Anda ingin kurus? Harus stop makan malam?
Kata siapa?
Itu pesan yang disampaikan secara terus menerus oleh banyak ahli kala ingin menjalani diet dengan mengecilkan lingkar pinggang.
Terhadap nasihat itu tak sedikit orang yang mematuhi lantas “mengosongkan perut kala melewati jam makan, terutama makan malam.
Benarkah?
Tidak juga. Sebab Anda harus menjalani ritual makan malam. Tapi, tentu saja, dilakukan dengan cara yang tepat.
Apa misalnya?
“Apakah ketika matahari terbenam maka sistem pernapasan dan sirkulasi Anda akan berkurang? Tidak. Oleh sebab itu, bahan bakar alias makanan tetap dibutuhkan tubuh. Oleh sebab itu sebaiknya Anda tetap makan, namun perhatikan jenis dan porsinya,” ungkap nutrisionis Pooja Makhija.
Menurut Pooja, makan malam sebaiknya mengambil porsi yang lebih sedikit dibandingkan sarapan atau makan siang. Ini karena aktivitas kita di malam hari pun lebih sedikit jika dibandingkan dengan aktivitas pada pagi dan siang hari.
“Melewatkan makan malam akan mengakibatkan kesenjangan yang sangat besar antara makanan terakhir Anda hari itu dengan makan berikutnya. Ini bisa membuat nafsu makan membesar, mual, pusing, bahkan tidur jadi tak nyenyak,” imbuh Pooja, dikutip dari berbagai sumber, Sabtu 01 November 2014.
Nah, seperti dikutip dari situs dietnya, www.poojamakhija.com, semakin awal jam makan malam Anda maka akan semakin baik. Alasannya, Anda akan lebih lama juga berasa pada fase metabolik basal, yakni di mana saat tubuh bekerja secara maksimal.
Sebaliknya, saat tidur tubuh memasuki fase metabolik istirahat, sehingga proses pencernaan pun menjadi lebih lambat. Sehingga semakin lama Anda terjaga, maka semakin banyak tubuh Anda membakar kalori.
Mengonsumsi makanan ‘berat’ alias yang mengandung karbohidrat tinggi seperti nasi, pasta, atau kentang dipastikan dengan cepat menaikkan kadar gula darah sehingga menyebabkan kenaikan berat badan dengan signifikan.
“Kuncinya adalah makan seimbang, pilihlah makanan yang ringan, sehat, dan boleh mengonsumsi sedikit karbohidrat,” pesan Pooja.
Banyak orang mengeluhkan setelah mengosongkan perut lantas timbul masalah kesulitan tidur. Penelitian ilmiah membuktikan otak memang sering dibolak balik saat harus tidur dengan perut kosong.
Para ilmuwan dari Utrecht University membuktikan, dalam kondisi lapar diwaktu malam seseorang cenderung stress dan malah memicu kegemukan Kondisi ini tidak menguntungkan, antara lain saat seseorang menghadapi perjudian dengan banyak pilihan.
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan Iowa Gambling Task, sebuah permainan semacam judi dengan menggunakan kartu. Kartu yang dipilih mempunyai nilai tertentu, dengan konsekuensi tertentu pula. Para ilmuan ingin membandingkan pilihan para partisipan, saat lapar dan kenyang.
“Orang lapar tidak mampu menahan untuk tidak memilih pilihan yang menguntungkan dalam janga pendek namun pada akhirnya justru merugikan,” tulis pada ilmuwan, dikutip dari Foxnews.
Menurut para ilmuwan, rasa lapar maupun kenyang tidak berpengaruh terhadap perilaku impulsif. Namun saat lapar, mereka menilai seseorang cenderung percaya pada perasaan bersalah, yang memberi kerugian dalam menghadapi masalah.