Site icon nuga.co

Kegemukan Berdampak Lebih Cepat Mati

“Benar lho, kegemukan bisa mengurangi umur hingga tiga tahun,” tulis “associated  press,” pada rubrik kesehatannya Rabu, 20 Juli 2016.

Berkurang usia hingga tiga tahun?.

Para ilmuwan dari Oxford University, mengiyakan kasus ini dan mengungkapkan  orang yang kelebihan berat badan berisiko mengalami penurunan harapan hidup sebanyak satu tahun, bahkan harapan hidup orang yang sangat gemuk dapat berkurang hingga tiga tahun.

Kelebihan berat badan dinilai sangat berkaitan dengan komplikasi kesehatan termasuk penyakit jantung, stroke dan kanker, dan penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa kegemukan dapat mengambil beberapa tahun usia Anda.

Kelebihan berat badan kini menjadi penyebab kematian dini nomor dua setelah merokok di Amerika Utara dan Eropa.

Bila merokok menyumbang seperempat dari total kematian dini, kegemukan menyumbang hingga dua puluh  persen dari kematian tersebut.

Peneliti menyaring data dari hampir empat juta orang dewasa non-merokok di tiga puluh dua negara yang diterbitkan dari tahun sepanjang empat puluh lima tahun terakhir.

Mereka membandingkan risiko kematian di beberapa tingkat indeks massa tubuh atau BMI serta ukuran lemak tubuh yang dihitung dengan menggunakan tinggi dan berat badan.

Orang yang kelebihan berat berisiko kehilangan satu tahun harapan hidup ketimbang orang dengan berat badan normal, sedang orang yang kegemukan dan sangat gemuk dapat kehilangan tiga  tahun harapan hidup, kata Richard Peto dari Oxford University, salah satu penulis studi.

Penelitian sebelumnya bahkan menemukan, bahwa menjadi sangat gemuk dapat memotong harapan hidup sebanyak delapan tahun.

Studi ini juga menemukan, bahwa menjadi gemuk jauh lebih berbahaya bagi laki-laki daripada perempuan.

“Pria yang kegemukan tiga kali lebih berisiko mengalami kematian dini ketimbang wanita,” kata Peto.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lima belas persen wanita di seluruh dunia dan sebelas persen pria mengalami kegemukan.

Secara keseluruhan, WHO memperkirakan bahwa lebih dari 1 miliar orang dewasa kelebihan berat badan dan enam ratus juta lainnya mengalami obesitas.

Peto mengakui, bahwa diperlukan langkah lebih jauh daripada hanya menyarankan orang-orang untuk menurunkan berat badan, karena menurunkan berat badan pada orang yang kegemukan sangat sulit.

Ia melanjutkan, “Mungkin lebih mudah untuk merekomendasikan orang agar tidak menambah berat badan terutama saat mereka masuk usia 30,” katanya.

Selain faktor durasi kematian yang lebih cepat, kegemukan juga bisa berdampak pada penurunan kecerdasan.

Para ahli mengatakan, lemak tubuh berpengaruh pada level hormon insulin.

Kelebihan lemak akan meningkatkan kadar hormon ini, sehingga mengganggu sinyal antara saraf di otak. Ketika proses ini terganggu, kemampuan berpikir pun menurun.

Walau demikian, lemak bukan satu-satunya penyebab gangguan daya ingat. Orang yang daya ingatnya rendah juga cenderung memiliki berat badan berlebih.

Contohnya saja mereka makan sambil melakukan kegiatan lain sehingga tidak fokus.

Kabar baiknya, penelitian menyebutkan bahwa masalah dalam kemampuan otak ini bisa dikembalikan seperti semula jika berat badan sudah berhasil diturunkan.

Lantas bagaimana kalau sekiranya terlalu kurus

“Terlalu kurus bisa menjadi awal munculnya penyakit pada beberapa individu. Pada saat yang sama, kelebihan berat badan dan obesitas juga tidak optimal untuk kesehatan,” kata Dr William D. Leslie, penulis studi yang merupakan profesor kedokteran dan radiologi di University of Manitoba.

Leslie menambahkan, menjadi terlalu kurus dikaitkan dengan tubuh yang tidak fit dan tidak memiliki kekuatan massa otot. Sehingga, sebaiknya orang yang terlalu kurus segera memperbaiki berat badan untuk bisa mencapai berat normal.

ketimbang orang yang kurus, saat ini jumlah orang yang gemuk atau obesitas jauh lebih banyak.

Namun, peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih punya keterbatasan. Sebab, para peneliti tidak melihat secara detail apa penyebab kematian yang dialami responden, dan hanya melihat responden yang meninggal selama masa penelitian. Dan tidak melihat bagaimana kondisi kesehatan responden sebelum memasuki periode penelitian.

Walau begitu, Dr Carl Lavie, direktur medis dari pusat rehabilitasi dan pencegahan penyakit jantung di John Ochsner Heart & Vascular Institute di New Orleans mengatakan, “Orang dewasa setengah baya atau lebih tua yang kelebihan berat badan atau bahkan cukup gemuk memiliki tingkat kematian lebih tinggi ketimbang mereka yang berada di kisaran berat badan normal.”

Sebaliknya, penelitian tersebut mungkin ingin menekankan kepada responden dengan berat badan kurang untuk menjaga kebugaran. Sehingga dapat memiliki tubuh kurus yang ‘layak’.

Exit mobile version