Kopi, teh, atau decaf!
Apapun pilihan Anda, mengonsumsi salah satu jenis minuman itu dapat menekan risiko mengidap diabetes, demikian hasil analisa terbaru delapan belas studi yang melibatkan ratusan ribu orang.
Kajian terhadap suatu riset pada dua belas tahun lalu menyimpulkan, orang yang meminum kopi paling banyak menghadapi kemungkinan tiga kali lebih kecil mengidap diabetes dibanding mereka yang paling sedikit meminum kopi, kata Dr Rachel Huxley dari University of Sydney, Australia.
Beberapa tahun sejak itu, jumlah penelitian mengenai hubungan kopi dan risiko diabetes meningkat lebih dari dua kali lipat.
Sementara studi lainnya menunjukkan bahwa teh dan kopi non-kafein mungkin juga bersifat mencegah.
Untuk memperbarui bukti tersebut, Huxley dan timnya menganalisis delapan belas riset yang mengaitkan kopi, decaf, dan teh, dengan resiko diabetes
Diabetes, yang seringkali dikaitkan dengan obesitas, diderita hampir delapan persen penduduk AS, menurut “US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases“.
Dari tiap secangkir kopi yang dikonsumsi setiap hari, para ahli mencatat risiko seseorang terserang diabetes berkurang sebanyak tujuh persen.
Pada keenam studi itu, yang meneliti kopi non-kafein, para peneliti mendapati, orang yang mengkonsumsi lebih dari tiga atau empat gelas kopi per hari memiliki risiko diabetes tiga puluh enam persen lebih rendah.
Dalam tujuh studi yang meneliti kebiasaan minum teh dan risiko diabetes, orang yang minum lebih dari tiga atau empat gelas per hari menghadapi risiko delapan belas persen lebih rendah untuk terserang diabetes.
Menurut catatan Huxley dan timnya, analisis saat ini mungkin terlalu memperbesar estimasi dampak minuman itu terhadap risiko diabetes karena faktor statistik dengan skala studi yang lebih kecil.
Juga tak mungkin untuk mengatakan dari bukti saat ini bahwa pecandu berat kopi dan teh serta minuman non-kafein tak memiliki karakteristik lain yang mungkin melindungi mereka dari diabetes, semisal diet yang lebih sehat.
Fakta bahwa dampak yang terlihat dari decaf, kopi dan teh seperti nyata, semua itu bukan hanya pada kafein semata, tapi mungkin juga berkaitan dengan bahan lain yang ditemukan pada minuman itu.
Sebagai contoh magnesium, lignan bahan kimia mirip estrogen yang ditemukan pada tanaman atau asam klorogenik yang merupakan antioksidan yang memperlambat terlepasnya gula ke dalam darah setelah makan.
Riset klinis dibutuhkan guna menyelidiki apakah memang minuman itu membantu mencegah diabetes.
Jika manfaat itu terbukti benar, para dokter mungkin dapat mulai menasehati pasien yang berisiko diabetes bahwa bukan hanya harus olahraga dan mengurangi berat badan, tapi juga minum teh dan kopi.