Penurunan berbagai fungsi tubuh, seperti pada kapasitas lambung dan fungsi gigi geligi pada orang lanjut usia ikut menyebabkan nafsu makan mereka menurun.
Mungkin saja, makanan yang disajikan untuk orang tua kurang cocok atau mereka sedang melalui proses pemulihan sehabis sakit.
Nafsu makan yang berkurang, serta penurunan fungsi gigi geligi dan gangguan lambung, dapat menurunkan asupan nutrisi lansia, sehingga rawan terjadi kekurangan gizi.
Lantas, apa penyebab lansia kehilangan nafsu makan? Penyebab malnutrisi atau kurang gizi pada orang berusia lanjut bersifat multifaktor.
Salah satu faktor pemicunya adalah psiko-kognitif atau gangguan di otak, menurunnya saraf pengecap, turunnya produksi air liur, gigi tanggal, gusi menciut dan refleks peregangan dinding lambung berlebihan.
Faktor-faktor itu, akan menurunkan kemampuan membedakan bau dan rasa, menimbulkan masalah dalam mengunyah dan ada kecenderungan cepat merasa kenyang. Akibatnya, asupan makanan akan menurun.
Daya pengecap yang menurun akan membuat orang tua kehilangan selera atau nafsu makan, sehingga akhirnya mereka malas makan atau makan sedikit.
Kondisi gigi yang mulai goyah atau sudah bertanggalan juga membuat mereka tidak kuat lagi mengunyah makanan yang relatif keras atau alot. Kondisi pencernaan para lansia biasanya juga mulai bermasalah, karena fungsi usus dan lambung sudah melemah.
Kehilangan nafsu makan juga bisa berasal dari kurangnya perhatian atau kepedulian dari orang-orang di sekitarnya (anak, perawat, pembantu).
Mereka mungkin kurang peduli apakah makanan yang disediakan cocok atau tidak dengan selera atau kondisi gigi dan pencernaan orang tua.
Mungkin masakannya terlalu manis, terlalu keras, atau terlalu pedas, sehingga orang tua tidak bisa makan dengan cukup.
Atau bisa jadi alasannya hanya karena mereka tak suka makan sendirian di rumah sementara anak-anak dan cucu sibuk dengan urusan mereka sendiri di luar rumah.
Tapi karena tidak ingin merepotkan anak atau orang yang merawatnya, biasanya orang tua tidak mau mengeluh dan menyimpan masalahnya sendiri.
Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan juga tak kalah banyak berkontribusi pada kejadian malnutrisi pada orang tua yang sudah lanjut usia.
Menurunnya aktivitas gerak yang cukup signifikan juga membuat orang tua tidak gampang merasa haus. Bahkan banyak orang tua yang menderita Alzheimer kehilangan kemampuan untuk merasakan haus.
Kalau kondisi ini terabaikan dalam jangka waktu panjang, jangan heran kalau orang tua Anda tahu-tahu didiagnosis menderita dehidrasi.
Kekurangan serat juga akan membuat orang tua banyak diserang sembelit (sulit buang air besar). Bila berlangsung terus menerus, kondisi sulit BAB ini bisa memicu penyakit wasir atau bahkan kanker usus.
Sedangkan bila kekurangan kalsium, osteoporosis akan lebih mudah menyerang tulang mereka.
Diet yang terlalu ketat juga berisiko tinggi membuat orang tua mengalami malnutrisi. Apalagi biasanya orang tua suka bersikap berlebihan dalam menerapkan aturan diet dan pantangan-pantangan dari dokter.
Misalnya, kalau dokter menganjurkan agar mengurangi konsumsi garam, mereka akan berhenti makan garam sama sekali. Padahal bila tubuh kekurangan garam (natrium), orang bisa mendadak pingsan bahkan koma.
Kalau begitu apa yang harus dilakukan saat lansia kehilangan nafsu makan?
Selain rutin berkonsultasi ke dokter untuk menangani penyakit-penyakit yang diderita orang tua Anda, ada baiknya Anda juga berkonsultasi ke dokter ahli nutrisi untuk memperbaiki status nutrisi mereka, sehingga mereka bisa menjalani sisa hidup dengan sehat dan berkualitas.
Selain itu, bila Anda melihat orang tua Anda yang biasanya aktif mulai menunjukkan perubahan perilaku, misalnya menjadi malas melakukan apa pun, bersikap pasif, atau menjadi rewel tanpa alasan, jangan Anda lantas menjadi emosional atau sekadar mengeluh.
Cobalah cari tahu ada apa di baliknya, termasuk dari kondisi nutrisinya sehari-hari.
Untuk menyiasatinya, pemberian jenis makanan dan waktunya harus disesuaikan. Tidak bisa seperti orang kebanyakan pada umumnya dengan pola makan pagi, siang dan malam, pada lansia mereka bisa makan kapan saja saat lapar.
Makanan yang diberikan sebaiknya harus yang lunak, banyak mengandung serat, ada kandungan karbohidrat kompleks, protein tinggi, dan lemak supaya tidak gampang lemas.
Jumlah asupan makanan juga tidak perlu sebanyak orang dewasa karena orang berusia di atas enam puluh tahun sudah mengalami penurunan fungsi tubuh.
Demikian juga dengan kebutuhan cairan. Apabila orang normal membutuhkan cairan hingga tujuh puluh persen, pada lansia hanya membutuhkan sekitar empat puluh persen.
Pemberian vitamin pada lansia pada dasarnya tidak dilarang selama kebutuhan nutrisi lain cukup. Kalau asupan karbohidrat, protein dan lemaknya kurang, vitamin apapun tidak akan bermanfaat pada tubuhnya
Dari beragam jenis makanan, ada beberapa nutrisi yang perlu dikonsumsi untuk menunjang kesehatan orang tua lanjut usia, yaitu minyak ikan omega tiga dan enam.
Disebutkan dalam jurnal Lipids in Health and Disease dan Nutrients, kedua nutrisi ini penting untuk memelihara kesehatan secara keseluruhan.
Selanjutnya, dapat juga diberikan nutrisi HMB (Asam Beta-Hidroksi Beta Metil butirat) jika orang tua mengalami penurunan nafsu makan atau susah makan karena sedang dalam masa pemulihan dari sakit.
Berdasarkan Journal of Cachexia Sarcopenia And Muscle, HMB merupakan senyawa metabolit aktif dari asam amino esensial yang mempunyai efek anabolik membantu metabolisme protein untuk menurunkan risiko hilangnya massa otot. HMB secara efektif menguatkan dan meningkatkan massa otot pada orang tua.
Agar kebutuhan nutrisinya tetap tercukupi saat nafsu makan berkurang, berikan susu dengan kandungan HMB, omega 3 dan 6, serta nutrisi lengkap lainnya.
Kandungan ini terdapat pada susu khusus masa pemulihan yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh saat orang tua tidak nafsu makan atau sedang menjalani proses penyembuhan.
Bila kondisi orang tua telah pulih dan siap menjalani aktivitas, Anda bisa memberikan makanan kaya nutrisi dan dilengkapi susu khusus untuk bantu pemenuhan nutrisi harian dan menjaga kekuatan tubuh.
Dengan begitu, lansia tetap aktif dan siap jalani hari-harinya dengan penuh energi dan bersemangat.