserida dalam darah yang memunculkan risiko sakit jantung dan stroke karena penyumbatan. Banyak study menyebutkan mereka yang mengkonsumsi gula lebih banyak, lebih berisiko meninggal karena sakit jantung dibanding yang sedikit saja menyantap gula.
Konsumsi gula menyebabkan kenaikan insulin yang pada gilirannya mengurangi hasrat seks dan menghambat fungsi organ seksual.
Menurut Mark Hyman, MD, dokter di Ohio, gula juga memengaruhi hormon seksual yang menghilangkan keinginan bercinta, sekaligus menyebabkan rambut rontok. Nah, bila Anda menginginkan kehidupan seks yang lebih indah dan lebih sering, mulailah menyingkirkan gula dari pring Anda.
Dengan mengurangi gula, timbunan lemak akan berkurang dan tubuh terasa lebih ringan. Selain itu perasaan sehat dan suasana hati yang baik membuat seseorang lebih bersemangat dalam beraktivitas.
Bila Anda sudah berhasil mengurangi gula –meski ini bukan sesuatu yang mudah— Anda akan mendapat perasaan lebih ringan saat berjalan atau berlari, dan lebih bertenaga saat mengangkat beban