Ada banyak jenis diet yang bisa diikuti untuk menurunkan berat badan.
US News and World Report mencatat ada empat puluh satu jenis diet yang populer dalam beberapa waktu terakhir.
Lembaga itu lalu mengurutkan diet yang terbaik untuk beberapa kategori termasuk paling baik dan paling cepat dalam menurunkan berat badan pada 2019.
Berdasarkan hasil analisis dari para ahli, dengan menimbang keberhasilan penurunan jangka pendek dan panjang, diet yang paling baik untuk menurunkan berat badan adalah Weight Watchers.
Diet Weight Watcher menggunakan sistem menghitung poin berdasarkan empat kategori yakni kalori, lemak jenuh, gula, dan protein.
Pengikut diet Weight Watcher mesti menghitung jumlah poin yang dikeluarkan sama seperti menghitung bujet pengeluaran. Semakin banyak, semakin rugi. Sistem ini efektif dalam menurunkan berat badan.
“Weight Watchers menggunakan sistem berbasis poin yang memberikan poin sangat rendah atau nol untuk buah-buahan dan sayuran,” kata ahli gizi Sharon Bergquist,
Diet ini juga memberikan nilai nol untuk sumber protein nabati seperti kacang dan tahu. Artinya, nutrisi ini boleh dikonsumsi sebanyak mungkin.
Sementara bicara diet yang paling cepat dalam menurunkan berat badan, jawabannya adalah Diet HMR. Diet ini dirancang untuk menurunkan berat badan di bawah pengawasan medis yang ketat.
Dalam praktiknya, diet ini bisa dilakukan di rumah atau klinik. Semua makanan dan makanan ringan dikirimkan dalam jangka waktu tertentu.
Pengawasan medis diperlukan untuk memastikan pengikut diet ini tetap sehat selama menjalani program yang ketat.
Diet paling cepat dalam menurunkan berat badan diartikan sebagai diet yang dapat mengurangi berat badan beberapa kilogram hanya dalam kurun waktu dua bulan.
Namun, paling cepat bukan berarti paling baik. Para ahli menilai sering kali hasilnya justru tak baik untuk kesehatan.
“Dalam jangka pendek, mungkin menunjukkan tingkat penurunan berat badan yang lebih cepat. Tetapi dalam jangka panjang, tidak ada bukti bahwa diet ini lebih cepat atau lebih baik dalam membantu orang menurunkan berat badan,” ucap Bergquist.
Sementara itu diet Mediterania yang populer beberapa waktu terakhir, dinobatkan menjadi diet terbaik untuk tahun ini
Ia dinobatkan oleh US News dan World Report. Dua lembaga ini mengevaluasi jenis diet yang populer dan memilih jenis diet terbaik.
Diet terbaik ini dipilih melalui serangkaian penilaian dari panel yang terdiri dari ahli penyakit jantung dan diabetes, nutrisi, diet, makanan dan obesitas.
Mereka juga menganalisis penelitian tentang diet dari jurnal medis, laporan pemerintah dan beberapa sumber lainnya. Para ahli lalu memberi peringkat untuk beragam jenis diet dalam tujuh kategori.
Diet Mediterania berhasil menduduki peringkat teratas yang baik untuk kesehatan dan kebugaran.
Diet ini juga menempati posisi terbaik untuk beberapa sub-kategori seperti diet terbaik untuk makanan sehat, diet nabati terbaik, diet terbaik untuk diabetes, dan diet yang paling mudah dijalani.
Penelitian menunjukkan diet Mediterania dapat mengurangi risiko diabetes, kolesterol tinggi, demensia, depresi, dan kanker payudara.
Diet yang terinspirasi dari pola hidup orang di kawasan Mediterania ini juga dikaitkan dengan tulang yang lebih kuat, jantung yang sehat, umur yang panjang, dan penurunan berat badan.
Diet ini menyajikan makanan nabati yang sederhana. Sebagian besar makanan terdiri dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan menggunakan minyak zaitun murni atau dikenal dengan extra virgin. Diet ini sangat jarang mengonsumsi gula dan tepung, serta lemak.
Alih-alih mengonsumsi daging, sumber protein dari diet Mediterania berasal dari ikan, telur, susu, dan unggas.
“Diet ini lebih dari diet, ini merupakan gaya hidup,” kata ahli diet Mediterania Rahaf Al Bochi kepada CNN.
Diet Mediterania berhasil menyalip diet DASH yang menempati posisi diet terbaik pada 2018. Diet DASH merupakan diet dengan pendekatan untuk menghentikan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Tahun ini, diet DASH ada di tempat kedua, di bawah diet Mediterania. Posisi ketiga diet terbaik diisi oleh diet flexitarian, diet nabati yang jarang sekali mengonsumsi daging.
Tiga diet ini memiliki kesamaan yang fokus pada makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
“Makanan nabati yang diproses secara minimal ini sangat mempengaruhi kesehatan. Makanan ini bisa mengurangi peradangan, stres oksidatif, menyeimbangkan bakteri usus,” kata dokter ahli gizi Sharon Bergquist.
Sementara itu untuk diet ada pilihan sayuran terbaik untuk dokonsumsi
Sayuran merupakan asupan yang baik dikonsumsi saat diet atau menjaga berat badan. Namun, beberapa jenis sayuran juga memiliki kandungan kalori dan karbohidrat yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi diet.
Oleh karena itu, pilihlah jenis sayuran yang rendah karbohidrat agar tidak mengganggu program diet. Tak sulit untuk mengetahui kandungan karbohidrat dalam sayuran.
Dikutip dari Diet Doctor, sayuran yang tumbuh di atas tanah memiliki kandungan rendah karbohidrat dan dapat dimakan secara bebas.
Sebaliknya, sayuran yang tumbuh di bawah tanah seperti wortel, kentang, hingga bawang memiliki jumlah karbohidrat yang tinggi.
Dianjurkan pula untuk sayuran sayuran rendah karbohidrat untuk diet.