Banyak orang yang mengalami sensasi pusing kepala setelah tidur dengan posisi tertentu. Mereka pun berpikir jika posisi tidur bisa mempengaruhi tekanan darah di dalam tubuh.
Padahal, jika sampai tekanan darah meningkat, risiko terkena hipertensi juga akan ikut naik. Sebenarnya, apakah posisi tidur memang bisa mempengaruhi tekanan darah?
Pakar kesehatan menyebut hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa posisi tidur bisa mempengaruhi tekanan darah.
Hanya saja, jika kita memang sering mengalami sensasi tidak nyaman seperti sakit kepala setelah bangun tidur, bisa jadi memang mengalami masalah kesehatan lainnya sehingga sebaiknya diperiksakan ke dokter terlebih dahulu.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, posisi tidur sepertinya memang tidak akan mempengaruhi kondisi tekanan darah.
Hanya saja, pakar kesehatan justru menyebutkan bahwa menerapkan pola tidur yang sehat bisa membantu penderita hipertensi menurunkan tekanan darah.
Caranya adalah dengan menambah satu jam waktu tidur malam setiap hari dalam enam minggu.
Fakta ini terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan pada tujuh tahun laludi Harvard Medical School, Boston, Amerika Serikat.
Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa kurang tidur dan gaya hidup tidak sehat layaknya sering terkena stres bisa memberikan dampak buruk bagi tekanan darah.
Menariknya, jika kita mampu mendapatkan waktu tidur yang berkualitas setiap malam, stres dan tekanan darah bisa dikendalikan dengan lebih baik.
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan dua puluh dua pria dan wanita dengan usia paruh baya yang sudah didiagnosis terkena kondisi pre-hipertensi, kondisi yang membuat tekanan darah sudah tinggi namun belum bisa dianggap sebagai hipertensi.
Para partisipan ini mengaku tidur dalam waktu tujuh jam atau bahkan kurang setiap malamnya.
Selama enam pekan, tiga belas orang dari seluruh partisipan diminta untuk menambah waktu tidur satu jam dari kebiasaan tidur malam mereka. Sisanya diminta untuk tidur dengan durasi waktu biasanya.
Hasilnya adalah, mereka yang menambah durasi waktu tidur minimal tiga puluh lima5 menit saja sudah mampu menurunkan tekanan darah hingga delapan hingga empat belas mmHg.
Menurut penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam Journal of Sleep Research ini, tidur dengan durasi waktu yang kurang akan menurunkan kemampuan tubuh dalam menangani paparan stres.
Hal ini akan meningkatkan tekanan darah. Dengan mendapatkan waktu tidur yang cukup, maka tubuh bisa menanganinya dengan lebih baik dan akhirnya menormalkan kembali tekanan darah.
Selain mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap malam, pakar kesehatan menyebut ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menurunkan tekanan darah.
Ini dia cara-cara tersebut.
Jangan salah, salah satu faktor tingginya kasus hipertensi di Indonesia ternyata adalah kebiasaan masyarakat kita untuk merokok.
Kandungan beracun dari rokok ternyata merusak pembuluh darah dan jantung sehingga bisa memicu hipertensi, stroke, penyakit jantung, dan masalah kesehatan kardiovaskular lainnya.
Pastikan untuk tidak menjadi perokok aktif ataupun perokok pasif jika ingin tekanan darah tetap normal.
Selain rokok, alkohol juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah, apalagi jika sering dikonsumsi. Alkohol juga bisa merusak organ-organ dalam tubuh sehingga memang sebaiknya kita hindari.
Dengan rutin melakukan olahraga setidaknya tiga puluh menit setiap hari, maka sirkulasi darah menjadi lebih lancar dan mampu menurunkan tekanan darah dengan signifikan.
Garam bisa mempengaruhi kondisi pembuluh darah dengan signifikan, apalagi jika dikonsumsi dengan berlebihan. Pastikan untuk mulai menurunkan asupan garam demi menurunkan tekanan darah.