Site icon nuga.co

Mengenali Gejala Depresi Pada Diri Sendiri

Depressi?

Ya, Jangan Jangan pernah menganggap remeh dengan kondisi ini.

. Kondisi kesehatan mental ini dapat membahayakan jiwa.

Kenali gejala depresi yang terjadi pada diri sendiri dan orang lain, sehingga bisa mendapatkan pertolongan segera.

Gangguan kesehatan mental ini dapat diobati dengan terapi bicara, obat antidepresan, atau kombinasi keduanya. Jika ditangani dengan cepat, kerusakan pada mental dan fisik dapat dicegah.

Depresi merupakan gangguan mental yang paling umum terjadi. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati yang terus menurun hingga putus asa dan hilang minat pada aktivitas.

Bukan sekadar kesedihan belaka, gangguan ini juga mengubah cara berpikir, mengganggu kemampuan bekerja, makan, tidur, dan menikmati hidup.

Sering kali, mereka yang terserang merasa tak bernyawa, kosong, dan apatis. Pria pada umumnya akan mudah marah dan gelisah.

Memahami penyebab dan mengenali gejala dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki kondisi kesehatan mental.

Berikut gejala depresi yang dapat terjadi pada diri sendiri dan juga orang lain, dikutip dari situs kesehatan mental internasional, Help Guide.

Putus asa membuat orang merasa tak memiliki harapan untuk menjadi lebih baik. Pandangan seolah suram dan meyakini tak ada yang bisa dilakukan untuk merubah situasi.

Orang yang depresi acap kali kehilangan minat untuk beraktivitas. Anda tidak lagi peduli pada hobi, waktu senggang, aktivitas sosial, bahkan seksual. Orang depresi juga kehilangan kemampuan merasakan kesenangan dan sukacita.

Perubahan yang signifikan pada berat badan baik bertambah atau berkurang bisa jadi salah satu gejala depresi. Penelitian mencatat perubahan lebih dari  lima  persen dalam sebulan merupakan tanda depresi.

Pola tidur juga ikut berubah seperti mengalami insomnia, bangun saat dini hari, atau tidur berlebihan.

Mudah terganggu, gelisah, marah, dan sering kali kasar juga merupakan gejala depresi. Tingkat toleransi seseorang menurun. Mereka menjadi temperamen dan mudah mengamuk.

Orang depresi juga merasa lelah, lamban, dan fisik pun terkuras. Seluruh tubuh umumnya merasa berat bahkan untuk melakukan hal-hal kecil.

Kerap menyalahkan diri sendiri, merasa diri tidak berharga, dan membenci diri sendiri juga merupakan ciri dari depresi.

Perilaku seseorang pun dapat berubah karena depresi. Mulai dari mencari pelarian diri seperti menyalahgunakan narkoba, berjudi, mengemudi ugal-ugalan, dan mengikuti olahraga berbahaya.

Seseorang yang depresi mengalami kesulitan untuk fokus, membuat keputusan, dan mengingat sesuatu.

Meski depresi mengganggu kesehatan mental, ia juga dapat memengaruhi kesehatan fisik. Salah satu gejala ditandai dengan peningkatan keluhan fisik yang tak jelas penyebabnya seperti sakit kepala, sakit punggung, otot pegal, dan sakit perut.

Jika Anda mengalami gejala depresi ini, segera mencari pertolongan karena depresi dapat diobati.

Selain itu, perlu juga diketahui, depresi bisa menyebabkan berbagai masalah bagi kesehatan. Hanya saja, sebuah studi terbaru menyebutkan bahwa depresi juga berpotensi membuat seseorang jadi lebih cepat tua.

Penelitian dari Amsterdam University Medical Center di Belanda mengungkapkan bahwa orang yang mengalami depresi berakibat DNA jadi lebih tua delapan bulan.

Dalam studi yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry itu, para peneliti memeriksa DNA dari ratusan orang dengan depresi dan tiga ratusan orang tanpa depresi. Para partisipan ini tergabung dalam Netherlands Study of Depression and Anxiety.

Melalui sampel darah, DNA partisipan diteliti perubahannya. Secara umum, DNA akan berubah sesuai usia. Namun depresi ternyata menyebabkan epigenetik berubah lebih cepat.

Epigenetik merupakan studi mengenai perubahan ekspresi gen yang tidak mempengaruhi urutan DNA. Perubahan ekspresi gen bisa terjadi akibat dari banyak faktor, termasuk lingkungan dan gaya hidup.

Dalam beberapa kasus depresi berat, usia biologis bahkan bisa sepuluh hingga lima belas tahun lebih tua dari usia kronologis.

“Faktanya, “jam epigenetik”, pola modifikasi DNA tubuh merupakan indikator usia biologis. Jam ini tampak lebih cepat pada mereka yang mengalami depresi atau stres,” kata Laura Han, ketua studi.

Studi ini juga menemukan bahwa mereka yang mengalami trauma masa kecil secara biologis rata-rata 1,06 tahun lebih tua daripada mereka yang tidak mengalami trauma.

Exit mobile version