Gagal jantung merupakan kondisi yang terjadi saat otot jantung tidak dapat memompa darah secara normal.
Faktor gaya hidup seperti merokok, kelebihan berat badan, asupan makanan tinggi lemak dan kolesterol, dan kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko gagal jantung.
Gagal jantung biasanya terjadi akibat kondisi kesehatan atau tekanan yang membuat jantung bekerja terlalu keras.
Penyakit ini ditandai dengan gejala sesak napas, kelelahan, pembengkakan di bagian kaki, dan detak jantung tidak teratur.
Berdasarkan situs kesehatan jantung internasional Heart.org, ada beberapa kondisi yang dapat berujung atau menyebabkan gagal jantung.
Memiliki satu atau lebih kondisi tersebut akan semakin meningkatkan risiko gagal jantung.
Ini beberapa kondisi yang bisa menyebabkan terjadinya gagal jantung:
Penyakit arteri koroner terjadi akibat kolesterol dan timbunan lemak menumpuk di arteri jantung, sehingga jumlah darah yang mencapai otot jantung berkurang.
Penyakit ini menimbulkan sakit dada dan jika darah terhambat total dapat menyebabkan serangan jantung.
Penyakit ini juga berkontribusi pada tekanan darah tinggi yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan gagal jantung.
Serangan jantung terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otot jantung tersumbat. Alhasil, jantung tak menerima oksigen dan nutrisi penting lainnya.
Serangan jantung yang pernah terjadi di masa lalu pada seseorang dapat meningkatkan risiko gagal jantung.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko utama gagal jantung.
Saat tekanan dalam pembuluh darah terlalu tinggi, jantung harus memompa darah lebih keras untuk menjaga sirkulasi darah. Kondisi ini berisiko besar mengarah pada gagal jantung.
Masalah yang terdapat pada katup jantung ini dapat disebabkan oleh penyakit, infeksi, atau cacat saat lahir.
Ketika katup tidak membuka atau menutup sepenuhnya, otot jantung harus memompa lebih keras untuk menjaga darah bergerak.
Akibatnya jantung bekerja lebih keras dan dapat berujung pada gagal jantung.
Penyakit otot jantung seperti kardiomiopati dilatasi, kardiomiopati hipertrofik atau peradangan dapat merusak otot jantung dan meningkatkan risiko gagal jantung.
Kerusakan ini umumnya terjadi karena penggunaan narkoba, alkohol, dan infeksi virus.
Selain itu, cacat jantung sejak lahir, penyakit paru-paru, diabetes, obesitas, dan sleep apnea juga merupakan faktor yang meningkatkan risiko gagal jantung.
Dikutip dari situs kesehatan Mayo Clinic, tidak semua kondisi yang menyebabkan gagal jantung dapat disembuhkan.
Namun, perawatan yang tepat dapat memperbaiki gejala.
Perubahan gaya hidup seperti berolahraga, mengurangi garam dalam diet, mengelola stres dan menurunkan berat badan dapat meningkatkan kualitas hidup.