Site icon nuga.co

Ganti Posisi Duduk Jika “Mood” Tak Bagus

Suasana hati bisa berpengaruh pada postur

Misalnya saat sedih tubuh akan lebih membungkuk karena lesu.

Berlaku juga sebaliknya, postur tubuh juga bisa menentukan suasana hati.

Hal ini diungkap dalam sebuah penelitian di Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry. Menurut penelitian tersebut, duduk tegak bisa memperbaiki suasana hati pada orang-orang yang mengalami depresi.

Dibandingkan ketika duduk dengan posisi menyandar, suasana hati dilaporkan membaik ketika seseorang beralih ke posisi tegak.

Dikutip dari Psychologytoday, posisi tersebut membuat seseorang lebih awas, antusias, dan memiliki self esteem yang lebih baik.

Berbagai penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan antara postur tubuh dengan suasana hati pada populasi orang sehat.

Pada orang-orang yang mengalami depresi, keterkaitan ini tentu sangat berarti.

Namun apakah hanya karena posisi duduknya berubah maka suasana hati langsung membaik? Ini yang masih harus diinvestigasi oleh para ilmuwan.

Pengaruh postur tubuh terhadap suasana hati juga pernah dikaitkan dengan cara berjalan.

Sama seperti dalam penelitian kali ini, orang yang berjalan dengan tubuh tegak dan tangan mengayun atau melambai dilaporkan punya mood yang lebih baik dibandingkan saat dia berjalan dengan ayunan tangan minimalis.

Saat depresi, cobalah untuk mengubah postur tubuh menjadi lebih baik.

Studi baru menemukan postur yang baik dapat mengobati depresi.

Riset sebelumnya membuktikan bahwa membungkuk dapat menghancurkan suasana hati dan duduk tegak dapat memberi pengaruh sebaliknya.

Tetapi penelitian dari University of Auckland ini menjadi yang pertama meneliti apakah sesuatu sesederhana postur tubuh dapat memberi efek pada orang yang secara klinis terdiagnosa mengalami depresi sedang.

“Dibandingkan duduk membungkuk, duduk tegak dapat membuat Anda merasa bangga setelah meraih kesuksesan, meningkatkan kegigihan akan tugas tak terselesaikan dan membuat Anda lebih percaya diri dalam pemikiran,” kata pemimpin riset, Dr Elizabeth Broadbent.

Duduk tegak dapat membuat Anda lebih waspada dan antusias, lebih berani dan memiliki harga diri lebih tinggi setelah tugas penuh tekanan.

Untuk menyelidiki konsep tersebut, Broadbent mengumpulkan enam puluh satu peserta yang didiagnosa mengalami depresi ringan hingga sedang.

Semua peserta cenderung membungkuk. Separuh dari mereka diberi tahu untuk duduk tegak selama uji skrining. Sisanya diminta duduk secara alami.

Broadbent memberi kelompok duduk tegak instruksi khusus : seimbangkan bahu, tarik tulang belikat ke bawah dan bersama-sama, luruskan tulang belakang dan panjangkan ujung kepala ke dinding.

Ia kemudian menempelkan sepotong plester kaku, sering digunakan fisioterapis pada punggung mereka, yang akan menarik kencang ketika mereka membungkuk.

Setelah melakukan posisi itu peserta menyelesaikan tugas untuk mengukur stres pada tekanan tinggi.

Tekanan yang diberikan berupa mereka harus memberikan pidato lima menit dan akan dinilai.

Selama tes tersebut mereka secara acak diminta mengisi survei mengenai suasana hati dan perasaan mereka.

Ternyata mereka yang duduk tegak memiliki lebih energi dan antusiasme. Mereka pun mengartikulasikan diri mereka lebih baik dan mengucapkan lebih banyak kata selama uji penuh tekanan itu.

Penemuan ini dinilai dapat memberikan pengertian lebih baik mengenai perawatan kesehatan mental.

Broadbent menjelaskan ia mulai mengeksplorasi konsep tersebut ketika ia berada di suasana hati murung.

“Saya memperhatikan bahwa saya berjalan dengan bahu turun dan melihat ke tanah. Saya melihat ke atas dan menaikkan bahu segera saya merasa jauh lebih baik,” katanya.

“Saya berhipotesa jika ini bekerja pada diri saya, mungkin juga akan bekerja pada orang lain. Ini yang membuka jalan saya menuju penelitian,” ungkapnya.

“Dari pengalaman sendiri dan dari riset, saya pikir melakukan postur tegak dapat membantu kita merasa lebih baik. Tetapi banyak hal bergantung pada konteks dan situasi. Lebih banyak riset dibutuhkan untuk menemukan kapan tindakan ini baik dan untuk siapa,” pungkasnya.

Gaya hidup yang terlalu banyak duduk menyebabkan kebanyakan orang memiliki postur tubuh yang buruk.

Penyebab lainnya, kita kurang aktif dan kurang cukup bergerak setelah seharian bekerja di depan komputer.

Biasanya kita baru menyadari memiliki postur tubuh yang buruk setelah ada gangguan di bagian punggung. Keluhan pegal, sakit punggung, dan tidak nyaman pada leher, adalah keluhan paling umum para pekerja kantoran.

Postur tubuh yang buruk merupakan pemicu beberapa kondisi kesehatan, misalnya saja cedera karena ketidakseimbangan otot.

Sebagian otot memendek dan kaku, sebagian lain terlalu panjang dan tertekan. Tubuh lalu berusaha mengompensasi dan berakhir dengan cedera.

Gangguan lain adalah organ-organ dalam tertekan, napas menjadi lebih pendek, serta sistem imun juga menjadi lemah.

Dalam hal emosional, ketika kita duduk dengan postur yang buruk, kita akan merasa lesu, kaku, merasa tidak aman, dan tidak bisa bernapas panjang.

Ketika duduk dengan lebih tegak dan postur yang benar, kita akan langsung merasa lebih kuat, lebih fokus, tinggi, merasa lebih berdaya, dan mengendalikan.

Kita mungkin tidak menyadarinya, tapi kondisi emosional kita tampak dalam postur. Saat kita merasa stres, kita cenderung memiliki postur yang buruk.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki postur tubuh, misalnya meregangkan bagian punggung, dada, dan menggerakkan tubuh secara berkala agar peredaran darah kembali lancar.

 

Exit mobile version